Selasa, 7 Oktober 2025
Deutsche Welle

Ketika Umat Islam Indonesia Membicarakan Teknologi

Hubungan antara Islam dan teknologi menjadi isu utama dalam masyarakat Islam (umat) pada awal 1990-an di Indonesia. Bagaimana upaya…

Deutsche Welle
Ketika Umat Islam Indonesia Membicarakan Teknologi 

Untuk mencapai hal tersebut, seorang insinyur atau ilmuwan membutuhkan kemampuan tingkat tinggi dalam kontemplasi spiritual dan pengembangan teknis/ilmiah. Dengan demikian, menguasai teknologi, baik sekedar alat genggam sederhana maupun perangkat ilmiah yang kompleks, menjadi tujuan suci bagi umat Islam.

Djojonegoro dan Baiquni juga menunjukkan bahwa kelemahan Islam kontemporer adalah konsekuensi dari kelalaian umat Islam dalam keterampilan dan pengetahuan teknologi di masa lalu.

Beberapa isu bermasalah terkait teknologi modern dan solusi transformasinya diidentifikasi oleh pembicara lainnya.

Shihab menggunakan metafora ‘perbudakan' dan ‘kemitraan' yang mencolok dalam menjelaskan hubungan antara manusia dan teknologi. Ia menganggap teknologi sebagai ‘budak' bagi manusia ketika teknologi tersebut masih berupa buatan tangan dengan cakupan kegunaan yang terbatas, namun ketika manusia menciptakan teknologi yang lebih canggih dengan implikasi yang luas, teknologi tersebut berangsur-angsur menjadi ‘mitra' dalam mencapai hal-hal yang tidak terpikirkan dalam batas-batas tubuh manusia (seperti pesawat terbang).

Shihab juga memperingatkan bahwa beberapa teknologi modern dengan cakupan yang terlampau luas dapat memperbudak manusia.

Teknologi-teknologi ini, seperti yang dijelaskan Djojonegoro, berkembang di luar konteks keimanan dan menjadi teknologi 'liar' yang memiliki efek samping negatif, seperti merusak lingkungan.

Oleh karena itu, umat Islam harus berpartisipasi dalam penciptaan teknologi yang positif, bukan hanya untuk umat dan kebangkitan Islam di abad ke-21, tetapi juga untuk dunia.

Teknologi dan religi

Konferensi ini juga menyuarakan kritik terhadap rencana ekonomi Suharto yang menyebabkan merajalelanya materialisme di masyarakat Indonesia.

Mereka berpendapat bahwa iptek yang berbasis iman dan taqwa akan memberikan keseimbangan spiritual dan keselarasan bagi rencana pembangunan bangsa.

Oleh karenanya, para insinyur dan ilmuwan muslim akan mendapat posisi penting sebagai otoritas keagamaan baru karena kegiatan mereka memiliki makna spiritual dan kepentingan sosial-politik bagi umat dan perlindungan terhadap iman Islam. Moon menggambarkan penolakan (dan desekularisasi) pendekatan teknologi Barat ini sebagai upaya modernisasi.

Meskipun begitu, perspektif ini tidak pernah diformalisasikan karena pemerintahan Suharto akhirnya berakhir pada 1998 dan perhatian publik beralih ke transformasi politik demokratisasi dan desentralisasi, tetapi gagasan tentang pentingnya keimanan sebagai dasar kuat untuk penguasaan teknologi masih terus diajarkan, terutama di universitas-universitas Islam di Indonesia dan kursus-kursus pelatihan Islami lainnya.

Kesimpulannya, dalam konteks pembangunan Indonesia, kebangkitan ICMI dan pemikiran intelektual Islam tentang pentingnya hubungan antara agama dan teknologi merupakan upaya umat Islam Indonesia untuk berpartisipasi lebih jauh dalam pembangunan ekonomi bangsa, dengan agenda lebih lanjut untuk meningkatkan aspirasi sosial dan politiknya yang saat itu sedang tumbuh.

Selain itu, gagasan umat Islam Indonesia untuk mendefinisikan ulang dan desekularisasi teknologi, serta menekankan aktivitasnya seperti menciptakan inovasi ilmiah dan mengendalikan penggunaan teknologi sebagai tugas spiritual dan ilahiah, dapat dilihat sebagai upaya modernisasi Islam demi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran umat Islam dalam konteks global.

@RahadianRundjan adalah esais, kolumnis, penulis dan peneliti sejarah

*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang akan kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Kirimkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite.

Sumber: Deutsche Welle
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved