Rabu, 1 Oktober 2025
Deutsche Welle

Kaum Transgender Asia-Amerika Terancam Hadapi Diskriminasi Ganda

Retorika antitransgender dan permusuhan terhadap Cina yang digencarkan Presiden Donald Trump dikhawatirkan kaum minoritas seksual…

Deutsche Welle
Kaum Transgender Asia-Amerika Terancam Hadapi Diskriminasi Ganda 

"Selama Anda melakukan apa yang seharusnya Anda lakukan dan menempatkan diri di luar sana, identitas Anda seharusnya tidak menjadi masalah sama sekali," tambahnya.

Retorika antitransgender di bawah Trump

Retorika antitransgender Trump muncul selama kampanye presiden 2024. Menurut lembaga penyiaran publik Amerika NPR, tim Trump menginvestasikan sedikitnya USD17 juta pada iklan televisi antitransgender, yang ditayangkan lebih dari 30.000 kali di tujuh negara bagian.

"Kami dibanjiri iklan politik," kata Albert. "Saya merasa pemilihan ini berbeda dalam hal jumlah iklan yang kami dapatkan."

Ketujuh negara bagian yang belum jelas arah politiknya tempat iklan itu diputar dimenangkan oleh Trump. Selain itu, jajak pendapat Associated Press mengungkapkan bahwa 55% pemilih secara nasional percaya bahwa dukungan untuk hak transgender oleh pemerintah telah "melampaui batas."

Bagi Albert, perintah Trump bukan kesan pertama bahwa masyarakat tidak menerima identitasnya. Tumbuh dalam keluarga kulit putih di lingkungan konservatif di pinggiran kota Philadelphia, dia terus-menerus merasa dikucilkan karena beretnis Tionghoa.

"Tinggal di daerah yang mayoritas penduduknya berkulit putih, saya selamanya adalah orang asing," katanya.

Ada kekhawatiran diskriminasi terhadap orang Asia Amerika dapat menyertai iklim politik yang bermusuhan secara keseluruhan terhadap Cina dan retorika anti-imigrasi Trump.

Politisasi isu transgender

Yuan Wang, direktur eksekutif Lavender Phoenix, sebuah kelompok advokasi untuk LGBTQ+ Asia dan Kepulauan Pasifik di AS, mengatakan, banyak orang transgender dan non-biner adalah pengungsi dan anak-anak pengungsi.

"Dalam beberapa tahun terakhir, menjadi sangat jelas bagi kami bahwa kaum konservatif melihat isu transgender sebagai isu yang memecah belah. Mereka melihatnya sebagai cara untuk menciptakan kontroversi," katanya kepada DW.

"Kami tidak berharap Trump menjabat dan kemudian tiba-tiba mengatakan hal-hal yang baik," kata Wang. "Kami tahu bahwa ini adalah salah satu alat yang digunakannya untuk terpilih."

Menurut American Civil Liberties Union, ACLU, ada 339 RUU anti-LGBTQ+ yang sedang dalam proses legislatif di seluruh negeri.

"Saya pikir menjadi trans tidak harus selalu dijadikan tontonan politik," kata Albert. "Kebanyakan orang trans hanya ingin menjalani hidup mereka dan dibiarkan sendiri." Holder, yang dapat dikeluarkan dari militer berdasarkan perintah eksekutif Trump, mengatakan bahwa dia terbuka untuk berdialog dengan orang-orang yang menentang hak-haknya.

"Saya ingin berbagi cerita dan pengalaman saya dalam berseragam dan menunjukkan kepada orang-orang bahwa kami bukan musuh, bahwa kami dapat bekerja sebaik orang lain yang berseragam, bahwa kami dapat mengabdi dengan terhormat dan melaksanakan tugas kami untuk negara," kata Holder.

"Kami bukanlah semacam infeksi yang merusak militer," katanya. "Kami hanya ingin mengabdi."

Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved