Konflik Rusia Vs Ukraina
Tentara Korea Utara Mengira Perang di Ukraina Hanya Latihan Militer
Tentara Korea Utara yang bertempur untuk Rusia melawan Ukraina mengira perang itu hanya latihan militer.
TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Tentara Korea Utara yang bertempur untuk Rusia melawan Ukraina mengira perang itu hanya latihan militer.
Hal itu terungkap dari video yang dirilis oleh Ukraina seperti dikutip dari Newsweek, Selasa (21/1/2025).
Dari video itu tampak dua tawanan perang Korea Utara yang ditangkap di Ukraina sedang berbicara.
Mereka mengaku melalui seorang penerjemah bahwa mereka tidak tahu di negara mana mereka berada.
Sementara salah satu tentara mengatakan dia diberi tahu bahwa mereka dikirim untuk mengikuti latihan perang.
Ribuan Tentara Korea Utara Bela Rusia
Rusia telah mengimpor 12.000 tentara dari Korea Utara untuk membantunya mendapatkan wilayah di Ukraina sejak Oktober tahun lalu.
"Rusia mengirim mereka ke beberapa bagian garis depan yang paling berbahaya dan mematikan," menurut laporan Ukraina.
Meski Korea Utara dan Rusia membantah laporan bahwa tentara Korea Utara bertempur di Ukraina.
Menurut intelijen Ukraina dan Korea Selatan, antara 3.000 hingga 4.000 warga Korea Utara telah tewas sejak datang untuk berperang di Ukraina.
Tetapi rekaman terbaru tentara yang ditangkap menunjukkan mereka mungkin tidak tahu siapa yang mereka lawan atau dimana mereka tewas.
Rindu Kampung Halaman
Rekaman seorang tentara Korea Utara, yang disebarkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (20/1/2025) kemarin menunjukkan tentara tersebut mengaku tidak menerima pelatihan yang memadai sebelum terjun ke perang Ukraina.
Dia mengaku diangkut dengan kapal kargo bukan kapal militer.
Dan bahwa ibunya saat ini tidak tahu di mana ia berada.
"Komunikasi antara tentara Korea Utara yang ditangkap dan penyidik SSU terus berlanjut. Data intelijen tentang pergerakan pasukan tersebut ke wilayah Rusia, pelatihan mereka, dan isolasi informasi lengkap telah dikonfirmasi oleh para tahanan," tulis Zelensky di X (Twitter) bersama dengan video tentara tersebut .
Video lain, dirilis pada tanggal 12 Januari, menunjukkan seorang tentara Korea Utara ditanyai apakah dia tahu di mana dia berada.
Dia kemudian menggelengkan kepalanya sebagai jawaban "tidak".
Menurut laporan Newsweek, banyak tentara Korea Utara yang ikut berperang telah bunuh diri agar tidak ditangkap.
Hal ini mungkin karena perintah dari atasan yang mencoba menghilangkan bukti keterlibatan Korea Utara dalam perang ini.
Hal ini mungkin juga karena tentara Korea Utara takut disiksa sebagai tawanan perang.
Selain itu, tentara yang terekam kamera mungkin percaya bahwa mereka perlu menjawab interogasi dengan cara tertentu karena takut disiksa.
Sementara para prajurit yang tertangkap kamera mengatakan mereka tidak tahu di mana mereka dikirim untuk bertempur.
Bukti dari buku harian prajurit Korea Utara yang tewas menunjukkan bahwa ia tahu bahwa dirinya berada di Rusia saat bertempur di sana, tetapi rindu pada Korea Utara.
Entri buku harian itu berbunyi "Merindukan tanah air saya, setelah meninggalkan pelukan hangat ayah dan ibu tercinta di tanah Rusia ini," menurut The Sunday Times .
Keluarga dari tentara yang ditangkap mungkin juga menghadapi akibat yang berat di negara asal mereka.
Terutama jika mereka memilih membelot ke Ukraina, karena rezim tersebut menargetkan keluarga para pembelot untuk mendapatkan hukuman termasuk isolasi dan kerja paksa.
Apa Kata Orang
Presiden Volodymyr Zelensky : "Selain tentara pertama yang ditangkap dari Korea Utara, niscaya akan ada lebih banyak lagi. Hanya masalah waktu sebelum pasukan kita berhasil menangkap yang lainnya. Tidak boleh ada keraguan di dunia bahwa tentara Rusia bergantung pada bantuan militer dari Korea Utara... Ukraina siap menyerahkan tentara Kim Jong Un kepadanya jika ia dapat mengatur pertukaran mereka dengan prajurit kita yang ditawan di Rusia."
Daniel Tudor, salah satu penulis North Korea Confidential mengatakan kepada The Sunday Times : "Perhitungan yang akan mereka buat adalah 'Saya bisa tinggal di Eropa dan memiliki kehidupan yang lebih baik, tetapi di sisi lain, apa yang akan terjadi pada ibu dan ayah saya?' Rezim tersebut dapat mengirim keluarga Anda ke kamp kerja paksa, mungkin untuk waktu yang sangat lama."
Presiden AS yang baru saja dilantik Donald Trump mengatakan akan mengusahakan perjanjian gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina dalam 100 hari pertamanya menjabat.
Pengamat Rusia telah menekankan bahwa gencatan senjata perlu mengatasi akar masalah ekspansionisme Rusia, dan keamanan jangka panjang Ukraina .
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.