Perang Israel-Gaza: 'Lebih dari 100' warga Palestina dibunuh saat berkerumun mendapatkan bantuan di Gaza
Setidaknya 112 warga sipil Palestina dilaporkan tewas setelah tentara Israel melepaskan tembajkan ke arah kerumunan warga yang sedang…
"Meskipun keadaan sangat sulit [yang disebabkan oleh keputusan Hamas untuk berperang melawan Israel], kami terus berupaya memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di seluruh Jalur Gaza," tambah pernyataan tersebut.
"Kami akan belajar dari kejadian sulit ini untuk mencoba dan menemukan solusi yang lebih baik dalam menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan."
Apa komentar Hamas dan Presiden Palestina?
Hamas mengeluarkan pernyataan yang membantah penuturan militer Israel. Kelompok itu menyebut ada bukti "tak terbantahkan" bahwa pasukan Israel "menembaki warga, termasuk tembakan ke arah kepala dengan maksud membunuh secara langsung".
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang berbasis di Tepi Barat yang diduduki Israel, menyalahkan pasukan Israel atas insiden yang mereka sebut sebagai "pembantaian keji".
"Pembunuhan sejumlah besar warga sipil tak berdosa yang mempertaruhkan penghidupan mereka dianggap sebagai bagian integral dari perang genosida yang dilakukan pemerintah pendudukan terhadap rakyat kami," kata Abbas dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan bahwa Israel memikul "tanggung jawab penuh".
Apa komentar PBB?
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan Guterres "mengutuk" insiden tersebut.
"Warga sipil yang putus asa di Gaza membutuhkan bantuan segera, termasuk mereka yang berada di wilayah utara yang terkepung. Di sana, PBB belum dapat memberikan bantuan selama lebih dari seminggu," kata Stephane Dujarric, seraya menambahkan bahwa Guterres mengulangi seruannya untuk "pertolongan kemanusiaan segera, gencatan senjata, dan pembebasan semua sandera tanpa syarat".
Dewan Keamanan PBB dilaporkan telah menjadwalkan pertemuan darurat secara tertutup untuk membahas insiden itu.
Bagaimana penyaluran bantuan berlangsung di Gaza?
Bagian utara Gaza mengalami kehancuran yang luas setelah menjadi fokus serangan darat tahap pertama Israel.
Sebagian besar wilayah tersebut telah terputus dari bantuan kemanusiaan selama beberapa bulan, meskipun ada upaya dari badan-badan bantuan PBB.
Pekan lalu, Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan terpaksa menghentikan pengiriman bantuan ke Gaza utara setelah konvoi pertamanya dalam tiga minggu dikepung oleh kerumunan orang yang kelaparan di dekat pos pemeriksaan militer Israel di Wadi Gaza, dan kemudian menghadapi tembakan di Kota Gaza.
Konvoi lain menghadapi apa yang mereka sebut sebagai "kekacauan dan kekerasan total akibat runtuhnya ketertiban sipil". Beberapa truk dijarah di tengah Gaza dan seorang pengemudi dipukuli.
Pada Selasa (27/02), seorang pejabat senior bantuan PBB memperingatkan bahwa setidaknya 576.000 orang di Jalur Gaza - seperempat dari populasi - menghadapi tingkat kerawanan pangan yang sangat parah dan berisiko kelaparan.
Ia juga memperingatkan bahwa satu dari enam anak di bawah usia dua tahun di wilayah utara menderita kekurangan gizi akut.
Pada Rabu (28/02), Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan enam anak meninggal karena dehidrasi dan kekurangan gizi di rumah sakit di Gaza utara. Dua korban tewas terjadi di al-Shifa dan empat di Kamal Adwan, tambahnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.