Konflik Palestina Vs Israel
Sekjen PBB Ungkap Dampak Mengerikan Serangan Israel di Gaza, Serukan Gencatan Senjata Kemanusiaan
Sekjen PBB, Antonio Guterres, menyerukan gencatan senjata untuk memperingati 100 hari perang Israel dan Hamas. Ia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyerukan gencatan senjata untuk memperingati 100 hari perang Israel dan Hamas.
"Ada satu solusi untuk membantu mengatasi semua permasalahan mengenai peningkatan korban sipil, kondisi kemanusiaan yang sangat buruk di Gaza, nasib para sandera, dan ketegangan yang meluas di seluruh wilayah. Kami membutuhkan gencatan senjata kemanusiaan segera," kata Guterres kepada wartawan.
Lebih lanjut, dalam pidato yang disampaikannya, Guterres menyadari dan turut prihatin akan dampak perang yang sangat mengerikan terutama bagi warga sipil di Gaza dan sekitarnya.
“Serangan pasukan Israel di Gaza selama 100 hari ini telah menyebabkan kehancuran besar-besaran dan tingkat pembunuhan warga sipil, pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya selama saya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal,” kata Guterres dalam pidatonya.
“Tidak ada yang bisa membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina,” tambahnya.
Baca juga: Israel Ancam Terapkan Hukuman Penjara kepada Pemuda yang Menolak Ikut Perang
Tidak hanya itu, terlepas dari kekejaman yang terjadi di Gaza, ketegangan di Tepi Barat yang diduduki juga meningkat seiring dengan meningkatnya kekerasan, yang turut menambah krisis fiskal yang sudah mengerikan bagi Otoritas Palestina.
Selain itu, baru-baru ini, ketegangan juga ikut meningkat di Laut Merah dan sekitarnya, yang mungkin tidak dapat dibendung lagi untuk waktu yang lama.
“Saya mempunyai kekhawatiran serius mengenai baku tembak harian di Jalur Biru. Hal ini berisiko memicu eskalasi yang lebih luas antara Israel dan Lebanon, dan sangat mempengaruhi stabilitas regional,” lanjut Guterres.
Baca juga: Hamas Telah Merilis Video Baru, Umumkan Dua Tawanan Israel Tewas dalam Pemboman oleh Israel di Gaza
Menurut laporan, 100 hari setelah konflik terjadi, situasi kemanusiaan di Gaza tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Tidak adanya tempat mengungsi yang aman menyebabkan warga sipil yang mengalami trauma terpaksa didorong ke daerah-daerah yang terbatas di wilayah selatan dan menyebabkan daerah tersebut menjadi sangat padat.
Guterres menjelaskan, meskipun terdapat operasi bantuan kemanusiaan yang dipercaya bisa meningkatkan aliran bantuan ke Gaza, beberapa pasokan tetap tidak sampai kepada para korban perang, yang telah mengalami serangan tanpa henti selama berbulan-bulan lamanya.
Operasi bantuan tersebut diketahui menghadapi rintangan besar di perbatasan Gaza.
Bahan-bahan penting, termasuk peralatan medis dan suku cadang yang penting untuk perbaikan fasilitas dan infrastruktur air, telah ditolak dengan, atau tanpa penjelasan apapun.
Selain itu, dalam pidatonya tersebut, Guterres juga menambahkan, untuk memperbaiki situasi memprihatinkan itu, ia mendesak kepada para pihak yang terlibat untuk lebih menghormati hukum humaniter internasional, menghormati dan melindungi warga sipil, serta memastikan agar kebutuhan-kebutuhan utama mereka terpenuhi.
“Harus ada peningkatan segera dan besar-besaran dalam pasokan komersial barang-barang penting. PBB dan mitra kemanusiaan tidak bisa sendirian menyediakan kebutuhan dasar, yang juga harus tersedia di pasar untuk seluruh masyarakat,” jelasnya. (cnn/englishnews)
Penulis: Agave Boniarce Veva Situmorang
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.