Selasa, 7 Oktober 2025
Deutsche Welle

Mampukah Pakistan Tumpas Militan Bersenjata?

Diduga demi melindungi investasi Cina, Pakistan melancarkan operasi militer untuk menumpas kelompok militan bersenjata. Tapi inisiatif…

Deutsche Welle
Mampukah Pakistan Tumpas Militan Bersenjata? 

Tekad Pakistan memburu teroris hingga ke negeri jiran dikhawatirkan bakal membuat gusar penguasa Kabul. "Waktu yang dipilih untuk operasi anti-teror ini mencerminkan beberapa faktor," kata Madiha Afzal, peneliti di Brookings Institution.

Menurutnya, penggunaan opsi militer membiaskan betapa "Pakistan telah mencapai akhir dari pilihannya ketika melakukan dialog dengan TTP dan meminta Taliban Afganistan untuk ikut menekan TTP,” ujarnya kepada DW.

Dia meyakini, Islamabad telah gagal menekan TTP secara damai untuk mengakhiri perlawanan. Ketika tiga serangan bertubi-tubi dilancarkan TTP pada bulan Maret lalu, Pakistan mengambil keputusan langka melancarkan serangan udara di Afganistan, yang menewaskan delapan orang dan mendorong Taliban membalas dengan tembakan di perbatasan.

Afzal merujuk pada pernyataan Taliban bahwa setiap serangan Pakistan di wilayah Afganistan akan dipandang sebagai "pelanggaran terhadap kedaulatan.”

"Hal ini akan menambah ketegangan dengan Taliban dan memperparah masalah di perbatasan barat Pakistan,” katanya.

Tekanan dari Cina?

TTP bukan satu-satunya kelompok bersenjata yang menggalang perlawanan di Pakistan. Provinsi Balochistan di barat daya, yang menjadi tujuan utama investasi Cina, sejak lama dilanda pemberontakan gerilayawan etnis Baloch demi kemerdekaan. Operasi militer teranyar bahkan diisukan bukan untuk menumpas militan Islam, melainkan melindungi aset Cina di dalam negeri.

Serangan terhadap konvoi insinyur Cina pada bulan Maret lalu menewaskan sedikitnya lima orang dan seorang warga Pakistan.

Insiden ini terjadi kurang dari seminggu setelah militer Pakistan membunuh delapan gerilyawan Tentara Pembebasan Baluchistan, BLA, yang menyerang Pelabuhan Gwadar di barat daya Balochistan.

Beijing, salah satu sekutu utama Islamabad, telah mengucurkan dana miliaran dolar ke Pakistan untuk membangun Koridor Ekonomi Cina-Pakistan, CPEC, yang menghubungkan dataran Cina dengan Laut Arab melalui jalan bebas hambatan dan pelabuhan.

Diperkirakan ada sekitar 29.000 warga negara Cina di Pakistan, dan lebih dari 2.500 di antaranya bekerja untuk CPEC. Proyek ini bernilai krusial bagi Pakistan di tengah krisis ekonomi yang menguapkan kas negara.

"Ada tekanan dari Cina untuk ‘memperbaiki' situasi keamanan Pakistan, yang menghambat kemajuan CPEC," kata Afzal, mengacu pada kunjungan Perdana Menteri Pakistan Sharif dan panglima militer Asim Munir ke Cina pada bulan Juni silam. "Pernyataan bersama Pakistan-Cina usai kunjungan tersebut lebih menekankan dimensi keamanan."

Hal senada diungkapkan Osama Malik, seorang pengamat politik dan pakar konstitusi Pakistan. Dia meyakini, "tekanan Beijing, khususnya terkait masalah keamanan dalam negeri, telah mendorong Islamabad untuk melakukan operasi besar-besaran terhadap kelompok militan yang membidik warga negara Cina di proyek CPEC."

rzn/as

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved