Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Jelang Dimulainya Gencatan Senjata, Israel Tarik Mundur Pasukan Tempur dari Kota Rafah

Israel menarik mundur pasukan IDF dari pusat Kota Rafah menuju ke daerah yang disebut koridor Philadelphia, menjelang dimulainya gencatan senjata

anews/tangkap layar
Israel kabarnya menarik mundur pasukannya dari Rafah dan dialihkan menuju daerah yang disebut koridor Philadelphia, di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir menjelang dimulainya perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang akan berlangsung hari ini pukul 08.30 GMT atau 13.30 WIB. 

TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Israel mulai menarik mundur pasukan IDF dari pusat Kota Rafah di selatan Gaza menjelang dimulainya gencatan senjata, Minggu (19/1/2025).

Menurut laporan The Jerusalem Post, penarikan itu ditandai dengan mundurnya sejumlah kendaraan militer IDF dari pusat kota Rafah

Militer Israel kabarnya menarik mundur pasukannya menuju daerah yang disebut koridor Philadelphia, di sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir.

Kendati sejumlah pasukan telah ditarik, namun militer Israel mengklaim bahwa ada pasukannya yang akan tetap ditempatkan di wilayah tertentu di Gaza.

Penarikan pasukan ini dilakukan menjelang dimulainya perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang akan berlangsung hari ini pukul 08.30 waktu setempat atau 13.30 WIB.

Lewat kesepakatan ini nantinya perang di Gaza akan dihentikan selama 42 hari kedepan. 

Adapun kesepakatan gencatan senjata akan dibagi menjadi 3 fase. Untuk setiap tahap nantinya, 3-4 sandera Israel dan tahanan Palestina akan dibebaskan.

Dua sumber yang dekat dengan Hamas menyebutkan, kelompok sandera pertama yang dibebaskan terdiri dari 3 tentara wanita Israel.

Sementara dari pihak Israel menerbitkan daftar 95 tahanan Palestina, mayoritas perempuan, yang akan dibebaskan sebagai ganti tawanan Israel di Gaza.

Di antara mereka yang masuk dalam daftar tersebut adalah Zakaria Zubeidi, ketua sayap bersenjata partai Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmud Abbas.

Selain itu juga Khalida Jarrar, seorang anggota parlemen sayap kiri Pembebasan Palestina yang beberapa kali ditangkap dan dipenjarakan oleh Israel.

Israel Masih Serang Gaza

Baca juga: Video Detik-Detik Jelang Gencatan Senjata di Gaza, Houthi Beri Peringatan Kapal Induk AS

Meski gencatan senjata tinggal menghitung jam, namun serangan rudal militer Israel dilaporkan masih membombardir Jalur Gaza

Hal tersebut turut dikonfirmasi oleh media lokal, Palestina Wafa yang menyebut pasukan Israel masih melakukan serangan di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza bagian tengah beberapa jam sebelum waktu gencatan senjata yang disepakati. 

Tak hanya itu pasukan Israel juga melancarkan serangan udara di Kota Gaza utara dan Kota Rafah selatan.

Tim medis di Gaza mengatakan serangan udara Israel pada Sabtu dini hari, 18 Januari 2025, menewaskan lima orang di sebuah tenda di daerah Mawasi. 

Dengan demikian, jumlah warga Palestina yang tewas akibat pemboman Israel bertambah menjadi 119 orang,  sejak kesepakatan diumumkan pada Rabu lalu.

Warga Gaza Diminta Waspada

Terpisah, menjelang beberapa jam dimulainya gencatan senjata pihak berwenang di Jalur Gaza memperingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap mayat dan bom sisa-sisa perang yang berbahaya saat mereka kembali ke rumah mereka.

Tak hanya itu masyarakat Gaza juga diminta untuk untuk tidak mengutak-atiknya limbah berbahaya dan bom yang belum meledak yang ada lingkungan tempat tinggal mereka.

Polisi di Gaza memperingatkan para pengungsi yang kembali untuk menunggu hingga gencatan senjata resmi dimulai demi melindungi nyawa mereka.

“Begitu mereka mulai melakukan perjalanan ke lingkungan tempat tinggal mereka, mereka harus waspada terhadap benda-benda mencurigakan, limbah berbahaya, dan bom yang belum meledak,” kata polisi di Gaza.

Peringatan serupa juga dilontarkan Kementerian Kesehatan Gaza.

Mengutip dari Washington Post, Kemenkes menyampaikan himbauan kepada warga Palestina agar tidak mendekati jenazah.

"Mohon jangan menangani atau mendekati jenazah tersebut, kami akan memberikan nomor telepon saluran telepon darurat pertahanan sipil yang dapat dihubungi untuk mengambil jenazah dan membawanya ke rumah sakit,” jelas Kemenkes di Gaza.

Otoritas kesehatan global mengatakan selama berbulan-bulan bahwa runtuhnya infrastruktur sanitasi di daerah kantong tersebut telah membahayakan nyawa warga Gaza.

Hingga membuat sebagian Jalur Gaza tidak dapat dihuni selama bertahun-tahun mendatang.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved