Perang Ukraina: Bagaimana Menggiring Putin ke Meja Perundingan?
Setelah KTT di Swiss, Kyiv mulai merencanakan pertemuan puncak perdamaian lanjutan. Namun diplomat Jerman mengatakan kepada DW mereka…
Christoph Heusgen menambahkan, jika terjadi kesepakatan dengan Rusia, Ukraina memerlukan jaminan keamanan yang lebih kuat.
"Dalam pandangan saya, perjanjian dengan Rusia hanya dapat diterima oleh Ukraina jika disertai dengan keanggotaan di NATO,” katanya. Ukraina telah mendapat jaminan bahwa mereka akan dapat bergabung dengan NATO sejak tahun 2008, namun hingga kini masih belum memiliki status kandidat.
Rüdiger von Fritsch juga tidak mengharapkan keberhasilan diplomasi yang cepat. Mantan duta besar di Moskow itu mengatakan, Putin hanya akan melakukan negosiasi jika kekuasaannya di Rusia dipertanyakan.
"Vladimir Putin harus terus-menerus membeli persetujuan penduduk di dalam negeri. Dia memerintah negaranya dengan penindasan, propaganda, dan penyuapan terus-menerus,” kata von Fritsch.
Meskipun sanksi telah menempatkan perekonomian Rusia di bawah tekanan, Kremlin juga mengkhawatirkan hal-hal yang tidak terduga – seperti pemberontakan yang dapat mengganggu stabilitas kekuasaannya.
Rüdiger Von Fritsch menyebut dua contoh yang terjadi pada tahun 1980an: protes ibu-ibu tentara Soviet terhadap perang di Afghanistan, dan demonstrasi massal yang dilakukan serikat pekerja Solidarnosc di bawah pemimpin Lech Walesa, yang meruntuhkan sistem komunis di Polandia.
"Putin takut akan hal itu,” kata Rüdiger von Fritsch. "Dan Anda harus membawanya ke titik ini. Jika dia sampai pada kesimpulan itu, barulah dia akan siap untuk berbicara.”
Bagaimana caranya? Perkuat Ukraina dan berikan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia, pungkasnya.
(hp/as)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.