Lonjakan Pengangguran dan Gelandangan di AS: Apa Penyebabnya?
Gelandangan di AS meningkat 18 persen, menjadikan situasi ini sebagai salah satu tantangan besar bagi ekonomi dan masyarakat

TRIBUNNEWS.COM - Di Amerika Serikat, angka pengangguran dan jumlah gelandangan mengalami lonjakan yang signifikan, menjadikan situasi ini sebagai salah satu tantangan besar bagi ekonomi dan masyarakat.
Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab dan dampak dari fenomena ini yang mengkhawatirkan.
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah penerima tunjangan pengangguran mencapai 19 juta, yang merupakan angka tertinggi sejak November 2021.
ABC News melaporkan bahwa tingkat pengangguran yang diasuransikan secara musiman mencapai 12 persen.
Selain itu, moving average selama empat minggu meningkat hingga 21.135 ribu. Ini berarti terjadi kenaikan sekitar 750 ribu dari rata-rata pekan sebelumnya.
Lebih banyak pengangguran di AS saat ini kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan baru, dan hal ini memicu kekhawatiran akan memburuknya pasar tenaga kerja serta potensi resesi ekonomi.
Apa yang menyebabkan lonjakan angka pengangguran ini?
Apa Saja Faktor Penyebab Lonjakan Pengangguran?
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap lonjakan pengangguran di AS antara lain:
- Pemangkasan Hubungan Kerja (PHK):
Banyak perusahaan yang melakukan pemangkasan tenaga kerja sebagai respons terhadap tekanan ekonomi.
- Penutupan Cabang Usaha:
Sejumlah industri terpaksa menutup cabang mereka, yang mengakibatkan hilangnya pekerjaan.
Mengapa Jumlah Gelandangan di AS Juga Meningkat?
Dalam konteks yang sama, jumlah gelandangan atau tunawisma di AS tercatat naik 18 persen, mencapai 771.000 orang pada tahun 2024.
Departemen Perumahan dan Pembangunan Perkotaan AS (HUD) menyebutkan bahwa lonjakan ini sebagian besar disebabkan oleh bencana alam yang merusak rumah para migran, sehingga mereka kehilangan tempat tinggal.
Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Lonjakan Jumlah Gelandangan?
Beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan jumlah gelandangan meliputi:
- Bencana Alam:
Kerusakan yang diakibatkan oleh bencana alam mengakibatkan banyak orang kehilangan rumah.
- Inflasi Tinggi:
Kenaikan harga perumahan yang signifikan membuatnya sulit diakses bagi banyak keluarga, terutama mereka yang berada dalam kategori pendapatan menengah dan rendah.
- Stagnasi Upah:
Gaji yang tidak meningkat seiring dengan biaya hidup yang tinggi berkontribusi pada situasi sulit ini.
- Rasisme Sistemik:
Dampak dari diskriminasi yang berkelanjutan mempersulit akses bagi kelompok tertentu, termasuk imigran, untuk mendapatkan perumahan yang layak.
Apa Dampak dari Lonjakan Gelandangan dan Pengangguran?
Laporan HUD mengindikasikan bahwa krisis perumahan yang semakin memburuk dan layanan tunawisma telah mencapai titik maksimum.
Hal ini memperparah kondisi bagi mereka yang terpaksa hidup di tempat terbuka, termasuk pembangunan tenda di trotoar kota, penampungan darurat, atau lokasi tanpa izin tinggal di AS.
Dalam situasi ini, penting untuk memahami bahwa masalah ini tidak hanya berdampak pada individu yang terlibat, tetapi juga pada masyarakat secara keseluruhan.
Sektor sosial dan ekonomi di AS berpotensi mengalami tekanan yang lebih besar jika solusi yang efektif tidak segera diterapkan.
Apa Langkah Selanjutnya?
Melihat keadaan ini, perlu adanya kebijakan dan intervensi yang mendukung mereka yang terpengaruh oleh lonjakan angka pengangguran dan gelandangan.
Hal ini mencakup perhatian terhadap penguatan program sosial, aksesibilitas perumahan terjangkau, dan dukungan ekonomi bagi mereka yang kehilangan pekerjaan.
Mengatasi masalah ini adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.