Sabtu, 4 Oktober 2025

Natal 2023

Natal Umat Kristen Palestina dalam Suasana yang Tenang di Betlehem, Tempat Kelahiran Yesus Kristus

Umat kristen di Palestina, terutama di Batlehem, merayakan Natal dengan cara yang berbeda tahun 2023.

Editor: Wahyu Aji
AFP/HAZEM BADER
Seorang perempuan mengatur instalasi adegan kelahiran Kristus dengan figur yang melambangkan bayi Yesus yang berbaring di palungan di tengah reruntuhan, mengacu pada Gaza, di dalam Gereja Lutheran Evangelis di Betlehem di Tepi Barat yang diduduki pada tanggal 6 Desember 2023. Itu dilakukan beberapa minggu sebelum Natal di tengah pertempuran yang terus berlanjut antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Umat kristen di Palestina, terutama di Batlehem, merayakan Natal dengan cara yang berbeda tahun 2023.

Mengingat perang masih berlangsung, mereka melakukan perayaan yang sederhana.

Pada tahun 2005, sekitar 29.019 orang tinggal di Betlehem di Tepi Barat, Palestina.

Pada hari Sabtu, 23 Desember 2023, umat Kristen Palestina merayakan Natal dalam suasana yang tenang di Betlehem.

Di Gaza, nyanyian pujian dan doa untuk perdamaian terdengar.

Tak ada perayaan yang biasa dilakukan di lokasi di mana mereka percaya bahwa Yesus Kristus dilahirkan.

Betlehem adalah tempat sentral dalam kisah Kristen tentang kehidupan Yesus, yang dilahirkan di sana.

Yesus ditempatkan di palungan hewan, tempat tidur yang paling sederhana dari semua tempat tidur yang ada.

Sekitar 2.000 tahun kemudian, para peziarah biasanya berduyun-duyun ke lokasi kandang yang terkenal di Gereja Kelahiran Yesus era Bizantium di Betlehem, tempat sebagian besar Natal diramaikan dengan pertunjukan lampu dan pepohonan yang meriah di Manger Square.

Namun mengingat kampanye Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 20.000 orang menurut otoritas kesehatan di daerah kantong yang dikelola Hamas, sebagian besar penduduk Palestina di Betlehem di Tepi Barat yang diduduki juga berduka.

Dilansir dari Reuters, tahun ini mereka memutuskan untuk tidak menanam pohon besar, yang biasa menjadi pusat perayaan Natal di Betlehem karena perang hanya terjadi 50 km (30 mil) jauhnya.

Dan sebagai pengganti adegan kelahiran Yesus yang biasa, sebagaimana umat Kristiani menyebut patung-patung tradisional yang mewakili keluarga suci.

Gereja-gereja Betlehem menempatkan patung-patung tersebut di tengah puing-puing dan kawat berduri sebagai bentuk solidaritas terhadap masyarakat Gaza.

"Betlehem adalah sebuah pesan. Ini bukan sebuah kota (biasa), ini adalah kota yang membawa pesan perdamaian bagi seluruh dunia. Dari tempat suci ini kami menyampaikan pesan perdamaian, hentikan perang, hentikan pertumpahan darah, pembunuhan dan balas dendam," kata Pastor Ibrahim Faltas, seorang biarawan yang hadir pada acara vigil tersebut.

Umat Kristen berjumlah sekitar 2 persen dari populasi di seluruh Israel dan wilayah Pendudukan Palestina, menurut Melindungi Umat Kristen Tanah Suci, sebuah kampanye yang diselenggarakan oleh Kepala Gereja di Yerusalem, dengan proporsi yang lebih kecil di Gaza.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved