Rabu, 1 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Tak Terima dengan Kebijakan Biden soal Gaza, Juru Bicara Deplu AS Putuskan Mundur dari Jabatan

Juru bicara Departemen Luar Negri AS yang berbahasa Arab, Hala Rharrit memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Twitter
Hala Rharrit, juru bicara Departemen Luar Negeri AS yang berbahasa Arab 

TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Departemen Luar Negri AS yang berbahasa Arab, Hala Rharrit, memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Alasan Rharrit mengundurkan diri adalah karena penolakannya terhadap kebijakan pemerintahan Joe Biden terkait perang di Gaza.

Ini merupakan ketiga kalinya anggota dari departemen tersebut yang mengundurkan diri dengan alasan yang sama sejak perang dimulai, dikutip dari Reuters.

Hala Rharrit juga merupakan wakil direktur Dubai Regional Media Hub dan bergabung dengan Departemen Luar Negeri hampir dua dekade lalu sebagai pejabat politik dan hak asasi manusia.

Wafa melaporkan, Rharrit resmi mengundurkan diri mulai Rabu (24/4/2024).

Pengunduran dirinya dikonfirmasi melalui halaman biografi Departemen Luar Negeri.

Dalam pernyataan yang dikaitkan dengannya di halaman LinkedIn yang diyakini miliknya, Rharrit menyatakan dirinya telah 18 tahun bekerja di departemen tersebut dan mulai bulan ini memutuskan untuk mengundurkan diri.

"Saya mengundurkan diri pada April 2024 setelah 18 tahun mengabdi dengan baik dalam menentang kebijakan Amerika Serikat di Gaza," tulisnya.

Menurutnya, saat ini yang dibutuhkan di Gaza adalah perdamaian.

"Diplomasi, bukan senjata. Jadilah kekuatan untuk perdamaian dan persatuan," tambahnya.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri, ketika ditanya tentang pengunduran diri tersebut dalam konferensi pers hari Kamis, mengatakan bahwa departemen tersebut memiliki saluran bagi para pegawainya untuk berbagi pandangan ketika mereka tidak setuju dengan kebijakan pemerintah.

Baca juga: Joe Biden Berjanji untuk Menyetuju Kirim Paket Bom Miliaran Dolar untuk Israel, Rafah Kian Terancam

Rharrit diketahui telah memulai kariernya di Dinas Luar Negeri Amerika Serikat sejak tahun 2006.

Sejak menjabat, ia telah ditugaskan di berbagai negara.

Mulai dari Yaman, Hong Kong, Qatar hingga Afrika Selatan.

Keputusan Rharrit mengundurkan dari jabatannya menjadi pelengkap tren di Departemen Luar Negeri.

Sebelumnya, telah banyak pegawai yang mengundurkan diri karena ketidaksepakatan dengan kebijakan Presiden Joe Biden di Gaza.

Seperti, Annelle Sheline yang telah mengundurkan diri dari jabatannya pada bulan lalu.

Annelle Sheline merupakan pegawai dari biro hak asasi manusia Departemen Luar Negeri.

Dalam pengunduran dirinya, ia menjelaskan alasan bahwa ketidakmampuannya memenuhi perannya di departemen hak asasi manusia berdasarkan kebijakan pemerintahan saat ini.

Selain Sheline, pegawai lainnya yang mengundurkan diri adalah Josh Paul.

Josh Paul merupakan mantan staf Departemen Luar Negeri yang telah mengundurkan diri pada bulan Oktober 2023.

Ia mengatakan bahwa meskipun pengunduran diri mungkin memberikan tekanan pada pemerintah, perubahan besar dalam kebijakan masih sulit dilakukan.

Kemudian seorang pejabat senior di Departemen Pendidikan AS yang merupakan keturunan Palestina-Amerika, Tariq Habsh juga telah mengundurkan diri pada bulan Januari.

Pengunduran diri secara bergantian ini terjadi di tengah meningkatnya kritik terhadap dukungan Washington yang teguh terhadap Israel.

Terutama ketika undang-undang terbaru yang mengesahkan bantuan dari Amerika Serikat sebesar 26 miliar dollar untuk Israel.

Tentunya hal tersebut mendapat kecaman dari komunitas Internasional dan kelompok hak asasi manusia.

Pada bulan November, lebih dari 1.000 pejabat di Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), bagian dari Departemen Luar Negeri, menandatangani surat terbuka yang menyerukan gencatan senjata segera.

Konflik Palestina vs Israel

Israel telah menggempur Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.

Serangan ini telah menyebabkan 34.356 warga Palestina telah terbunuh.

Sebagian besar korban merupakan wanita dan anak-anak.

Korban luka-luka akibat serangan Israel meningkat menjadi 77.368 warga Palestina.

Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Joe Biden dan Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved