Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Kecam Seruan Israel Evakuasi Warga dari Rafah Gaza, Hamas: Eskalasi Berbahaya yang Punya Konsekuensi

Hamas menyebut, evakuasi warga dari Rafah adalah eskalasi berbahaya yang akan mempunyai konsekuensi.

Penulis: Nuryanti
Editor: Febri Prasetyo
khaberni/HO
Ilustrasi - Petempur Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas di Gaza. Hamas menyebut, evakuasi warga dari Rafah adalah eskalasi berbahaya yang akan mempunyai konsekuensi. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menanggapi perintah Israel kepada warga sipil agar pindah dari Rafah, Gaza.

Hamas menyebut evakuasi warga dari Rafah adalah eskalasi berbahaya yang akan mempunyai konsekuensi.

Sami Abu Zuhri menyampaikan komentar tersebut kepada Reuters pada Senin (6/5/2024).

Seorang pejabat lainnya dari Hamas juga memberi tanggapan atas  seruan evakuasi yang disampaikan Israel.

Kepada situs berita Walla, pejabat itu mengatakan seruan Israel kepada warga sipil untuk mengevakuasi sebagian wilayah Rafah sebelum potensi serangan darat, akan menyebabkan gagalnya perundingan mengenai kesepakatan sandera dan gencatan senjata.

“Keputusan Israel untuk mulai mengevakuasi penduduk akan menghentikan perundingan mengenai kesepakatan tersebut, yang telah berjalan dengan baik dan kami hampir mencapai kesepakatan,” ujarnya, Senin, dikutip dari The Times of Israel.

“(Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu mempunyai ilusi bahwa ancaman invasi ke Rafah akan memberikan tekanan pada Hamas, namun hal itu hanya akan menyebabkan gagalnya perundingan,” jelas pejabat tersebut.

Diberitakan The Guardian, angkatan bersenjata Israel telah mengeluarkan seruan kepada penduduk dan pengungsi di lingkungan timur Rafah untuk mengungsi.

Seruan ini disampaikan sehari setelah para pemimpin Israel menegaskan untuk melancarkan serangan di Rafah.

Rafah merupakan kota selatan yang berbatasan dengan Mesir, di mana lebih dari satu juta warga Gaza mengungsi di sana.

Israel telah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa mereka berencana mengirim pasukan ke Rafah.

Baca juga: Menhan AS dan Israel Ngobrol via Telepon, Ini yang Mereka Bahas

Sesuai dengan persetujuan eselon politik, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerukan kepada penduduk, yang berada di bawah kendali Hamas, untuk sementara mengungsi.

"Masalah ini akan berkembang secara bertahap sesuai dengan penilaian situasi yang sedang berlangsung dan akan dilakukan setiap saat," kata IDF, Senin.

IDF mengatakan mereka melakukan seruan untuk melakukan evakuasi melalui pengumuman, pesan teks, panggilan telepon, dan siaran media dalam bahasa Arab.

Sementara itu, Israel mengatakan pihaknya perlu memindahkan sekitar 100.000 orang dari Rafah dalam evakuasi “cakupan terbatas”.

Namun, Israel belum memastikan bahwa ini adalah awal dari invasi yang lebih besar ke kota tersebut.

Juru bicara militer, Letkol Nadav Shoshani mengatakan sekitar 100.000 orang diperintahkan untuk pindah ke zona kemanusiaan terdekat yang dinyatakan Israel sebagai al-Mawasi.

Nadav mengatakan Israel sedang mempersiapkan operasi terbatas.

Shoshani mengatakan Israel menerbitkan peta daerah evakuasi.

Perintah itu dikeluarkan melalui selebaran yang dijatuhkan dari langit, pesan teks, dan siaran radio.

Dia mengatakan Israel telah memperluas bantuan kemanusiaan ke al-Mawasi, termasuk rumah sakit lapangan, tenda, makanan, dan air.

Update Perang Israel-Hamas

Dilansir Al Jazeera, Hamas menembakkan roket ke penyeberangan Karem Abu Salem, menewaskan tiga tentara Israel, Minggu.

Hal ini juga terjadi ketika perundingan gencatan senjata di ibu kota Mesir, Kairo, tampaknya terhenti dan kabinet Israel dengan suara bulat memutuskan untuk menutup operasi Al Jazeera di negara tersebut.

Baca juga: Serangan Udara Israel di Rafah Tewaskan 19 Warga Palestina, Termasuk Seorang Bayi

Pasukan Israel berjalan di wilayah pemukiman di Gaza yang sudah hancur setelah bombardemen udara sebelum unit infanteri masuk ke wilayah tersebut.
Pasukan Israel berjalan di wilayah pemukiman di Gaza yang sudah hancur setelah bombardemen udara sebelum unit infanteri masuk ke wilayah tersebut. (AFP)

Israel telah mengubah posisi dan mempersiapkan serangan terhadap Rafah.

Lebih dari seminggu yang lalu, militer Israel membawa ke Jalur Gaza sekitar 40.000 tenda besar yang masing-masing dapat menampung 12 orang sebagai persiapan untuk mengevakuasi sekitar 480.000 orang dari Rafah ke tempat lain.

Hal ini untuk mengurangi tingginya kepadatan penduduk di wilayah tersebut yang membuat pertempuran menjadi sulit.

Israel juga menarik Brigade Nahal dari Koridor Netzarim untuk mereparasi dan menyusun kembali, dan mereka mengerahkan kembali kekuatan sekitar enam brigade (3.000-5.000 tentara) ke sebuah pangkalan di dekat Rafah.

Ini bukan operasi terbatas tetapi serangan gabungan dua divisi dan multidomain di Rafah.

Baca juga: Serangan ke Rafah Semakin Dekat, Amerika Serikat Menunda Pengiriman Pasokan Amunisi ke Israel

Akan ada dukungan artileri, udara dan laut, ditambah dukungan elektromagnetik dan intelijen.

Setidaknya 34.683 warga Palestina telah tewas dan 78.018 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang masih ditawan.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved