Selasa, 7 Oktober 2025
Deutsche Welle

Bagaimana Teknologi Cina Sokong Invasi Rusia di Ukraina

Cina menjelma menjadi pemasok terbesar komponen senjata di Rusia. Bersama Menteri Pertahanan Andrey Belousov, Rusia diyakini ingin…

Deutsche Welle
Bagaimana Teknologi Cina Sokong Invasi Rusia di Ukraina 

"Rusia menerima setidaknya 14,5 juta dolar AS dalam pengiriman drone langsung dari perusahaan Cina, sementara Ukraina hanya menerima drone dan komponen senilai sekitar 200.000 dolar AS, sebagian besar berasal dari perantara Eropa,” menurut laporan CSIS.

Beberapa perusahaan asal Cina dan Hong Kong yang melakukan pengiriman ke Rusia juga disebut berbisnis dengan Ukraina. Jika perusahaan-perusahaan ini terkena sanksi UE atau AS, pembatasan perdagangan ujung-ujungnya dikhawatirkan juga dapat berdampak pada Ukraina.

Pada akhirnya, para peneliti AS menyimpulkan bahwa "sektor industri Rusia telah sepenuhnya bergantung pada Cina untuk peralatan mesin dan komponen yang penting untuk produksi pertahanan.”

Temuan ini konsisten dengan investigasi di Ukraina yang mengungkap asal usul komponen utama rudal, bom luncur atau drone Rusia.

"Sejak tahun lalu, Ukraina rajin mengidentifikasi perangkat elektronik buatan Cina pada senjata Rusia," kata pakar sanksi Ukraina Vladislav Vlasiuk dalam sebuah wawancara dengan DW.

Hambatan teknologi di Rusia

Berbeda dengan sebelum invasi ke Ukraina, Rusia kini memproduksi jenis amunisi dan senjata yang tidak memerlukan komponen berteknologi tinggi dari Barat, terutama bom luncur dan drone tempur Shahed yang aslinya berasal dari Iran.

Sejak awal tahun 2024, jet dan drone tempur Rusia semakin digdaya di ruang udara Ukraina yang kekurangan suplai peluru kendali dari Barat. Moskow mencoba menghujani Ukraina dengan peluru murah berjumlah massal yang dibuat dengan dukungan Cina, melawan rudal berteknologi tinggi Barat yang berjumlah sangat sedikit di Ukraina.

"Jika semua impor mikroelektronika ke Rusia dihentikan, mereka tidak akan mampu memproduksi senjata-senjata tersebut,” kata Vlasiuk.

Artinya industri pertahanan Rusia berhasil mengembangkan senjata dengan komponen yang lebih sederhana, yang sebagian besar bersumber dari Cina.

"Dalam hal in berupa komponen-komponen utama dan perangkat elektronik yang dibutuhkan Kremlin untuk mesin perangnya,” tulis lembaga think tank CSIS di Washington dalam analisisnya.

"Kremlin telah beralih dari komponen militer berperforma tinggi yang dibuat khusus menjadi apa yang disebut komponen militer berfungsi ganda, yang dapat digunakan untuk tujuan sipil dan militer, atau bahkan mengalihfungsikan teknologi sipil," ujar Vasiuk, yang dengan kata lain, merujuk jenis komponen yang belum terkena sanksi senjata Barat.

rzn/as

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved