Minggu, 5 Oktober 2025

AstraZeneca akui vaksinnya dapat sebabkan pembekuan darah meski 'sangat jarang' terjadi – Apakah efek samping serupa juga ditemukan di Indonesia?

AstraZeneca untuk pertama kalinya telah mengakui bahwa vaksinnya dapat menyebabkan efek samping pembekuan darah (trombosis) yang sangat…

BBC Indonesia
AstraZeneca akui vaksinnya dapat sebabkan pembekuan darah meski 'sangat jarang' terjadi – Apakah efek samping serupa juga ditemukan di Indonesia? 

Istri dari Jamie, Kate Scott, sebelumnya mengatakan kepada BBC bahwa suaminya “telah menjalani lebih dari 250 sesi rehabilitasi dengan para spesialis. Dia harus belajar berjalan lagi, belajar menelan, berbicara. [Dia juga mengalami] gangguan ingatan”.

“Meskipun dia telah menjalaninya dengan sangat baik, kami kini menghadapi Jamie dengan kondisi terbaru Jamie… adalah kondisi yang lebih baik."

"Dia memiliki masalah kognisi, dia menderita afasia [kondisi ketika seseorang kesulitan dengan bahasa atau ucapan], sakit kepala parah, dan kebutaan,” ujar Kate.

“Kami membutuhkan pemerintah [Inggris] untuk mereformasi skema untuk mereformasi skema pembiayaan akibat efek samping vaksin. Ini tidak efisien dan tidak adil, dan [kami menginginkan] kompensasi yang adil,” tuturnya.

Apakah efek samping serupa terjadi di Indonesia?

Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan, tidak ada kejadian TTS setelah pemakaian vaksin AstraZeneca di Indonesia.

Hal itu berdasar pada surveilans aktif dan pasif yang sampai saat ini masih dilakukan oleh Komnas KIPI.

Survei mereka lakukan di 14 rumah sakit di tujuh provinsi yang memenuhi kriteria selama lebih dari satu tahun dari Maret 2021 hingga Juli 2022.

“Sampai [surveilans aktif] kami perpanjang juga tidak ada TTS pada AstraZeneca,” jelas Hinky melalui keterangan tertulis pada Kamis (02/05).

“Jadi, kami melaporkan pada waktu itu tidak ada kasus TTS terkait vaksin Covid-19,” sambungnya.

Dari 453 juta dosis vaksin yang telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, sebanyak 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Sampai saat ini, Hinky mengatakan surveilans pasif untuk memantau efek samping vaksin masih berjalan. Namun berdasarkan laporan yang masuk, tidak ditemukan kasus TTS.

"Kejadian ikutan pasca-imunisasi itu kalau ditemukan penyakit atau gejala antara empat sampai 42 hari setelah vaksin disuntikkan," kata dia.

"Kalaupun saat ini ditemukan kasus TTS di Indonesia, ya pasti bukan karena vaksin Covid-19 karena sudah lewat rentang waktu kejadiannya," jelas Hinky.

"Kalau sekarang terjadi ya kemungkinan besar karena penyebab lain, bukan karena vaksin."

Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi juga mengutarakan bahwa tidak ada laporan soal efek samping TTS di Indonesia.

"Ini kejadian sangat jarang dan bisa dipengaruhi faktor ras, genetik. Di Indonesia belum ada laporan terkait TTS ini," ujar Nadia.

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved