Populer Internasional: AS Umumkan Berhasil Bunuh Bos ISIS di Suriah - Rudal Yaman Sukses Jebol Arrow
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya AS mengumumkan berhasil membunuh bos ISIS di Suriah.
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Amerika Serikat melakukan pertemuan pertamanya dengan pemimpin de facto Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Di saat yang sama, AS juga mengumumkan telah membunuh bos ISIS di Suriah.
Sementara itu, rudal Yaman sukses menjebol sistem pertahanan udara Israel.
Pakar menyebut Israel tidak siap menghadapi ancaman dari kelompok Houthi.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Selain Lakukan Pertemuan dengan Pemimpin HTS, AS Juga Umumkan Berhasil Bunuh Bos ISIS di Suriah

Amerika Serikat (AS) akhirnya melakukan pertemuan pertama kalinya dengan pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di Ibu Kota Suriah, Damaskus.
Para delegasi yang dipimpin oleh Diplomat tertinggi Departemen Luar Negeri AS untuk Timur Tengah, Barbara Leaf, melakukan pertemuan langsung dengan Ahmed al-Sharaa alias Abu Mohammed al-Jolani.
Dalam pertemuan tersebut, Barbara Leaf mengumumkan AS telah membatalkan hadiah $10 juta atau setara dengan Rp161 miliar untuk menangkap al-Jolani.
"Berdasarkan diskusi kami, saya katakan kepadanya bahwa kami tidak akan meneruskan tawaran hadiah Rewards for Justice yang telah berlaku selama beberapa tahun," kata Leaf kepada wartawan, dikutip dari Al Jazeera.
"Saya juga mengomunikasikan pentingnya inklusi dan konsultasi yang luas selama masa transisi ini," ujar Leaf.
Baca juga: AS Cabut Hadiah 10 Juta Dolar untuk Sayembara Tangkap Al-Julani, Pemimpin HTS Suriah
"Kami sepenuhnya mendukung proses politik yang dipimpin dan dimiliki oleh warga Suriah yang menghasilkan pemerintahan yang inklusif dan representatif yang menghormati hak-hak semua warga Suriah, termasuk perempuan, dan berbagai komunitas etnis dan agama di Suriah," tegas Leaf.
2. Jerman Desak Militan Kurdi Gabung dengan Tentara Suriah yang Baru dan Serahkan Senjata
Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, menyerukan agar kelompok Kurdi di Suriah dilucuti senjatanya dan diintegrasikan ke dalam pasukan keamanan pemerintah Suriah yang baru.
Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, di Ankara.
Baerbock menegaskan bahwa meskipun keamanan Kurdi penting untuk kebebasan Suriah, masalah keamanan Turki juga harus menjadi prioritas untuk menjamin stabilitas kawasan.
"Keamanan Turki tidak boleh terancam oleh Suriah utara," ujarnya, merujuk pada wilayah yang dikuasai oleh militan Kurdi, Jumat (20/12/2024).
3. Pakar: Rudal Oreshnik Rusia Tak Bisa Ditangkis Sistem Pertahanan Barat & Israel, Patriot Diejek
Baru-baru ini Presiden Rusia Vladimir Putin menantang Barat untuk menjatuhkan rudal hipersonik Oreshnik milik Rusia.
Putin meminta Barat mengerahkan sistem pertahanan terbaiknya untuk menangkis Oreshnik mungkin nanti ditembakkan ke Ukraina.
Tak hanya Putin, seorang pakar militer Rusia bernama Alexey Leonkov juga percaya diri dengan keampuhan Oreshnik.
Dia mengklaim saat ini tidak ada sistem pertahanan udara milik Barat yang mampu menembak jatuh rudal hipersonik yang dibangga-banggakan Rusia itu.
Dikutip dari Sputnik, sistem pertahanan THAAD milik Amerika Serikat (AS) dan Arrow 3 milik Israel mungkin bisa menangkis rudal hipersonik Rusia generasi pertama seperti Kinzhal dan Zirkon.
Namun, kedua sistem itu hampir mustahil bisa menjatuhkan Oreshnik yang merupakan rudal hipersonik generasi kedua.
Sistem pertahanan lain seperti IRIS-T milik Jerman, SAMP-T milik Prancis, atau NASAMS buatan AS dan Norwegia juga diklaim tidak berdaya menghadapi Oreshinik, bahkan jika sistem-sistem itu menembakkan seluruh rudal penangkisnya.
Baca juga: Diam-diam Meriam Andalan Kim Jong Un Telah Sampai di Rusia
4. Rudal Yaman Sukses Jebol Arrow, Pakar Militer Israel Akui Negaranya Gagal & Tak Siap Hadapi Houthi
Israel diklaim tidak siap menghadapi ancaman dari kelompok Houthi atau Ansarallah di Yaman.
Klaim itu disampaikan oleh Avi Askhenazi, seorang pakar militer dan koresponden untuk media kenamaan Israel bernama Maariv, setelah pada hari ini rudal Houthi sukses menembus sistem pertahanan Arrow milik Israel.
“Kita harus menghadapi kenyataan secara langsung dan mengatakannya dengan keras: Israel gagal mengatasi tantangan dari Houthi di Yaman. Israel gagal melawan Houthi,” kata Ashkenazi di kolom Maariv hari Sabtu, (21/12/2024).
Dia mengatakan Houthi memunculkan kerusakan besar dalam ekonomi Timur Tengah secara umum, dan ekonomi Israel khususnya.
“Tertutupnya kebebasan berlayar di Laut Arab karena Houthi adalah peristiwa yang sebelumnya pernah dialami Israel saat Perang 6 Hari,” ujarnya.
Menurutnya, Houthi telah menembakkan 201 rudal dan meluncurkan lebih dari 170 drone atau pesawat tanpa awak sejak perang di Jalur Gaza meletus tahun lalu.
Sebagian besar rudal dan drone itu ditangkis oleh Amerika Serikat (AS) dan Angkatan Udara serta Angkatan Darat.
(Tribunnews.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.