Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Tangkap Haredi yang Mencoba Kabur ke Luar Negeri Lewat Bandara Ben Gurion

Tolak ikut wajib militer, siswa yeshiva ultra-Ortodoks ditangkap di bandara Ben Gurion saat sedang mencoba kabur dari Israel dengan menaiki pesawat.

Tangkap layar CNN/kredit foto: Oded Balilty/AP/Berkas
YAHUDI ULTRA-ORTODOKS. - Pria Yahudi Ultra-Ortodoks memblokir jalan raya selama protes terhadap perekrutan tentara di Bnei Brak, Israel, pada 27 Juni 2024. Tolak ikut wajib militer, siswa yeshiva ultra-Ortodoks ditangkap di bandara Ben Gurion saat sedang mencoba kabur dari Israel dengan menaiki pesawat. 

TRIBUNNEWS.COM - Pada Jumat (6/2/2025) malam, seorang siswa yeshiva ultra-Ortodoks ditangkap di bandara Ben Gurion, Tel Aviv.

Ia sedang mencoba kabur dari Israel dengan menaiki pesawat, menurut laporan The Times of Israel yang mengutip sumber media Ibrani.

Penangkapan ini adalah yang pertama kalinya terhadap seorang pria Haredi yang menolak mematuhi perintah wajib militer.

Seperti diketahui, militer Israel mengeluarkan panggilan kepada ribuan anggota komunitas ultra-Ortodoks, yang dikenal sebagai Haredim, untuk mengikuti wajib militer.

Pada Juni 2024 lalu, Pengadilan Tinggi Israel secara kontroversial memutuskan pemerintah dapat merekrut mahasiswa Haredi, yang sebelumnya dikecualikan dari wajib militer, Al Jazeera melaporkan.

Keputusan ini diambil karena semakin banyak yang mengharapkan mereka ikut berperang, mengingat perang yang panjang dan terus berlangsung di negara tersebut.

Sebagai respons atas penangkapan tersebut, aksi protes anti-wajib militer oleh Haredi sedang direncanakan di seluruh Israel, seperti yang dilaporkan Channel 12 Israel.

Ynet juga melaporkan, demonstrasi akan diadakan di luar penjara tempat pria yang ditahan tersebut.

Penolakan untuk mengikuti wajib militer sudah dilakukan pria Haredi sejak Juni 2024.

Sebagai pengingat, pada pertenganan bulan Januari, bentrokan sengit terjadi antara kaum Yahudi Ultra-Ortodoks dan polisi Israel di Tel Hashomer, dekat Tel Aviv.

Puluhan anggota komunitas Yahudi Haredi berkumpul di depan pusat perekrutan tentara Israel terbesar untuk memprotes kebijakan yang mewajibkan mereka mendaftar menjadi tentara pada Rabu (15/1/2025).

Baca juga: Muncul Gambar Bintang Daud Raksasa di Beit Hanoun, Lambang Yahudi Terlihat di Google Maps

Para penganut Yahudi Ultra-Ortodoks memprotes rencana pemerintah yang mewajibkan komunitas Haredi untuk mengikuti dinas militer.

Mereka menutup jalan sebagai bentuk protes dan bentrok dengan polisi yang berusaha membubarkan aksi tersebut.

Polisi menganggap demonstrasi itu ilegal, Palestine Chronicle melaporkan.

Aparat kemudian berusaha menghalangi pergerakan para pengunjuk rasa.

Beberapa peserta protes bahkan meneriakkan, "Kematian lebih baik daripada perekrutan."

Ringkasan perkembangan terkini perang Israel-Hamas

Berikut ini peristiwa terbaru yang berlangsung di Gaza, yang dikutip dari Al Jazeera:

  • 183 Tawanan Palestina Akan Dibebaskan

Hamas menyebutkan nama tiga tawanan Israel – Eli Sharabi, Ohad Ben Ami, dan Or Levy – yang akan dibebaskan pada Sabtu (8/2/2025) sebagai imbalan atas 183 tawanan Palestina.

  • 12.000 Mayat Terkubur Reruntuhan di Jalur Gaza

Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan lebih dari 12.000 mayat diperkirakan terperangkap di bawah reruntuhan di daerah kantong itu, tetapi Israel mencegah peralatan berat yang diperlukan untuk menyelamatkan mereka memasuki Jalur Gaza.

  • Mesir dan Negara-negara Arab Tolak Relokasi Warga Gaza

Mesir mengatakan pihaknya telah melakukan kontak dengan mitra-mitra Arab – termasuk Yordania, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab – untuk menegaskan penolakan kawasan tersebut terhadap pemindahan warga Palestina setelah Presiden Trump mengatakan penduduk Gaza harus direlokasi.

  • AS Jual Bom hingga Rudal Hellfire ke Israel

Departemen Luar Negeri AS telah menandatangani penjualan bom, peralatan pemandu, dan sekering senilai $6,75 miliar kepada Israel, selain rudal Hellfire senilai $660 juta, menurut Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan.

  • Bocah 10 Tahun Meninggal di RS setelah Ditembak Tentara Israel

Saddam Rajab, seorang bocah Palestina berusia 10 tahun, meninggal di rumah sakit lebih dari seminggu setelah seorang tentara Israel menembaknya selama serangan di kota Tulkarem, Tepi Barat yang diduduki.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved