Senin, 6 Oktober 2025

Pesawat Jeju Air Jatuh di Korsel

Kecelakaan Pesawat Jeju Air Membuat Drama Politik di Korea Selatan Mereda dan Pemakzulan Presiden

Pemakzulan presiden Korea Selatan dan kekacauan politik lainnya mereda setelah kecelakaan pesawat Jeju Air yang tewaskan 179 penumpangnya.

|
Penulis: Hasanudin Aco
AFP/AFP
Petugas penyelamat bekerja di dekat bagian ekor pesawat seri Boeing 737-800 Jeju Air setelah pesawat itu jatuh dan terbakar di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul pada 29 Desember 2024. - A Jeju Air Pesawat yang membawa 181 orang dari Bangkok ke Korea Selatan jatuh pada saat kedatangannya pada tanggal 29 Desember, menewaskan sedikitnya 85 orang, kata layanan darurat, dengan serangan burung dan kondisi cuaca buruk disebut-sebut sebagai penyebabnya. (YONHAP/AFP) 

Ada tanda-tanda yang menggembirakan segera setelah tragedi itu terjadi.

Kekacauan politik mereda

Partai-partai politik yang bersaing di Korea Selatan meluncurkan inisiatif terpisah sebagai tanggapan terhadap bencana tersebut, yang tampaknya mengesampingkan permusuhan yang terjadi beberapa minggu terakhir.

Pemimpin partai oposisi Demokrat, Lee Jae-myung, yang selama ini menyerang pemerintah berangkat ke Muan lokasi jatuhnya pesawat.

Dia berencana tinggal tanpa batas waktu untuk mendukung upaya penyelamatan, kata surat kabar Hankyoreh,.

Meskipun ia akan menjauh dari lokasi kecelakaan sementara operasi pemulihan terus berlanjut.

Sementara itu, Partai People Power yang berkuasa membentuk satuan tugas yang berfokus pada penyelidikan kecelakaan dan memberikan dukungan kepada keluarga korban.

Penjabat pemimpin partai, Kweon Seong-dong, akan mengunjungi Muan pada hari Senin bersama anggota satuan tugas untuk "meninjau langkah-langkah tanggap kecelakaan dan strategi pencegahan" serta bertemu dengan keluarga yang ditinggalkan.

Pejabat blusukan ke lokasi

Beberapa jam setelah kecelakaan, penjabat presiden Choi Sang-mok, tiba di lokasi kejadian untuk mendukung petugas darurat bekerja menyelamatkan korban.

Dia juga menyampaikan kata-kata penghiburan kepada lebih dari 100 kerabat yang sangat ingin mendapatkan kabar tentang orang yang mereka cintai. 

Beberapa orang mengelilinginya, menuntut kabar terbaru dan memohon kepadanya untuk mengutamakan keluarga.

Choi hanya bisa menundukkan kepala berulang kali sambil berkata "Saya mengerti".

Ada pula kemarahan atas apa yang dianggap sebagian orang sebagai respons lambat dari pihak berwenang dan maskapai penerbangan.

Seorang pria memegang plakat bertuliskan,
Seorang pria memegang plakat bertuliskan, "Pemberontakan Yoon Suk Yeol mundur!" saat ia berdiri di depan polisi sementara para pengunjuk rasa mengambil bagian dalam pawai menentang Presiden Korea Selatan Yoon menuju Kantor Kepresidenan di Seoul pada tanggal 4 Desember 2024. - Ribuan pengunjuk rasa berbaris di kantor Yoon di ibu kota Korea Selatan pada malam hari tanggal 4 Desember, bergabung dalam upaya oposisi negara tersebut untuk memakzulkan pemimpin tersebut setelah penerapan darurat militer yang luar biasa namun berumur pendek. (Photo by Philip FONG / AFP) (AFP/PHILIP FONG)

Keluarga korban telah memohon agar diizinkan mendekati lokasi kecelakaan sejak Minggu pagi, tetapi ditolak karena sifat zona bandara yang terbatas.

Ketika Lee Jeong-hyeon, kepala pemadam kebakaran Muan, memberi tahu keluarga bahwa sebagian besar penumpang diduga tewas, ruangan itu dipenuhi ratapan duka, menurut kantor berita Yonhap.

"Apakah sama sekali tidak ada peluang untuk selamat?" tanya salah seorang anggota keluarga.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved