Netflix digugat Rp2,7 triliun gara-gara serial Baby Reindeer
Perempuan yang diduga menginspirasi karakter penguntit Martha dalam serial Baby Reindeer menggugat Netflix atas dugaan pencemaran…
Menjelang akhir wawancara, Harvey mengatakan dia juga akan menuntut surat kabar Daily Mail.
BBC telah menghubungi surat kabar tersebut untuk dimintai tanggapan.
Tanda peringatan
Dalam kolom surat kabar The Sun, Morgan menulis: "saya merasa kasihan padanya karena diseret ke dalam mesin penghancur dengan cara seperti itu di depan umum."
BBC menghubungi Harvey, yang merupakan tersangka pelaku pelecehan, setelah wawancara, namun dia tidak bisa dimintai komentar.
Perempuan tersebut mengatakan kepada Daily Record bahwa dia "tidak senang" dengan wawancara tersebut dan telah dibayar £250 (sekitar Rp5 juta) untuk ikut serta.
Kesuksesan penonton
Baby Reindeer meraih kesuksesan besar bagi raksasa streaming Netflix, yang telah membuat banyak orang terpesona dan terganggu.
Harvey dengan tegas menyangkal kebenaran adegan-adegan penting dalam serial tersebut , termasuk adegan ketika karakter Martha melakukan pelecehan seksual terhadap Gadd di tepi kanal.
Dia juga membantah mengintimidasi keluarga Gadd atau muncul di rumah mereka.
"Saya bukan penguntit," tegasnya.
Di akhir serial Baby Reindeer, Martha digambarkan mengaku bersalah karena telah menguntit Gadd dan dijatuhi hukuman sembilan bulan penjara.
Namun, Harvey membantahnya. Dia mengaku tidak pernah dituduh melakukan kejahatan, apalagi masuk penjara.
"Itu sepenuhnya salah, sangat, sangat mencemarkan nama baik saya, sangat merusak karier saya," kata dia.
Pencarian internet
Pekan lalu, kepala kebijakan Netflix Benjamin King menghadiri sidang parlemen Inggris tentang film dan televisi. Dalam sidang itu, dia menegaskan bahwa perusahaannya mengambil "semua tindakan pencegahan yang wajar" untuk menyembunyikan identitas orang-orang yang menginspirasi karya Gadd.
“Kami tidak ingin menganonimkannya atau menjadikannya generik sehingga bukan lagi ceritanya, karena itu akan merusak maksud dari serial tersebut,” jelasnya.
“Pada akhirnya, jelas sangat sulit untuk mengontrol apa yang dilakukan pemirsa, terutama di dunia di mana segala sesuatunya diperkuat oleh media sosial,” tambahnya.
"Secara pribadi, saya tidak akan merasa nyaman di dunia di mana kami memutuskan yang terbaik bagi Richard [Gadd] untuk tetap diam dan tidak diizinkan menceritakan kisahnya."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.