Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Hubungan AS-Ukraina Mendidih, Trump Sebut Zelensky Diktator dan Komedian yang Terjun dalam Perang

Perang di Ukraina memasuki tahun ketiga tanpa tanda-tanda berakhir, hubungan Presiden Donald Trump dan Presiden Volodymyr Zelensky pun memburuk.

|
Kremlin.ru
TRUMP DAN PUTIN - Foto ini diambil pada Rabu (19/2/2025) dari publikasi resmi Kremlin, memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden AS Donald Trump (kiri) berfoto sebelum melakukan pertemuan resmi di Helsinki, Finlandia, pada 16 Juli 2018. Trump menyebut Zelensky sebagai diktator tanpa pemilu dan menyindir Zelensky yang sebelum mengarungi dunia politik berprofesi sebagai komedian. 

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyebut upaya Ukraina untuk merebut kembali seluruh wilayahnya sejak 2014 sebagai tujuan yang "tidak realistis."

Trump bahkan menyalahkan Zelensky atas dimulainya invasi Rusia dan mengklaim bahwa Ukraina bisa saja menghindari perang dengan membuat kesepakatan lebih awal.

Respons Komunitas Internasional

Rusia telah lama mengklaim bahwa invasi mereka ke Ukraina diperlukan untuk melindungi warga sipil dan mencegah Ukraina bergabung dengan NATO.

Di sisi lain, Ukraina dan sekutunya di Eropa menganggap invasi itu sebagai agresi yang tidak beralasan.

Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, mengatakan bahwa jika dilihat dengan objektif, Rusia yang sebenarnya hidup dalam kondisi kediktatoran, bukan Ukraina.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menanggapi dengan tegas: "Tidak seorang pun dapat memaksa Ukraina untuk menyerah."

Di AS, kritik terhadap Trump semakin tajam. Senator Demokrat Chris Van Hollen mengatakan bahwa komentar Trump adalah "momen yang memalukan bagi Amerika Serikat."

Perang Kata-kata yang Memanas

Zelensky merespons Trump dengan mengatakan bahwa Trump hidup dalam "jaringan disinformasi" Rusia tentang perang di Ukraina. Ia menegaskan bahwa Ukraina tidak pernah memulai perang ini.

Kritik terhadap Trump datang dari banyak pihak, termasuk media.

Koresponden Al Jazeera, Kimberly Halkett, menilai komentar Trump merupakan taktik "intimidasi klasik" yang berusaha merendahkan pemimpin Ukraina.

Dikutip dari The New York Times, Zelensky menegaskan Ukraina tidak akan pernah menyerah, dan menuntut jaminan keamanan yang kuat untuk perdamaian yang abadi.

Ia juga mendesak Eropa dan AS untuk bekerja sama dalam mencari penyelesaian perang ini.

Pada saat yang sama, utusan AS Keith Kellogg telah tiba di Kyiv untuk melanjutkan pembicaraan lebih lanjut dengan Ukraina.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved