Senin, 29 September 2025

Suara PSI 'meledak' - Kesalahan sistem Sirekap, kewajaran atau ada kesengajaan menggiring suara ke partai tertentu?

Dugaan penggelembungan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memunculkan spekulasi adanya potensi kecurangan saat rekapitulasi…

BBC Indonesia
Suara PSI 'meledak' - Kesalahan sistem Sirekap, kewajaran atau ada kesengajaan menggiring suara ke partai tertentu? 

Peneliti Indikator Politik, Bawono Kumoro, juga menilai perolehan suara PSI saat ini "mengejutkan". Pasalnya dalam hitungan tujuh hari PSI mendapatkan 0,6% suara dari sekitar 2% suara nasional yang masuk ke Sirekap.

Meskipun dalam catatannya, angka PSI 3,13% itu masih dalam batas margin of error lembaga surveinya sebesar 0,54%.

"Dibilang anomali atau mengejutkan, iya. Tapi untuk mengatakan apakah ada kecurangan kita perlu punya buktinya."

LSI: Tidak ada yang aneh

Akan tetapi Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan, menilai tidak ada yang aneh dari perolehan suara tiga partai tersebut.

Hasil quick count LSI terhadap PKS, Gelora, dan PSI tidak terlampau berbeda dengan hitung cepat lembaga lain.

Djayadi mendasarkan penilaiannya pada selisih perolehan suara ketiga partai tersebut antara yang tertera di Sirekap per Minggu (03/03) dengan hasil quick count lembaganya tak lebih dari batas margin of error sebesar 0,75%.

Untuk PKB, katanya, beda suara antara LSI dengan Sirekap sekitar 0,4%, Partai Gelora sebesar 0,5%, dan PSI adalah 0,33%.

"Kalau hasil quick count ada margin of error, suara partai bisa di bawah dari yang diperkirakan quick count, atau bisa juga di atas yang diperkirakan quick count," ujar Djayadi Hanan kepada BBC News Indonesia.

"Kami di LSI toleransi simpangannya sekitar 0,75%. Jadi kalau sekarang PSI mendapat 3,13% belum bisa disimpulkan ada lonjakan."

"Adakah kecurangan nanti kalau seluruh data sudah masuk, suara ketiga partai ini terus melonjak, nah itu memang ada keanehan. Kalau sekarang data baru masuk 65% jadi masih bisa berubah."

Djayadi juga menjelaskan kalaupun terjadi lonjakan suara pada partai-partai tersebut di hari tertentu, tak bisa semata-semata dianggap adanya kecurangan.

Bisa saja, kata dia, data yang masuk ke Sirekap adalah perolehan suara dari TPS-TPS di mana partai itu mendominasi.

"Misalnya Gelora kuat di Jawa Barat, suaranya dari Jabar masuk semua di Sirekap, kan bisa melonjak tuh. Jadi enggak aneh."

"Saya sendiri tidak tahu bagaimana KPU memasukkan data, apakah proporsional atau tidak. Tapi data masih 65% enggak bisa dibilang sudah ada lonjakan."

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan