Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

AS Sulit Baca Rencana Iran, Prediksi akan Ada 2 Gelombang Serangan ke Israel

AS masih kesulitan membaca rencana Iran, namun AS memprediksi serangan ke Israel setidaknya datang dalam 2 gelombang dari Iran dan Hizbullah.

IST
Sebuah foto tak bertanggal memperlihatkan rudal diluncurkan saat berlangsungnya latihan tahunan Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) di wilayah pesisir Teluk Oman dan dekat Selat Hormuz, Iran. -- AS memperkirakan akan ada 2 gelombang serangan dari Iran dan Hizbullah terhadap Israel. 

TRIBUNNEWS.COM - Tim Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) mengatakan masih belum jelas kapan Iran dan Hizbullah akan melancarkan serangan terhadap sekutunya, Israel.

Para pejabat di pemerintahan AS sedang berupaya untuk bersiap menghadapi kemungkinan serangan tersebut, sambil terus melobi Iran dan Hizbullah agar mengurangi tingkat respons terhadap Israel.

AS memperkirakan serangan terhadap Israel setidaknya akan dibagi menjadi dua gelombang, masing-masing dari Iran dan Hizbullah.

"Presiden AS Joe Biden dan Wapres Kamala Harris diberitahu oleh intelijen AS yang memperkirakan skenario 2 gelombang serangan, satu dari Hizbullah, satu dari Iran, dan sejumlah kelompok," kata pejabat, merujuk ancaman serangan terhadap Israel, dikutip dari Axios.

"Namun, masih belum jelas bagi intelijen siapa yang akan menyerang lebih dulu dan jenis serangan yang akan dilancarkan," lanjutnya.

Informasi intelijen AS menunjukkan Iran dan Hizbullah belum memutuskan apa yang sebenarnya ingin mereka lakukan.

Ancaman serangan dari Iran dan Hizbullah menyusul pembunuhan Komandan Hizbullah, Fuad Shukr di Beirut, Lebanon pada Selasa (30/7/2024) dan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran pada Rabu (31/7/2024) sekitar pukul 02.00 waktu setempat.

Sebelumnya, surat kabar AS, CNN, mengatakan AS kesulitan untuk menentukan kapan tanggapan Iran dan Hizbullah akan datang dan dalam bentuk apa.

"Hal ini karena Iran diyakini telah mentransfer sebagian kekuatan militernya dalam serangan balasan terhadap Israel pada April lalu (untuk membalas serangan Israel di konsulat Iran di Damaskus, Suriah)," kata dua pejabat AS kepada CNN.

Menyusul ancaman ini, Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menuduh proksi Iran telah menargetkan pasukan AS di pangkalan udara Ain al-Asad, Irak pada Senin (5/8/2024) malam.

"Pentagon memperkirakan akan ada serangan tambahan oleh milisi pro-Iran terhadap pasukan AS di wilayah tersebut dalam beberapa hari mendatang," kata seorang pejabat AS kepada Axios, Selasa (6/8/2024).

Baca juga: AS Tuduh Proksi Iran Serang Tentaranya di Irak, Ajak Israel Perkuat Militer di Timur Tengah

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.623 jiwa dan 91.469 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (5/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved