Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Jalan Sepi Arik Ascherman, Rabi yang Pasang Badan Lindungi Petani Palestina dari Serangan Israel

Polisi zionis beberapa kali menangkapnya. Ia juga sering jadi sasaran amuk pemukim Israel yang serang petani Palestina saat musim panen zaitun tiba.

Editor: Willem Jonata
AFP/ARIS MESSINIS
Rabi Yahudi Reformasi Israel kelahiran AS Arik Ascherman, anggota organisasi hak asasi manusia Israel. (Aris MESSINIS/AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Arik Ascherman adalah seorang rabi atau pendeta agama Yahudi.

Sejak 28 tahun silam, membuat keputusan menjadi "perisai hidup" bagi petani Palestina dan menjaga kebun zaitun milik mereka di Tepi Barat, dari serangan pemukim dan polisi Israel.

Sebagai pendeta agama Yahudi, Arik memilih jalan yang sepi.

Ia meyakini konsep rabi tikkun olam, yakni 'memperbaiki dunia', mengacu pada hak asasi manusia universal dan keadilan sosial.

Tentu saja keyakinan Arik bertolak belakang dengan kebijakan Pemerintah Israel, yang menggunakan undang-undang diskriminatif dan secara sistematis merampas tanah serta rumah orang Palestina.

Polisi zionis beberapa kali menangkapnya. Ia juga sering jadi sasaran amuk pemukim Israel yang menyerang petani Palestina saat musim panen zaitun tiba.

Aktivis Israel Guy Hirschfeld (kanan) dan Rabbi Arik Ascherman (kedua-kanan) berdebat dengan tentara Israel setelah mereka meminta para penggembala Palestina untuk meninggalkan daerah yang ditetapkan sebagai zona militer di kota Um Zuka, sebelah utara Lembah Jordan, pada 19 Februari 2020. Hirschfeld dan Ascherman adalah aktivis Israel yang bekerja menentang pengambilalihan Lembah Yordan, bagian penting dari Tepi Barat yang diduduki oleh negara mereka, yang dianggap penting oleh Palestina untuk masa depan negara mereka. (Emmanuel DUNAND/AFP)
Aktivis Israel Guy Hirschfeld (kanan) dan Rabbi Arik Ascherman (kedua-kanan) berdebat dengan tentara Israel setelah mereka meminta para penggembala Palestina untuk meninggalkan daerah yang ditetapkan sebagai zona militer di kota Um Zuka, sebelah utara Lembah Jordan, pada 19 Februari 2020. (Emmanuel DUNAND/AFP) (AFP/EMMANUEL DUNAND)

Sementara, pemuda Palestina yang tak mengetahui apapun yang ia kerjakan, melempari mobilnya dengan batu.

Seperti halnya gunung karang, pendirian Arik Ascherman tetap teguh. Baginya, itu adalah risiko sekaligus konsekuensi yang mesti ditanggungnya demi sebuah keyakinan.

Pascaserangan Hamas terhadap sipil Israel 7 Oktober 2023, situasi semakin sulit bagi petani Palestina. Angka kekerasan terhadap mereka meningkat lebih dari dua kali lipat.

Terlebih Pemerintah Israel mengeluarkan kebijakan dengan mengizinkan warganya memegang senjata api sebagai perlindungan diri.

Secara pribadi, Arik tak membenarkan serangan Hamas pada 7 Oktober lalu dengan alasan apapun.

Namun, harus diakui peristiwa tersebut membuat orang-orang Israel saat ini sulit atau secara sengaja maupun tidak, menolak membedakan Hamas dan warga Palestina. Semua dipukul rata.

Imbasnya, kekerasan terhadap petani Palestina di Tepi Barat mengalami peningkatan signifikan. 

Aktivis Israel Guy Hirschfeld (kiri) dan Rabbi Arik Ascherman (tengah) menghadapi pemukim muda Israel setelah mereka mengusir para penggembala Palestina (latar belakang), di area yang ditetapkan sebagai zona militer di kota Um Zuka, sebelah utara Lembah Jordan, pada 19 Februari. 2020. Hirschfeld dan Ascherman adalah aktivis Israel yang menentang pengambilalihan Lembah Yordan yang dilakukan negara mereka, bagian penting dari Tepi Barat yang diduduki yang dianggap penting oleh Palestina untuk masa depan negara mereka. (Emmanuel DUNAND/AFP)
Aktivis Israel Guy Hirschfeld (kiri) dan Rabbi Arik Ascherman (tengah) menghadapi pemukim muda Israel setelah mereka mengusir para penggembala Palestina (latar belakang), di area yang ditetapkan sebagai zona militer di kota Um Zuka, sebelah utara Lembah Jordan. (Emmanuel DUNAND/AFP) (AFP/EMMANUEL DUNAND)

“Saat ini tidak ada seorang pun bersedia membantu warga Palestina," ucap Arik ditemui di kebun zaitun milik petani Palestina di luar Desa Taybeh, dekat Ramallah, Tepi Barat, seperti dikutip Aljazeera.

Arik Ascherman dan teman-temannya saat ini berada di kebun zaitun tersebut untuk mengantisipasi serangan pemukim Israel yang bisa terjadi kapan saja.

Keputusan Arik membuat keselamatannya sangat rentan. Namun, ia tak peduli, bahkan ketika teman-temannya menyebut pilihannya sebagai kesalahan.

“Saya juga tidak melihat diri saya sebagai orang yang terpinggirkan,” lanjut Arik Ascherman.

Diakuinya sudah lama berkampanye melawan kekerasan pemukim Israel terhadap orang Palestina di Tepi Barat.

Selama itu ia melihat sejumlah orang Israel, setidaknya secara pasif mendukung apa yang sudah dilakukannya.

Namun, serangan Hamas 7 Oktober lalu, membuat situasi berubah.

“Hari ini hampir tidak ada dukungan,” tandasnya.

Kisah pilu Ikhlas, suaminya dibunuh di kebun Zaitun milik mereka

Bilal Saleh, seorang petani Palestina, dibunuh di kebun zaitun miliknya, di Tepi Barat, pada 28 Oktober 2023.

Rekaman yang diperoleh CBS News menunjukkan empat pemukim Israel mengenakan pakaian putih mendekati tanah Saleh, seorang di antara mereka membawa senjata di bahunya.

Sontak pada video, terdengar suara tembakan. Beberapa saat kemudian kerabatnya menemukan Saleh tergeletak tak bernyawa. Ia dimakamkan pada hari yang sama.

Ikhlas, istri Saleh, berduka. Kesedihan teramat sangat melingkupi batinnya.

“Dia diambil dari anak-anaknya. Apa yang akan dipahami anak-anak kami setelah melihat ayah mereka dibunuh di tanah miliknya," kata Ikhlas kepada CBS News.

Sejak 7 Agustus, kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel telah meningkat. Sedikitnya 121 orang terbunuh, menurut angka terbaru dari PBB.

Setidaknya delapan dari pembunuhan tersebut dilakukan oleh pemukim, menurut PBB.

Aktivis hak asasi manusia mengatakan para pemukim tersebut bersenjata lengkap, terlatih, dan semakin sering merambah tanah Palestina.

Aryeh King, wakil walikota Yerusalem dan seorang pemukim Tepi Barat, menuduh Saleh adalah seorang teroris dan penembaknya bertindak untuk membela diri.

"Dia melakukan hal yang benar, sehingga saya juga akan melakukan hal yang sama," kata King kepada CBS News.

Ketika diberitahu bahwa Saleh adalah seorang petani, Raja menjawab, "Para petani ini, ini bukan manusia."

Sebuah video yang disediakan oleh pengacara tersangka pembunuhan Saleh menunjukkan dua pria, salah satunya melemparkan batu, di lokasi yang sama dengan penembakan. Namun, Saleh tidak terlihat dalam klip tersebut.

Ikhlas, mengatakan kepada media Palestina bahwa para pemukim Israel mengangkat senjata. Saleh, suaminya, mengambil batu dan melemparkannya ke arah mereka untuk membela diri.

“Kami sedang di lahan kami memetik buah zaitun,” kata Ikhlas saat ditanya kuasa hukum tersangka mengenai tuduhan tersebut.

"...Mereka punya senjata, kita tidak punya apa-apa untuk melindungi diri kita sendiri."

Pengacara tersangka juga menuduh Saleh mendukung Hamas, namun klaim tersebut dibantah dengan tegas oleh janda Saleh.

Tersangka pemukim israel yang membunuh Saleh, awalnya ditangkap. Tapi kemudian dibebaskan dari tahanan sementara penyelidikan terus berlanjut.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved