Selasa, 7 Oktober 2025
Deutsche Welle

Bekukan Anggaran Riset, Trump Ancam Supremasi Sains Amerika

Langkah Presiden Trump membekukan anggaran lembaga riset AS memicu panik di kalangan ilmuwan. Pembekuan diyakini akan berdampak negatif…

Deutsche Welle
Bekukan Anggaran Riset, Trump Ancam Supremasi Sains Amerika 

Panik menjalar di kalangan ilmuwan Amerika Serikat setelah Presiden Donald Trump membekukan anggaran Institut Kesehatan Nasional, NIH, lembaga riset terbesar negara. Pembatasan belanja diterbitkan, setelah sebelumnya pengadilan membatalkan perintah presiden untuk menghentikan program beasiswa dan pendanaan riset yang sudah bergulir.

NIH adalah institusi biomedis terbesar di dunia yang menyediakan lebih dari $USD47 miliar setiap tahunnya untuk penelitian kesehatan. Yayasan ini mendanai lebih dari 300.000 peneliti di lebih dari 2.500 universitas dan lembaga penelitian AS dan internasional.

"Kekacauan ini benar-benar menakutkan. Pembatasan belanja adalah ancaman bagi kebebasan akademis. Banyak ilmuwan dan teknisi yang panik dan tidak tahu apakah mereka bisa punya masa depan dalam penelitian," kata seorang ilmuwan di Harvard Medical School, AS, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, kepada DW.

Kenneth Evans, pakar kebijakan publik sains dan teknologi di Rice University, Texas, mengatakan pemerintahan Donald Trump kini telah menjadikan AS "tempat yang tidak bersahabat bagi para peneliti".

"Tidak ada kabar baik bagi sains AS. Ditambah dengan serangan terhadap pegawai negeri, yang ribuan di antaranya adalah ilmuwan, pemerintahan Trump telah menjadikan Amerika Serikat sebagai tempat yang tidak bersahabat bagi para peneliti," katanya.

Dampak jangka panjang

Pembekuan anggaran muncul dalam paket perintah eksekutif yang ditandatangani Presiden Trump pada tanggal 27 Januari. Perintah dirancang untuk mengubah kebijakan Presiden Joe Biden pada beberapa bidang riset, termasuk iklim dan kesehatan masyarakat. Perintah eksekutif dari Gedung Putih juga bermaksud memangkas tenaga kerja pemerintah, termasuk para ilmuwan.

Pada tanggal 31 Januari, pengadilan federal mementahkan perintah presiden dan menginstruksikan lembaga-lembaga negara terkait untuk terus menggunakan anggaran. Meski demikian, dampaknya tetap akan mempengaruhi riset ilmu pengetahuan AS dalam jangka panjang, kata Evans.

"Perguruan tinggi dan universitas AS bertindak hati-hati, merevisi dan menutup program serta kurikulum yang mungkin bertentangan dengan perintah Trump," imbuhnya. Sementara itu, kemajuan ilmiah terus berlanjut di belahan dunia lain. Evans mengatakan sudah ada bukti "para pelajar dan ilmuwan yang terkena imbas akibat peraturan baru ini mencari peluang yang lebih baik di luar negeri untuk pendidikan dan karir mereka".

"Jika pemerintahan Trump ingin memperkuat superioritas Amerika dalam bidang sains dan teknologi, hanya ada sedikit bukti bahwa mereka menganggap serius janji itu," katanya.

"Efisiensi pemerintah" merusak sains AS

Pembekuan anggaran oleh Trump sempat menyebabkan terhetinya kegiatan penelitian ilmiah di seluruh AS. Meskipun sebagian besar riset telah kembali dilanjutkan, masih belum jelas dana federal mana yang akan dibekukan. Banyak ilmuwan masih diliputi ketidakpastian, menunggu kabar apakah mereka akan menerima dana penelitian yang telah dijanjikan, menurut sumber anonim kepada DW.

Dia juga meyakini tindakan pemerintahan Trump telah menunda terobosan ilmiah dan medis yang penting. "Anda harus memahami dasar sains untuk memandu masa depan penelitian dan teknologi. Jika ilmuwan tidak percaya pada tanah yang mereka pijak, bagaimana mereka dapat melakukan pekerjaan mereka?" kata dia.

"Eksperimen ilmiah direncanakan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelumnya. Jika pendanaan dihentikan atau tidak diperbarui, hal itu akan memengaruhi upaya penelitian selama bertahun-tahun."

Pembekuan dana juga dinilai akan melukai keberagaman dan keterwakilan di lembaga publik yang masih didominasi laki-laki kulit putih. "Representasi di seluruh penelitian ilmiah tidak sempurna, jadi kami mencoba meningkatkan keberagaman dan representasi yang lebih baik di dunia akademis," kata sumber tersebut.

Pemerintahan Trump kini tengah meninjau program NIH yang akan menerima dana federal. Sebagai bagian dari peninjauan tersebut, lembaga-lembaga harus menjawab serangkaian pertanyaan untuk setiap program, termasuk apakah program tersebut mendanai program kesetaraan, mendukung "imigran gelap" atau mempromosikan "ideologi gender."

Apa selanjutnya?

Evans mengatakan bahwa dirinya merasa khawatir tentang masa depan jangka panjang lembaga sains nasional sebagai pilar supremasi Amerika di luar negeri.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved