Selasa, 30 September 2025

Konflik manusia dan gajah di Jambi: Gajah sumatera ‘kian terjepit’ imbas hutan beralih jadi kebun sawit

Konflik antara manusia dan gajah yang berujung perusakan fasilitas di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi, pada awal pekan lalu…

BBC Indonesia
Konflik manusia dan gajah di Jambi: Gajah sumatera ‘kian terjepit’ imbas hutan beralih jadi kebun sawit 

Berdasarkan laporan tersebut, BKSDA Jambi kemudian menugaskan tim untuk memantau dan menggiring tiga ekor gajah tersebut.

Menurut Kepala BKSDA Jambi, Donal Hutasoit, kebun-kebun sawit masyarakat itu berada di kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh, yang merupakan habitat daerah jelajah gajah sumatera.

Dalam pertemuan antara masyarakat dengan BKSDA dan FZS pada 21 Februari, masyarakat meminta agar gajah-gajah itu tidak hanya digiring, namun dipindahkan dari wilayah Desa Muara Danau.

BKSDA dan FZS kemudian menggiring tiga ekor gajah ke arah utara Desa Muara Danau sampai mereka berada di kawasan yang masih berhutan, melewati area hutan yang telah ditanami sawit oleh masyarakat.

Namun pada 23 Februari, beredar isu bahwa terdapat 40 gajah yang bergerak dari Desa Lubuk Mandarsah, Kabupaten Tebo, menuju ke Desa Muara Danau yang berlokasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Berdasarkan hasil verifikasi tim BKSDA dan FZS pada 24 Februari, terdapat pergerakan 15 ekor gajah di Desa Lubuk Mandarsah. Namun, gajah-gajah tersebut bukan bergerak menuju Desa Muara Danau, melainkan menuju Dusun Brandan.

Pada Minggu (25/02) malam, sekitar 50-100 orang berdatangan ke mess milik FSZ di Simpang Burut untuk menuntut jaminan dari BKSDA agar memindahkan gajah-gajah di Desa Muara Danau, Kelurahan Lubuk Kambing dan sekitarnya.

Dalam aksi itu, mereka merusak satu unit mobil lapangan dan dua unit sepeda motor milik BKSDA, lalu merusak dan melempari mess FZS, serta mengancam tim yang ada di sana.

Tim dari FZS kemudian dievakuasi pada Senin (26/02) dini hari oleh polisi.

Kemudian pada Senin sore, masyarakat kembali merusak fasilitas konservasi di Open Orangutan Sanctuary di Danau Alo, bahkan menyandera lima orang petugas FZS.

“Kami prihatin dengan kondisi ini dan berharap semua pihak dapat menahan diri, bersama-sama mencari solusi untuk menyelamatkan satwa liar khususnya gajah sumatera dan orangutan sumatera,” kata Donal.

Pasca-insiden itu, Kapolres Tanjung Jabung Barat, AKBP Agung Basuki, mengatakan telah memeriksa 16 saksi yang terdiri dari petugas BKSDA, staf FZS, serta masyarakat setempat. Belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka sejauh ini.

‘Sekarang sawit yang menjanjikan’

Salah satu warga Desa Muara Danau, Syukur, mengeklaim bahwa gajah-gajah tersebut “mulai memasuki kampung” sejak empat hingga lima tahun yang lalu.

Gajah-gajah itu menurutnya telah merusak tanaman di kebun-kebun yang digarap masyarakat. Mayoritas merupakan kebun sawit dan selebihnya karet.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved