Kamis, 2 Oktober 2025
Deutsche Welle

Kenapa Larangan terhadap Partai Imran Khan Berbahaya bagi Pakistan?

Mantan PM Imran Khan dan partainya Tehreek-e Insaf semakin populer di Pakistan. Pemerintah justru berniat menerbitkan larangan terhadap…

Deutsche Welle
Kenapa Larangan terhadap Partai Imran Khan Berbahaya bagi Pakistan? 

Popularitas mantan Perdana Pakistan Menteri Imran Khan enggan mengendur, meskipun digulingkan dua tahun lalu dalam mosi tidak percaya dan menghadapi ragam dakwaan, mulai dari korupsi hingga pengkhianatan.

Pada pemilihan umum di bulan Februari, Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) pimpinan Khan memenangkan kursi terbanyak, bahkan setelah menghadapi perundungan politik dan dugaan kecurangan dalam pemungutan suara oleh partai lain.

Kini, beberapa hari setelah keputusan Mahkamah Agung secara hukum mengakui PTI sebagai sebuah partai, yang sekaligus mengesahkan perolehan kursi terbanyak di Parlemen Pakistan, pemerintah koalisi, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Shehbaz Sharif, mengatakan akan berusaha menerbitkan larangan terhadap partai Khan.

"Kami yakin ada bukti yang dapat dipercaya bahwa PTI harus dilarang,” kata Atta Tarar, Menteri Informasi Pakistan, kepada DW. Dia mengutip beberapa tuduhan yang ditujukan terhadap Khan, termasuk membocorkan rahasia negara, menerima dana asing, dan menghasut kerusuhan setelah pemecatannya.

Pengganyangan Imran Khan

Pemerintahan koalisi Pakistan yang dipimpin oleh Liga Muslim Pakistan (PML-N) yang dikuasai dinasti Sharif, secara luas dipandang sebagai sekutu militer, yang menurut para analis memiliki sejarah panjang campur tangan dalam politik.

Imran Khan menjadi perdana menteri pada tahun 2018 dan digulingkan pada tahun 2022 setelah berselisih dengan para jenderal.

Buntutnya, seisi negeri dilanda protes selama berminggu-minggu setelah dia digulingkan dari kekuasaan. Pendukung Khan dikabarkan bentrok dengan aparat keamanan, dan bahkan menggerebek markas militer.

Imran Khan yang berusia 71 tahun itu telah dipenjara sejak Agustus 2023 dan dilarang mencalonkan diri dalam pemilu.

Meskipun hukuman terhadapnya dibatalkan oleh pengadilan di Islamabad pada hari Sabtu (14/07), dia tidak dibebaskan dan masih dipenjara atas tuduhan lain.

Pelarangan PTI ciptakan keresahan politik?

Analis mengaku khawatir bahwa pelarangan PTI dapat meningkatkan angka kekerasan politik dan memicu krisis konstitusi di Pakistan.

Pengamat politik Zahid Hussain mengatakan kepada DW bahwa pelarangan partai tersebut akan menjadi "bencana” yang berpotensi "menyebabkan kejatuhan pemerintah.”

"Sangat sedikit kejadian di Pakistan, di mana negara melarang sebuah partai politik. Keputusan ini bisa menimbulkan ketidakpastian dan kekacauan," katanya.

Hammad Azhar, seorang pejabat PTI, mengatakan kepada DW bahwa larangan akan meningkatkan ketidakstabilan politik di Pakistan.

"Pemerintah menekan keinginan masyarakat, yang pada zaman ini tidak akan pernah berhasil. Ini adalah pedoman lama. Larangan akan menyebabkan lebih banyak ketidakstabilan dan masyarakat Pakistan memahami bahwa aspirasi mereka sedang ditekan," katanya.

PTI akan tetap populer di kalangan pemilih

Madiha Afzal, peneliti di Brookings Institution, mengatakan kepada DW bahwa upaya pelarangan PTI akan semakin melemahkan legitimasi pemerintah di mata banyak pemilih dan hanya akan meningkatkan popularitas PTI.

Halaman
12
Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved