Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Suriah

Menteri Israel Ngotot IDF Tetap Duduki Gunung Hermon di Suriah Tanpa Batas Waktu

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz menegaskan IDF tetap menguasai zona penyangga di Gunung Hermon, Suriah, tanpa batas waktu yang ditentukan.

Akun Menteri Pertahanan Israel di medsos X (@Israel_katz)
ISRAEL DI GUNUNG HERMON - File foto yang diambil dari unggahan akun Israel Katz di X pada Rabu (29/1/2025), memperlihatkan Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, berbicara dengan salah satu perwira IDF, sementara Perdana Menteri Israel Netanyahu dengan kacamata (kiri) berdiri di samping Kepala Staf IDF, Herzi Halevy (kanan) ketika meninjau situasi keamanan IDF yang menduduki puncak Gunung Hermon di Suriah pada 18 Desember 2024. Pada Selasa (28/1/2025), Israel Katz menegaskan IDF akan tetap berada di Gunung Hermon tanpa batas waktu. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan tetap menduduki puncak Gunung Hermon di Suriah tanpa batas waktu.

Israel Katz beralasan bahwa IDF harus mengambil alih zona penyangga tersebut setelah Presiden Suriah Bashar al-Assad digulingkan dari kekuasaan oleh aliansi oposisi bersenjata Hayat Tahrir al-Sham (HTS) pada 8 Desember 2024.

"Tentara Israel akan tetap berada di puncak Gunung Hermon di Suriah selatan untuk jangka waktu yang tidak terbatas," kata Israel Katz pada Selasa (28/1/2025).

Ia mengatakan keputusan itu untuk menjamin keamanan penduduk di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

"Israel tidak akan mengizinkan pasukan musuh ditempatkan di Suriah selatan," katanya, merujuk pada kelompok bersenjata di Suriah yang menurutnya dapat mengambil alih zona penyangga, seperti diberitakan Al Jazeera.

Menteri Pertahanan Israel juga mengklaim hal ini demi memperkuat hubungan dengan penduduk lokal, terutama dengan komunitas Druze di Dataran Tinggi Golan.

Sebelumnya, Israel Katz mengunjungi pasukannya di puncak Gunung Hermon untuk meninjau situasi keamanan di sana pada Selasa.

Perbatasan Suriah-Israel tetap tenang selama puluhan tahun berdasarkan perjanjian tahun 1974 yang menetapkan zona penyangga demiliterisasi yang dipatroli PBB setelah Perang Yom Kippur atau Perang Oktober tahun 1973.

Namun setelah Presiden Suriah Bashar Assad digulingkan pada Desember lalu, pasukan Israel memasuki zona penyangga seluas 400 kilometer persegi dan menyebutnya sebagai langkah sementara untuk memblokir pasukan musuh.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemudian mengatakan Israel akan tetap berada di sana hingga ada pengaturan lain yang menjamin keamanan Israel.

Pernyataan itu menuai kritik dari penduduk zona tersebut dan negara-negara Arab, seperti diberitakan Al Arabiya.

Baca juga: Netanyahu Kunjungi Gunung Hermon, IDF Siap Bangun Benteng Pertahanan

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved