Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Armenia vs Azerbaijan

27 Orang Tewas dalam Pertempuran di Nagorno-Karabakh, Rusia Minta Agresi Dihentikan

Pertikaian terjadi beberapa jam usai Azerbaijan melaporkan empat petugas polisi dan 2 warga sipil tewas dalam ledakan ranjau darat di Nagorno-Karabakh

Handout / Azerbaijani Defence Ministry / AFP
Gambar yang diambil dari rekaman selebaran yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Azerbaijan pada 19 September 2023 menunjukkan sebuah ledakan di posisi yang digunakan oleh orang-orang Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh. Azerbaijan mengatakan pada 19 September 2023 bahwa pihaknya telah melancarkan "operasi anti-teroris" di wilayah yang disengketakan, di mana musuh bebuyutan Kaukasus tersebut terlibat dalam perang singkat namun brutal pada tahun 2020. 

Dewan keamanan Armenia sebelumnya sudah memperingatkan akan terjadinya kerusuhan skala besar.

Di Ibu Kota Armenia, Yerevan, pengunjuk rasa bentrok dengan polisi.

"Lebih dari 30 orang terluka dalam bentrokan di Yerevan," kata Kementerian Kesehatan.

Demonstran menuntut Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan mengundurkan diri sebagai pertanggungjawaban situasi di Nagarno-Karabakh.

Pashinyan mengatakan Karabakh ditembaki secara intensif sebagai upaya untuk memprovokasi perang.

Ia meminta pasukan penjaga perdamaian Rusia melakukan tugasnya dan memperingatkan bahwa pasukan tak dikenal sedang membicarakan kudeta di Yerevan.

Reaksi Internasional atas Pertempuran Baru di Nagorno-Karabakh

Amerika Serikat (AS) dan Prancis meminta Azerbaijan menghentikan serangannya terhadap separatis Karabakh.

Baca juga: Azerbaijan meluncurkan operasi militer ke Nagorno-Karabakh, warga sipil dilaporkan tewas

Peta Azerbaijan dan Armenia, serta wilayah yang menjadi sengketa Nagorno-Karabakh
Peta Azerbaijan dan Armenia, serta wilayah yang menjadi sengketa Nagorno-Karabakh (via CNN.com)

- Amerika Serikat

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara melalui telepon dengan Pashinyan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.

Blinken mendesak Azerbaijan untuk “segera menghentikan aksi militer di Nagorno-Karabakh”.

- Prancis

Presiden Prancis Emmanuel Macron juga berbicara dengan Pashinyan, dikutip NPR.

Menteri Luar Negeri Perancis Catherine Colonna mengatakan, operasi Azerbaijan adalah ilegal, tidak dapat dibenarkan, dan tidak dapat diterima.

“Kami menganggap Azerbaijan bertanggung jawab atas nasib warga Armenia di Nagorno-Karabakh,” kata Colonna.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved