Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

27 Pasukan Rusia Tewas di Tangan Rekan Sendiri, Dikira Tentara Ukraina yang Menyerang

Tentara Rusia yang sedang bergerak mundur dari posisi mereka di Donetsk ditembak karena dikira sebagai pasukan musuh, menurut anggota parlemen Ukraina

OLGA MALTSEVA/AFP/GETTY IMAGES
Seorang tentara Rusia berpatroli di daerah pemukiman yang hancur di Severodonetsk, Ukraina, pada 12 Juli 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya 27 tentara Rusia di wilayah Donetsk yang berniat mundur dari posisi mereka, terbunuh oleh tembakan rekan-rekan mereka sendiri, menurut seorang anggota parlemen Ukraina.

Dilansir Business Insider, Yuriy Mysiagin, seorang anggota parlemen Ukraina, mengatakan di Telegram pada 10 September 2023 bahwa pasukan Rusia mundur ke posisi baru dengan kacau dan sedikit panik.

Menurut Mysiagin, pasukan Rusia berasumsi tentara yang terbunuh itu adalah tentara Ukraina yang berusaha merebut kembali wilayah dekat bandara Donetsk.

Pergerakan pasukan Rusia yang terburu-buru menyebabkan mereka harus menerima tembakan dari artileri mereka sendiri, tambah Mysiagin.

“Akibatnya 27 orang tewas dan 34 orang luka-luka. Kurang lebih separuh dari korban luka itu, tangan atau kakinya putus."

“Beberapa peralatan hilang.”

Baca juga: Video Mobil Berisi Tentara Rusia Dibom Saat Melaju oleh Intelijen Ukraina: Korban Jadi Tukang Siksa

Kostyantyn Mashovets, seorang kolonel dari angkatan bersenjata Ukraina, mengatakan dalam postingan Facebook tanggal 10 September bahwa baku tembak tersebut kemungkinan besar terjadi karena buruknya koordinasi pihak Rusia.

“Untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, artileri musuh mulai menembak, bukan di dekat garis depan atau di belakang posisi Ukraina untuk menekan daya tembak kami, tetapi pada posisi dan belakang unit ini,” kata Mashovets dalam postingannya yang diterbitkan pada 10 September.

Ini bukan pertama kalinya pasukan Rusia menembak mati pasukan mereka sendiri.

Pada bulan Agustus, wakil komandan batalion Brigade Pertahanan Teritorial ke-129 Ukraina mengatakan kepada The New York Times bahwa dia melihat tentara Rusia melepaskan tembakan ke rekan mereka sendiri.

Tentara tersebut, yang menggunakan nama panggilan Kherson, berperang melawan Rusia di desa Neskuchne.

Kherson mengatakan dia melihat pasukan Rusia menembakkan roket ke medan perang tepat ketika tentara mereka mulai mundur.

“Mereka mengubur cukup banyak orang-orang mereka sendiri,” kata Kherson kepada The Times.

Kasus Lainnya: Tentara Rusia Tembak Rekan Sendiri setelah Sempat Bertengkar

Juli lalu, intelijen militer Ukraina memposting rekaman telepon yang mereka klaim sebagai 'percakapan yang disadap' antara dua tentara Rusia.

Dua tentara Rusia itu membicarakan rekan mereka yang menembaki tentara Rusia lainnya.

PELONTAR MORTIR - Seorang tentara Rusia melontarkan bom mortir melalui pelontar saat berperang dengan pasukan Ukraina.
PELONTAR MORTIR - Seorang tentara Rusia melontarkan bom mortir melalui pelontar saat berperang dengan pasukan Ukraina. (Sputnik)

Baca juga: Jenderal Tinggi Putin Pingsan Dibentak Bawahan Saat Tentara Rusia Tertekan di Zaporizhia 

Dilansir Newsweek, Direktorat Utama Intelijen Ukraina (GUR) membagikan audio tersebut di saluran Telegramnya, Jumat (14/7/2023).

Menurut terjemahan oleh Kyiv Post, GUR menulis dalam keterangannya bahwa panggilan itu "mengungkapkan keadaan psikologis kritis tentara Rusia."

Dalam rekaman berdurasi 35 detik itu, dugaan insiden saling tembak itu dijelaskan secara detil.

Salah satu prajurit merinci bahwa seorang prajurit dari brigade lain "kehilangan kendali" dan mulai menembaki anggota unit lainnya.

Meskipun tidak terungkap apakah ada orang lain yang tewas atau terluka dalam insiden tersebut, si penembak dikatakan tewas.

"Hai. Kenapa kamu tidak meneleponku kemarin?" kata prajurit pertama di awal panggilan, menurut Kyiv Post.

"F***, kemarin gila sekali. Orang dari brigade 12 sepertinya kehilangan kendalinya kemarin dan menembak kami," kata prajurit kedua. 

"Dia berkata, 'Aku akan membunuhmu, a******!'"

"Orang-orang kami menembaknya sampai mati. Aku harus membawa jenazahnya," tambah prajurit kedua.

Kemudian pada Agustus 2023, seorang tentara Rusia dipenjara setelah sempat menyalahkan pasukan Ukraina atas kematian rekannya.

Tentara Rusia berdiri di tepi salah satu jalan raya yang memasuki Moskow pada 24 Juni 2023.
Tentara Rusia berdiri di tepi salah satu jalan raya yang memasuki Moskow pada 24 Juni 2023. (Alexander NEMENOV / AFP)

Baca juga: Kirim Video ke Putin, Tentara Rusia yang Bertempur di Ukraina Ancam Desersi Gegara Tempat Sampah

Sebuah pengadilan di wilayah Rostov Rusia menjatuhkan hukuman penjara delapan tahun kepada Ivan Alekseev pada Rabu (16/8/2023).

Ia mengaku bersalah menembak seorang rekan tentaranya pada bulan Januari lalu.

Menurut surat-surat pengadilan, pada 13 Januari, Alekseev sedang minum vodka dengan beberapa tentara di ruang istirahat.

Tiba-tiba terjadi keributan karena Alekseev diduga berbicara begitu keras.

Seorang tentara memukul kepala Alekseev dengan tangannya, membuat dua tentara lainnya untuk melerai perkelahian mereka.

Situasi memanas lagi tak beberapa lama kemudian.

Menurut Alekseev, ketika dia dan prajurit yang memukulnya itu sendirian, dia kembali menyerang secara fisik dan berusaha menembaknya dengan senapan AK-47.

Alekseev mengatakan dia merespons dengan menembak kepala rekannya, dan tak lama kemudian, dia menikam lehernya.

Pengadilan menemukan bahwa Alekseev, setelah membunuh rekannya itu, berusaha mengarang cerita.

Ia menyebut ada penculikan dan pembunuhannya adalah pasukan Ukraina.

Baca juga: Tentara Rusia Dipenjara setelah Bunuh Rekannya Sendiri, Sempat Lempar Kesalahan pada Pasukan Ukraina

Ia menyeret mayat rekannya itu sekitar 20 meter dari ruang istirahat dan menusukkan pisau ke tubuhnya beberapa kali untuk membuatnya tampak seperti telah dibunuh oleh tentara Ukraina.

Menurut laporan Kommersant, Alekseev menghadapi tuntutan hukuman penjara 15 tahun, tetapi dijatuhi hukuman delapan tahun.

Pengadilan memperhitungkan fakta bahwa Alekseev mengaku bersalah, serta mempertimbangkan partisipasinya dalam perang di Ukraina dan beberapa jasa militernya.

Pengadilan juga memutuskan bahwa senapan sniper Alekseev akan dikembalikan ke militer di Luhansk.

Tidak diketahui apakah dua kasus itu adalah kasus yang sama atau tidak.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved