Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hari-hari Paling Berdarah bagi Tentara Israel, Belasan Personil IDF Tewas pada Akhir Pekan di Gaza

Hari-hari paling berdarah bagi tentara Israel, belasan anggota IDF tewas pada akhir pekan di Gaza. Hari-hari ini menjadi ajang pembantaian IDF.

Penulis: Muhammad Barir
IST
Foto 11 tentara Israel yang tewas dalam penyergapan yang dilakukan oleh Brigade Al-Qassam terhadap kendaraan lapis baja Tiger pada awal operasi darat di Gaza. Dari 12 tentara, hanya satu tentara yang selamat. Daniel Mazavetz yang selamat tidak menjelaskan kapan dan di mana peristiwa itu terjadi. 

Hari-hari Paling Berdarah bagi Tentara Israel, Belasan Personil IDF Tewas pada Akhir Pekan di Gaza

TRIBUNNEWS.COM- Hari-hari paling berdarah bagi tentara Israel, belasan anggota IDF tewas pada akhir pekan di Gaza.

Hari-hari ini menjadi ajang pembantaian tentara Israel di Gaza oleh pejuang Palestina.

Dilansir dari Messenger, tentara Israel tewas dalam peperangan di Gaza dengan cara yang brutal pada akhir pekan ini.

Lebih dari selusin tentara Israel tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza selama akhir pekan ini.

Ini merupakan hari-hari pertempuran paling berdarah bagi Israel sejak dimulainya serangan darat Israel pada akhir Oktober.

Dan sekaligus sebuah tanda bahwa para pejuang Hamas masih bisa melakukan perlawanan meskipun sebagian besar jalur Gaza sudah dibombardir dari darat dan udara selama berminggu-minggu.

Baca juga: PBB: Pekerja Bantuan Gaza dan 70 Anggota Keluarga besarnya Tewas akibat Serangan Udara Israel

Nyatanya pejuang Palestina masih eksis, bahkan mereka bisa melakukan serangan yang mematikan akhir-akhir ini.

Jumlah korban tewas di kalangan pasukan Israel meningkat, yang dikonfirmasi oleh pihak berwenang, kemungkinan besar akan memainkan faktor penting dalam dukungan publik Israel terhadap perang tersebut.

Perang tersebut telah menghancurkan sebagian Jalur Gaza, menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina dan membuat hampir 85 persen dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi.

Israel masih ngotot untuk menghancurkan kemampuan pemerintahan dan militer Hamas. Namun banyak personilnya makin hari banyak yang jadi korban ketangguhan pejuang Palestina.

Selain itu, Israel juga menghadapi meningkatnya tekanan internasional terhadap serangan Israel dan melonjaknya angka kematian warga Sipil yang belum pernah terjadi sebelumnya di kalangan warga Palestina.

Namun meningkatnya jumlah tentara yang tewas dapat melemahkan dukungan tersebut.

Baca juga: Sebut Israel Sangat Lemah dan Bisa Dikalahkan, Mayoritas Warga Arab Tolak Normalisasi Hubungan

Tentara Tewas Adalah Topik Paling Sensitif di Israel

Kematian tentara IDF adalah topik sensitif dan emosional di Israel, negara yang mewajibkan wajib militer bagi sebagian besar orang Yahudi.

Nama-nama tentara yang gugur diumumkan di bagian atas siaran berita setiap jam, dan di negara kecil berpenduduk sekitar sembilan juta orang, hampir setiap keluarga mengenal kerabat, teman atau rekan kerja yang kehilangan anggota keluarga dalam perang.

Ke-13 tentara Israel yang tewas pada hari Jumat dan Sabtu tewas dalam pertempuran di Gaza tengah dan selatan, sebuah indikasi bagaimana Hamas masih bisa melakukan perlawanan keras terhadap serbuan pasukan Israel.

Bahkan ketika tentara Israel mengklaim telah memberikan pukulan serius terhadap kelompok militan tersebut. Nyatanya, masih besar perlawanan dari pejuang kemerdekaan Palestina.

 

 

Baca juga: Pakar Sebut AS dan Israel Kini Hadapi Musuh Kuat dan Bisa Bikin Boncos, Siapa?


152 Orang Tentara Israel Diumumkan Tewas

Menurut Radio Angkatan Darat Israel, empat tentara tewas ketika kendaraan mereka dihantam rudal anti-tank. Yang lainnya tewas dalam pertempuran sporadis dan terpisah.

Seorang tentara lainnya tewas di Israel utara akibat tembakan kelompok militan Syiah Lebanon, Hizbullah, yang terus melakukan pertempuran tingkat rendah dengan Israel sejak perang dengan Hamas meletus.

Sehingga meningkatkan kekhawatiran Israel akan konflik regional yang lebih luas.

Kematian mereka menjadikan jumlah tentara Israel yang terbunuh sejak serangan darat dimulai menjadi 152 orang.


Rakyat Israel Marah kepada Benjamin Netanyahu

Sekalipun Israel mendukung perang, terdapat kemarahan yang meluas dari rakyat Israel terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang banyak dikritik karena gagal melindungi warga sipil dan mempromosikan kebijakan yang memungkinkan Hamas memperoleh kekuatan selama bertahun-tahun.

Pada Sabtu malam, ribuan orang berdemonstrasi di tengah hujan lebat di Tel Aviv, meneriakkan “Bibi, Bibi, kami tidak menginginkanmu lagi”, mengacu pada nama panggilan Netanyahu.

Perdana Menteri Israel menghindari mengaku bertanggung jawab atas kegagalan militer dan kebijakan menjelang tanggal 7 Oktober, dengan mengatakan bahwa ia akan menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit setelah pertempuran selesai.

IDF Perluas Serangan di Gaza

Pada hari Sabtu, juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan pasukan memperluas serangan mereka di Gaza utara dan selatan dan pasukan bertempur di daerah kompleks di Khan Younis, kota terbesar kedua di Gaza, tempat Israel yakin para pemimpin Hamas bersembunyi.

Serangan Israel telah menjadi salah satu kampanye militer paling dahsyat dalam sejarah baru-baru ini dan telah menimbulkan banyak korban jiwa bagi warga sipil Palestina.

Lebih dari dua pertiga dari 20.000 orang yang tewas adalah kaum ibu dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pada Minggu pagi bahwa seorang anak laki-laki berusia 13 tahun ditembak dan dibunuh oleh serangan pesawat tak berawak Israel saat berada di dalam gedung rumah sakit al-Amal di Khan Younis.


Israel Lakukan Pemboman Besar-besaran

Warga Palestina menyaksikan pemboman besar-besaran dan tembakan Israel pada Minggu pagi di kota Jabaliya, sebuah wilayah di utara Kota Gaza yang sebelumnya diklaim Israel kendalikan.

Suara ledakan dan tembakan bergema di seluruh kota dan pesawat-pesawat tempur Israel terbang di atas wilayah tersebut, kata mereka.

Israel yang sembrono menjatuhkan bom di tempat padat penduduk, menyalahkan Hamas atas tingginya angka kematian warga sipil, dengan alasan bahwa kelompok militan tersebut memanfaatkan daerah pemukiman padat dan terowongan.

Israel telah melancarkan ribuan serangan udara sejak 7 Oktober, dan sebagian besar menahan diri untuk tidak mengomentari serangan tertentu.

Meningkatnya jumlah korban di kedua belah pihak terjadi beberapa hari setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menyerukan pengiriman bantuan kemanusiaan secepatnya bagi warga Palestina yang kelaparan serta pembebasan semua sandera, namun bukan untuk gencatan senjata.

Menyusul resolusi PBB, masih belum jelas bagaimana dan kapan pengiriman bantuan akan dipercepat. Truk masuk melalui dua penyeberangan – Rafah di perbatasan dengan Mesir dan Kerem Shalom di perbatasan dengan Israel.

Pada hari Jumat, kurang dari 100 truk masuk, kata PBB – jauh di bawah rata-rata harian 500 truk sebelum perang.

Kedua penyeberangan ditutup pada hari Sabtu atas kesepakatan bersama antara Israel, Mesir dan PBB, kata para pejabat Israel.

(Sumber: Messenger)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved