Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Saat Putin Bicara Soal Eks 'Tangan Kanannya' yang Membelot ke Israel

Anatoly Chubais adalah pemimpin perusahaan milik negara di Rusia, Rusnano dari 2008 hingga 2020. Ia kabur ke luar negeri setelah invasi Rusia

Editor: Hendra Gunawan
The New Arab
Anatoly Chubais mantan tangan kanan Vladimir Putin yang membelot ke Israel 

TRIBUNNEWS.COM -- Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara menganai salah satu tangan kanannya yang membelot, Anatoly Chubais.

Chubais adalah pemimpin perusahaan milik negara di Rusia, Rusnano dari 2008 hingga 2020. Ia kabur ke luar negeri setelah Rusia melakukan invasi di Ukraina.

Diduga, Chubais yang sebelum kabur sempat menjadi penasihat Putin, menentang kebijakan invasi sehingga merasa terancam dan memilih melarikan diri dari negeri beruang merah tersebut.

Terakhir, Chubais diberitakan berada di suatu tempat di Israel dan sudah menjadi warga negara di sana.

Baca juga: Ukraina Lancarkan Serangan ke Krimea: 2 Kapal Rusia Hancur, 24 Orang Terluka

Berbicara di Forum Ekonomi Timur di Vladivostok pada hari Selasa, Putin mengatakan dia telah diperlihatkan foto Chubais, “di mana dia bukan lagi Anatoly Borisovich, tetapi Moysha Israelevich, yang tinggal di suatu tempat di sana.”

“Untuk apa dia melakukan ini, saya tidak mengerti. Kenapa dia melarikan diri?” presiden bertanya secara retoris.

Putin berpendapat bahwa alasan Chubais keluar adalah karena dugaan adanya “lubang keuangan besar” di Rusnano, perusahaan yang dipimpinnya selama 12 tahun.

Presiden Rusia ini mencatat bahwa saat ini tidak ada kasus pidana terkait dengan dugaan penyimpangan keuangan, namun mungkin Chubais khawatir bahwa beberapa kasus akan muncul.

Pengusaha tersebut “jelas tidak unggul dalam memimpin sebuah perusahaan besar yang diciptakan untuk mengembangkan nanoteknologi, setidaknya dari perspektif ekonomi dan keuangan,” kata Putin.

Sementara media Rusia, TASS yang mengkonfirmasi hal tersebut pada Chubais, ia memilih untuk tidak memberikan komentar apa-apa mengenai pernyataan Putin tersebut.

Dikutip dari Russia Today, Chubais menduduki sejumlah jabatan senior di bawah mantan Presiden Boris Yeltsin, termasuk menteri keuangan.

Ia memimpin Rusnano dari tahun 2008 hingga 2020, sebelum menjadi perwakilan khusus Putin yang mengoordinasikan hubungan dengan organisasi internasional.

Maret 2022 lalu, segera setelah dimulainya kampanye militer Rusia melawan Ukraina, beberapa media Barat melaporkan bahwa Chubais telah meninggalkan negara tersebut. Putin secara resmi memecatnya dari tugasnya pada akhir bulan yang sama.

Baca juga: Rusia-Ukraina Saling Serang di Pelabuhan Sevastopol dan Izmail, 30 Orang Terluka

Pada bulan Mei ini, beberapa media Israel mengklaim bahwa Chubais dan istrinya telah meminta izin tinggal jangka panjang di negara Timur Tengah tersebut.

Putin juga menuding salah satu pendiri raksasa teknologi Rusia Yandex, Arkady Volozh, yang telah tinggal di Israel sejak 2015 dan belum mengunjungi Rusia sejak konflik dengan Ukraina pecah.

Pemimpin Rusia tersebut mengatakan bahwa meskipun masyarakat mempunyai hak untuk tinggal di mana pun mereka mau, mereka harus menghormati negara tempat mereka terkenal.

Putin menggambarkan Volozh sebagai orang yang “berbakat” dan mendoakan yang terbaik untuknya, meskipun pengusaha teknologi itu bulan lalu mengkritik tindakan Moskow di Ukraina. Namun, presiden menambahkan bahwa jika seseorang telah mengenyam pendidikan dan mencapai kesuksesan di Rusia, “mereka harus memiliki rasa hati nurani terhadap negara yang memberi mereka segalanya.”

Pembelotan Tingkat Tinggi

Media Barat menggambarkan bahwa pembelotan Chubais ini merupakan pembelotan paling tinggi di politik Rusia setelah terjadinya perang Rusia vs Ukraina.

Anatoly Chubais merupakan utusan khusus Kremlin untuk hubungan dengan organisasi internasional untuk pembangunan berkelanjutan atau 'tangan kanan' Putin.

Sebelum ke Israel, Chubais sempat dilaporkan berada di Turki, di mana surat kabar Kommersant menerbitkan foto seorang pria yang mirip dengan mantan pejabat Kremlin di sebuah kasir.

"Menghilang" selama beberapa waktu, Chubais kemudian diberitakan kini berada di Israel dan menjadi warga negara di sana.

Juru bicara Kremlin Dmitri Peskov juga membenarkan bahwa Chubais telah mengundurkan diri, tetapi ia tidak mengatakan apakah Chubais telah meninggalkan negara itu atau tidak.

"Ya. Chubais telah mengundurkan diri secara sukarela. Dan terserah padanya apakah akan pergi atau tidak,” kata Peskov menurut kantor berita Interfax saat itu.

Diberitakan The Guardian beberapa waktu lalu, Chubais bukanlah anggota pemerintah yang berpengaruh dan tidak memiliki suara dalam urusan keamanan, namun pengunduran dirinya akan menjadi berita utama di negara di mana sebagian besar orang Rusia mengetahui namanya.

Chubais paling dikenal sebagai arsitek skema privatisasi kontroversial Rusia pada tahun 1990an, yang membantu menciptakan ekonomi pasar negara tersebut namun juga memusatkan kekayaan besar di tangan sekelompok oligarki kaya.

Sebagai mantan kepala staf di bawah Boris Yeltsin, Chubais merekomendasikan Putin untuk posisi pertamanya di Kremlin sebagai wakil kepala staf kepresidenan pada tahun 1997, beberapa tahun sebelum ia muncul sebagai penerus Yeltsin.

Mantan ekonom ini memegang sejumlah jabatan pemerintahan selama tahun 2000an, termasuk sebagai kepala perusahaan milik negara Rusnano. Dia ditunjuk sebagai utusan iklim Putin pada tahun 2020.

Selama bertahun-tahun di pemerintahan, Chubais membuktikan dirinya sebagai orang yang selamat dari politik, mempertahankan peran dalam pemerintahan Rusia meskipun ia memiliki kredibilitas liberal dan kemarahan yang masih ada atas penderitaan akibat reformasi ekonomi pemerintahan Yeltsin.

Namun setelah invasi Rusia ke Ukraina dimulai bulan lalu, ia mulai menunjukkan tanda-tanda ketidakpuasan, dengan mengunggah gambar politisi oposisi yang terbunuh, Boris Nemtsov, dan gambar ekonom liberal Yegor Gaidar, yang telah memperingatkan bahaya ambisi kekaisaran di bawah Putin.

“Dalam argumen kami tentang masa depan Rusia, saya tidak selalu setuju dengannya,” tulis Chubais. “Tetapi tampaknya Gaidar memahami risiko strategis lebih baik daripada saya, dan saya salah.”

Selama invasi Ukraina, sejumlah politisi dan pengusaha yang diduga berseberangan dengan Putin diberitakan meninggal dunia secara aneh.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved