Konflik Palestina Vs Israel
Qatar: Pihak yang Paling Sulit Diajak Negosiasi adalah Israel
Israel adalah pihak yang paling sulit diajak bernegosiasi, selama penanganan konflik dengan Hamas Palestina. Hal itu menurut pernyataan Qatar.
TRIBUNNEWS.COM - Qatar menyebut negara Israel adalah pihak yang paling sulit diajak bernegosiasi, selama penanganan konflik dengan Hamas Palestina.
Hal itu dikatakan Majed al-Ansari, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar.
Seperti diketahui Qatar saat ini berperan sebagai menjadi mediator konflik antara Israel dan Palestina.
Dalam negosiasi, Majed al-Ansari mengatakan masing-masing negara memiliki tuntutan.
“Proses negosiasi sulit dari semua aspek,” katanya pada konferensi pers di Doha, mengutip Al Jazeera.
Baca juga: Kapal Induk Prancis Dixmude Mulai Berlabuh di Mesir, Siap Tampung Anak-anak dari Gaza
Majed al-Ansari juga menambahkan bahwa pihak Qatar sudah berusaha melakukan yang terbaik.
“Masing-masing pihak punya tuntutan dan keberatannya masing-masing. Kami melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini."
"Namun pihak yang paling tangguh adalah Israel," ujarnya.
Sementara diberitakan sebelumnya, adanya perjanjian jeda kemanusiaan dan penyanderaan ini ditengahi oleh Mesir, Qatar dan Amerika Serikat (AS).
Dalam prosesnya, di masa gencatan senjata, sandera di masing-masing negara dibebaskan secara bertahap.
Majed Al Ansari menekankan bahwa upaya sedang dilakukan dengan Israel dan Hamas, serta Mesir dan AS, untuk memastikan jeda yang cepat dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk menjamin komitmen kedua belah pihak terhadap kesepakatan tersebut, mengutip Anadolu Agency.
Tiga Tawanan Muda Perancis Dibebaskan Hamas

Sementara itu pihak Hamas telah membebaskan tawanannya secara bertahap, termasuk 3 remaja asal Prancis.
Menteri Luar Negeri Perancis Catherine Colonna mengatakan bahwa 3 warga negara Prancis itu dibebaskan Hamas pada Senin (27/11/2023).
“Kami mempunyai berita tidak langsung, dan berita itu bagus… Ini sangat melegakan,” kata Colonna.
Baca juga: Organisasi HAM Ini Ungkap Dugaan Israel Curi Organ Jenazah Warga Palestina yang Meninggal
Tiga remaja itu yakni Eitan (12), Erez (12) dan Sahar (16), dibebaskan Hamas dalam kondisi sehat, mengutip Al Jazeera.
“Tiga anak Perancis akhirnya dibebaskan; sekarang kita harus bekerja tanpa henti untuk membebaskan semua sandera lainnya,” katanya lagi.
Di sisi lain hingga saat ini 60 wanita Palestina masih ditahan di penjara Israel.
Pihak berwenang Israel terus menahan 60 wanita ini, dan sebagian besar dari mereka ditangkap setelah peristiwa 7 Oktober 2023,.
Berbicara kepada Anadolu, Amal Sarahneh, petugas media di Masyarakat Tahanan Palestina (PPS), mengatakan tentara Israel menahan 56 perempuan dan anak perempuan Palestina dalam gelombang besar penangkapan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki setelah 7 Oktober, sejauh ini telah menahan 3.260 orang.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.