Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Pemimpin Iran Ali Khamenei Pakai Rompi Anti-peluru di Pemakaman Hakim yang Tewas Ditembak?

Dugaan penggunaan rompi antipeluru Khamenei ini menunjukkan kalau Iran dalam kondisi waspada kalau tokoh-tokoh mereka dalam bidikan senjata Israel

RNTV/TangkapLayar
Unggahan di media sosial tentang penampilan pemimpin Iran Khamenei yang tampak lebih gemuk. Diduga Khamenei menggunakan rompi antipeluru yang menandakan Iran dalam situasi waspada kalau tokoh penting mereka menjadi bidikan senjata musuh, terutama Israel. 

Pemimpin Iran Ali Khamenei Pakai Rompi Antipeluru di Pemakaman Hakim yang Tewas Ditembak?

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei dilaporkan menghadiri pemakaman dua hakim senior Mahkamah Agung Iran, Mohammad Moghiseh dan Ali Razini, Senin (20/1/2025).

Kedua Hakim tersebut tewas ditembak di Teheran sehari sebelumnya.
 
Upacara pemakaman yang diadakan di ibu kota itu ditandai dengan peningkatan keamanan dan memicu spekulasi luas mengenai pakaian yang dikenakan Khamenei pada momen itu.

Baca juga: Jaringan Terowongan Kelompok Proksi Iran di Deir ez-Zor Suriah Tembus ke Damaskus hingga Lebanon  

Para pengamat mencatat, ukuran tubuh Khamenei tampak lebih besar dari biasanya selama salat jenazah, dan ada yang berspekulasi ia mungkin mengenakan rompi antipeluru.

Analis keamanan dan geopolitik, Jason Brodsky berkomentar di media sosial, "Khamenei tampak sedikit lebih gemuk dari biasanya hari ini ketika ia berdoa di depan jenazah dua hakim di Iran yang terbunuh kemarin. Rompi antipeluru? Jika ya, itu cukup mengungkap paranoia dalam rezim tersebut karena ini adalah upacara yang diadakan dengan pejabat pengadilan."

Pembunuhan Hakim Moghiseh dan Razini telah membuat otoritas keamanan Iran bekerja keras mengungkap kasus tersebut, termasuk mencari motif pembunuhan.

Unggahan di media sosial tentang penampilan pemimpin Iran Khameini yang tampak lebih gemuk.
Unggahan di media sosial tentang penampilan pemimpin Iran Khamenei yang tampak lebih gemuk. (rntv)

Juru bicara Kehakiman Iran, Asghar Jahangir menyatakan kalau keterlibatan dua hakim yang tewas ditembak tersebut dalam kasus keamanan nasional, termasuk spionase dan terorisme, dapat menjadi faktor dan motif penembakan.

Keduanya memiliki sejarah puluhan tahun menjatuhkan hukuman mati dan hukuman penjara yang panjang terhadap para pembangkang dalam banyak kasus – menurut laporan.

Kurangnya kejelasan telah memicu spekulasi dan kekhawatiran publik tentang potensi kerusuhan sipil.

Khamenei, sebagai pemimpin tertinggi Iran, dianggap sebagai tokoh yang sangat ditargetkan dan biasanya menerapkan langkah-langkah keamanan yang ketat.

Mengenakan rompi antipeluru dapat menandakan kekhawatiran Iran soal faktor keamanan mereka menyusul pembunuhan tingkat tinggi baru-baru ini.

Baca juga: Intelijen Israel Taruh Bom di Bantal Ismail Haniyeh di Teheran: Pengamanan IRGC Iran Bobol Total

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. (Anadolu/Middle East Monitor)

Khamenei: Gecatan Senjata Gaza, Kekalahan Telak Israel 

Kekhawatiran dan kecurigaan Iran atas faktor keamanan mereka jelas terarah pada Israel, negara yang selama beberapa dekade menjadi musuh terbesar mereka di kawasan Asia Timur Tengah.

Terkait rivalitas kedua negara, Iran pada Kamis pekan lalu menyambut baik kesepakatan gencatan senjata Gaza dan menyebutnya sebagai "kemenangan" bagi Palestina dan "kekalahan" bagi Pendudukan Israel.
 
Ratusan warga Iran berkumpul Kamis (16/1) malam di kota-kota besar termasuk ibu kota Teheran dan Tabriz di barat laut untuk merayakan berita tersebut, kata media pemerintah.

Kesepakatan yang telah lama ditunggu-tunggu, sebagaimana diumumkan pada Rabu malam oleh mediator Qatar dan Amerika Serikat, mulai berlaku pada Minggu (19/1) dan melibatkan pertukaran awal tawanan Israel dengan tawanan Palestina, setelah itu persyaratan kesepakatan yang lebih luas akan diselesaikan.

Baca juga: Gencatan Senjata Rapuh, Pakar Militer Ingatkan Rencana Buruk Pasukan Israel di Gaza

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memuji "perlawanan" Palestina setelah pengumuman gencatan senjata untuk menghentikan agresi selama lebih dari 15 bulan, dengan mengatakan "kesabaran rakyat Gaza dan keteguhan perlawanan Palestina memaksa rezim Zionis untuk mundur."

Ia menambahkan bahwa pendudukan Israel "dikalahkan" setelah melakukan "kejahatan paling keji, menewaskan ribuan wanita dan anak-anak" selama kampanye militernya di Gaza.

Kementerian luar negeri Iran menyerukan "implementasi penuh dari pengaturan yang disepakati termasuk penghentian total genosida dan pembunuhan di Gaza, penarikan penuh penjajah, pengiriman bantuan segera dan diperpanjang ke Jalur Gaza".

Ia juga menyerukan "dimulainya segera rekonstruksi" Gaza.

Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) juga memuji perjanjian gencatan senjata sebagai kemenangan bagi Palestina.

"Berakhirnya perang dan diberlakukannya gencatan senjata... adalah kemenangan yang nyata dan kemenangan besar bagi Palestina, sekaligus kekalahan yang lebih besar bagi rezim Zionis yang kejam," kata pasukan itu dalam sebuah pernyataan.

Ia juga memperingatkan tentang "kemungkinan pelanggaran pakta" oleh "Israel" dan mengatakan pasukan Iran tengah bersiap untuk kemungkinan "menangani perang dan kejahatan baru".

Juru bicara pemerintah Fatemeh Mohjerani menghimbau "masyarakat internasional untuk memainkan perannya dengan benar" dalam menghukum pendudukan Israel atas "genosida" dan kejahatan yang telah dilakukannya terhadap warga Palestina.

Juru bicara parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, juga menyambut baik gencatan senjata tersebut, dan menyatakan bahwa hal itu menyebabkan "rezim Zionis gagal mencapai tujuan strategisnya".

Seorang pria mengibarkan bendera Palestina saat orang-orang merayakan kesepakatan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas di Kota Gaza pada 19 Januari 2025. Gencatan senjata yang telah lama ditunggu-tunggu dalam perang Israel-Hamas ditunda pada 19 Januari setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada pertemuan tersebut. pada menit terakhir bahwa hal itu tidak akan berlaku sampai kelompok militan Palestina memberikan daftar sandera yang akan dibebaskan. (Photo by Omar AL-QATTAA / AFP)
Seorang pria mengibarkan bendera Palestina saat orang-orang merayakan kesepakatan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas di Kota Gaza pada 19 Januari 2025. Gencatan senjata yang telah lama ditunggu-tunggu dalam perang Israel-Hamas ditunda pada 19 Januari setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada pertemuan tersebut. pada menit terakhir bahwa hal itu tidak akan berlaku sampai kelompok militan Palestina memberikan daftar sandera yang akan dibebaskan. (Photo by Omar AL-QATTAA / AFP) (AFP/OMAR AL-QATTAA)

Ia menyerukan tindakan untuk "menghukum rezim kriminal dan menyembuhkan luka bangsa Palestina".

Menurut TV pemerintah Iran, kerumunan pengunjuk rasa yang gembira turun ke jalan pada Kamis malam sambil melambaikan bendera Palestina dan spanduk kuning kelompok Hizbullah Lebanon, yang didukung oleh Teheran dan juga telah berperang melawan “Israel”.

Musik perayaan bergema di Palestine Square, Teheran, dengan massa di sana meneriakkan "matilah Amerika" dan "matilah Israel".

Iran tidak mengakui “Israel” dan kedua negara telah menjadi musuh bebuyutan selama beberapa dekade.

Agresi Gaza, yang meletus pada bulan Oktober 2023, melibatkan perwakilan yang berpihak pada Teheran di Timur Tengah, dan mencakup serangan langsung yang jarang terjadi antara Iran dan Israel.

 

(oln/rntv/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved