Rabu, 1 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Siap Hadapi Israel, Iran Gelar Latihan Lawan Ancaman Udara, Rudal, dan Peperangan Elektronik

Iran bersiap menghadapi ketegangan lebih lanjut dengan Israel dan Amerika Serikat.

Penulis: Nuryanti
Kantor Berita Tasnim
Sistem pertahanan udara Iran. Iran bersiap menghadapi ketegangan lebih lanjut dengan Israel dan Amerika Serikat. 

Seorang jenderal Garda Revolusi Iran yang bermarkas di Suriah memberikan penilaian yang blak-blakan minggu ini.

"Saya tidak melihat kekalahan kita di Suriah sebagai masalah kebanggaan," kata Jenderal Behrouz Esbati, menurut rekaman audio pidatonya yang bocor ke media.

"Kita kalah. Kita kalah telak. Kita gagal total," tegasnya.

AS dan sekutunya telah mempertahankan sanksi yang ketat untuk mencegahnya mengembangkan senjata nuklir — dan upaya Iran baru-baru ini untuk mencabut sanksi tersebut melalui diplomasi telah gagal.

Bagaimana Trump memilih untuk terlibat dengan Iran masih belum jelas.

Namun, ia membuka kemungkinan AS melakukan serangan udara pendahuluan terhadap situs nuklir tempat Iran semakin dekat untuk memperkaya uranium ke tingkat yang dapat digunakan untuk senjata.

"Ini adalah strategi militer," kata Trump kepada wartawan di resor Mar-a-Lago miliknya di Florida selama konferensi pers yang membahas berbagai hal.

"Saya tidak menjawab pertanyaan tentang strategi militer," lanjutnya.

Baca juga: Iran Bangun Sistem Radar Jangkauan 800 Km di Ketinggian Gunung Mengarah ke Rusia, Ada Apa?

Ilustrasi - Personel Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Iran menggelar latihan pertahanan udara pada Sabtu (11/1/2025).
Ilustrasi - Personel Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Iran menggelar latihan pertahanan udara pada Sabtu (11/1/2025). (tangkap layar/militarywatch)

Sementara itu, Iran menegaskan program nuklirnya bersifat damai.

Namun, para pejabat di sana semakin mengisyaratkan Teheran mungkin akan mengembangkan bom atom.

Diketahui, Iran baru-baru ini mengalami kemunduran di Lebanon setelah serangan Israel terhadap Hizbullah yang didukung Iran dan penggulingan sekutu Teheran, Presiden Bashar al-Assad di Suriah bulan lalu.

Namun Salami memperingatkan, dalam pidato yang disiarkan oleh TV pemerintah tentang "rasa senang yang salah" di antara musuh-musuh Iran, dengan mengatakan Iran dan khususnya pasukan rudalnya lebih kuat dari sebelumnya.

Trump pada tahun 2018 menarik diri dari kesepakatan yang dibuat oleh pendahulunya Barack Obama pada tahun 2015.

Ketika itu, Iran setuju untuk mengekang pengayaan uranium, yang dapat menghasilkan bahan untuk senjata nuklir, sebagai imbalan atas pelonggaran sanksi ekonomi AS dan PBB.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Iran Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved