Kamis, 2 Oktober 2025

Persaingan Amerika dan Tiongkok di Teknologi AI Makin Meruncing

Persaingan geopolitik antara AS dan Tiongkok atas teknologi AI ini berlangsung sangat ketat dan cakupannya beraneka ragam.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Erik S
zoom-inlihat foto Persaingan Amerika dan Tiongkok di Teknologi AI Makin Meruncing
Istimewa
Ilustrasi persaingan artificial intelligence (AI) antara AS vs China (Grid)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Amerika dan Tiongkok terus bersaing ketat di ranah teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.

Dikutip dari Greek City Times, Sabtu (11/1/2025), persaingan geopolitik antara AS dan Tiongkok atas teknologi AI ini berlangsung sangat ketat dan cakupannya beraneka ragam.

Media tersebut menganalisis bahwa kedua negara bersaing untuk mendapatkan supremasi teknologi. Supremasi itu diperlukan karena dapat memberi implikasi kekuatan ekonomi dan militer yang signifikan.

Baca juga: Mahfud MD Ikut Mencari Tahu Pemilik Mobil RI 36, Iseng Tanya AI Malah Dijawab Masih Atas Namanya

AS dan Tiongkok juga menghadapi tantangan etika dan regulasi yang terkait dengan pengembangan AI.

Persaingan bukan hanya tentang kemajuan teknologi, tetapi juga tentang membentuk masa depan tatanan global.

Disebutkan oleh Greek City Times, persaingan kedua negara adalah perlombaan yang kompleks dan sangat ketat.

AS secara tradisional telah menjadi pemimpin dalam penelitian dan pengembangan AI. Negara ini memiliki fondasi yang kuat dalam desain semikonduktor, dengan pangsa global sebesar 85 persen di pasar ini.

Sementara Tiongkok banyak berinvestasi dalam AI dan bertujuan untuk mencapai swasembada teknologi.

AS berfokus pada pengembangan inovasi yang cepat dan mempertahankan keunggulan teknologinya sehingga telah menerapkan kontrol ekspor pada chip kelas atas untuk membatasi akses Tiongkok ke sumber daya komputasi tingkat lanjut.

Meski menjadi importir semikonduktor terbesar, Tiongkok tengah mengembangkan chip AI-nya sendiri.

Persaingan Chip

Tiongkok juga dikabarkan membuat kemajuan signifikan di berbagai bidang seperti chip fotonik, yang kabarnya jauh lebih cepat daripada chip AI komersial yang ada.

Strategi Tiongkok mencakup penimbunan chip AI dan mencari alternatif domestik untuk mengurangi dampak larangan ekspor AS.

Pembatasan chip kelas atas, khususnya dari AS, telah mempersulit perusahaan Tiongkok untuk mengakses sumber daya komputasi canggih yang dibutuhkan untuk melatih model AI.

Akibatnya, pemodal ventura Tiongkok bergegas berinvestasi dalam teknologi pemodelan AI yang ditujukan untuk mengembangkan perangkat lunak dan perangkat keras independen guna mendukung pengembangan AI.

Baca juga: 90 Persen Masih Diimpor, Industri Otomotif China Berjuang Keras Bangun Rantai Pasok Chip

Memang ada rasa cemas yang meningkat di antara perusahaan AI Tiongkok.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved