Konflik Palestina Vs Israel
Israel Langgar Gencatan Senjata: Serangan Drone dan Penembakan Jurnalis
Serangan drone dan penembakan jurnalis jadi sorotan pelanggaran Israel terhadap gencatan senjata.
TRIBUNNEWS.com - Israel dan Lebanon telah sepakat untuk menerapkan gencatan senjata yang mulai berlaku pada Rabu, 27 November 2024.
Namun, dalam laporan terbaru, otoritas Lebanon mengungkapkan bahwa Israel telah melakukan pelanggaran sejak hari pertama gencatan senjata tersebut.
Dalam periode antara Rabu dan Kamis, 28 November 2024, Israel dilaporkan telah melakukan 18 pelanggaran.
Rincian Pelanggaran
Pelanggaran pada Rabu
1. Serangan Drone: Israel melancarkan serangan drone terhadap sebuah mobil di Kota Markaba, Distrik Marjayoun, Provinsi Nabatieh, yang mengakibatkan dua orang terluka.
Menurut Radio Angkatan Darat Israel, mobil tersebut menjadi sasaran karena memasuki area terlarang.
2. Serangan Pesawat Tempur: Pesawat tempur Israel menyerang lokasi yang diklaim sebagai milik Hizbullah di Lebanon selatan.
Baca juga: Rudal Houthi Hantam Pemukiman Israel, Sirene Meraung Keras, 4 Warga Terluka saat Akan Berlindung
3. Tembakan Artileri: Tembakan artileri Israel menghantam Kota Kafr Shuba dan Al-Wazzani di Distrik Hasbaiyya, serta beberapa lokasi lainnya di Distrik Marjayoun.
4. Pengintaian Drone: Drone Israel terbang di atas berbagai kota di Distrik Tye dan Kota Bint Jbeil.
5. Serangan Artileri Tambahan: Artileri Israel juga menembaki Kota Aita al-Shaab dan Kota Bint Jbeil.
Pelanggaran pada Kamis
1. Penembakan Jurnalis: Tentara Israel menembaki jurnalis di Kota Khiam saat mereka meliput kepulangan penduduk.
Serangan ini melukai dua orang.
2. Tembakan Dekat Gerbang Fatima: Artileri Israel menembaki area dekat Gerbang Fatima di Kota Kafr Kila.
3. Penangkapan Warga Lebanon: Tentara Israel menangkap empat warga Lebanon dengan tuduhan mendekati pasukan Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa mereka adalah anggota Hizbullah.
Tanggapan Militer Israel
Pada Sabtu, 30 November 2024, militer Israel melancarkan serangan terhadap infrastruktur di Suriah, dekat perbatasan Lebanon, menggunakan jet tempur.
Menurut militer Israel, infrastruktur tersebut digunakan oleh Hizbullah untuk mentransfer senjata.
Serangan ini dilakukan setelah teridentifikasinya transfer senjata ke Hizbullah, yang dianggap sebagai ancaman terhadap Israel.
Reaksi dari Pemimpin Israel Utara
Beberapa pemimpin di wilayah utara Israel mengkritik perjanjian gencatan senjata ini.
David Azoulay, Kepala Dewan Permukiman di Metula, menyatakan bahwa perjanjian ini hanya akan menguntungkan Hizbullah.
Wali Kota Kiryat Shmona, Avichai Stern, juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa gencatan senjata ini dapat mengulangi skenario Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, dan meminta pemerintah untuk melindungi pemukim di wilayah utara.
Ketua Forum Pemukiman Garis Depan, Moshe Davidovich, menegaskan bahwa pemerintah Israel telah gagal dalam memberikan keamanan bagi warganya, dan mengkritik keputusan yang dinilai melebihi kemampuan mereka.
Dengan berbagai pelanggaran yang terjadi, situasi di perbatasan Israel-Lebanon tetap tegang, dan gencatan senjata yang diharapkan dapat membawa perdamaian justru menghadapi tantangan besar.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.