Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Eks-Analis CIA: Presiden Zelensky Terancam Dikudeta Militer Ukraina Empat Minggu ke Depan

Johnson bukanlah analis pertama dari Amerika yang berspekulasi mengenai kemungkinan terjadinya kudeta militer terhadap Zelensky.

YAN DOBRONOSOV/GLOBAL IMAGES UKRAINA VIA GETTY
Foto ini menunjukkan pemandangan dari atas lokasi kuburan tentara Ukraina yang tewas dalam aksi pertempuran melawan invasi besar-besaran Rusia ke negara itu, 6 Desember 2022 di Kharkiv, Ukraina. Korban dianggap melonjak bertepatan dengan serangan balasan Ukraina, tetapi Kyiv mengatakan pasukannya tetap membuat kemajuan yang signifikan. 

Eks-Analis CIA: Presiden Zelensky Terancam Dikudeta Militer Ukraina Empat Minggu ke Depan

TRIBUNNEWS.COM - Kegagalan di medan perang potensial memicu militer Ukraina untuk bergerak melawan Presiden Vladimir Zelensky.

Analisis itu diungkapkan pensiunan analis CIA, Larry Johnson.

“Zelensky kemungkinan besar akan digulingkan melalui kudeta dalam tiga hingga empat minggu ke depan, karena ketidakpuasan yang besar di antara pasukan di front timur,” kata Johnson kepada pembawa acara Redacted, Clayton Morris dalam sebuah wawancara yang diunggah di media sosial akhir pekan lalu.

Serangan besar Ukraina di Zaporozhye, yang dimulai pada awal Juni dengan pasukan yang dilatih Barat dan tank serta kendaraan lapis baja yang disuplai NATO, disebutkan tidak meraih maksimal, selain hanya beberapa desa yang bisa dibebaskan dari pendudukan Rusia.

Baca juga: Ukraina Jebol Pertahanan di Zaporizhia, Rusia Kerahkan Pasukan Komando Cadangan Strategis Terakhir

Brigade tambahan Ukraina, yang dimaksudkan untuk menjaga wilayah Ukraina dari ekspansi invasi Rusia, malah dikerahkan untuk melanjutkan serangan frontal.

Dilaporkan, perang kini sampai pada titik di mana AS dan sekutunya secara terbuka mengungkapkan rasa frustrasi mereka terhadap taktik Ukraina melawan Rusia.

Johnson bukanlah analis pertama dari Amerika yang berspekulasi mengenai kemungkinan terjadinya kudeta militer terhadap Zelensky.

Awal bulan ini, mantan perwira Marinir AS, Scott Ritter mengatakan kemungkinan kudeta militer semakin besar seiring hancurnya setiap brigade Ukraina.

“Kita mungkin mencapai momen Kerensky tahun 1917, ketika militer hanya mengatakan ‘Kita sudah selesai’,” kata Ritter kepada pembawa acara MOATS, George Galloway.

Dia juga mengungkit artikel Politico baru-baru ini, yang menjelaskan siapa yang akan memerintah Ukraina jika Rusia membunuh Zelensky.

Namun menurut Ritter, Moskow tidak berniat mengejar Zelensky, karena ia mungkin akan digantikan oleh seseorang garis keras yang lebih melawan.

Petugas medis Angkatan Darat Ukraina mengevakuasi seorang tentara yang terluka di jalan tidak jauh dari Soledar, wilayah Donetsk pada 14 Januari 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Ukraina melaporkan gelombang serangan baru dan menghantam fasilitas infrastruktur utama pada 14 Januari 2023, sehari setelah Rusia mengklaim telah merebut kota Soledar yang porak-poranda di timur setelah pertempuran panjang.
Petugas medis Angkatan Darat Ukraina mengevakuasi seorang tentara yang terluka di jalan tidak jauh dari Soledar, wilayah Donetsk pada 14 Januari 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. Ukraina melaporkan gelombang serangan baru dan menghantam fasilitas infrastruktur utama pada 14 Januari 2023, sehari setelah Rusia mengklaim telah merebut kota Soledar yang porak-poranda di timur setelah pertempuran panjang. (Anatolii Stepanov / AFP)

Sudah Sangat Tergantung Barat

 Dalam acara Redacted tersebut, Johnson mengatakan, dari situasi konflik, terlihat kalau kelangsungan hidup Ukraina sebagai sebuah negara “sangat diragukan.”

Dia menilai, pemerintahan Kiev sudah sepenuhnya bergantung pada Barat.

"Kebutuhannya akan terus bertambah sementara kemampuannya akan terus menyusut," kata mantan pejabat CIA tersebut.

Dari kacamata Barat, khususnya Amerika Serikat sebagai 'ketua kelas', Ukraina adalah pion yang bisa menguras energi Rusia hingga ke titik warganya muak atas kepemimpinan Vladimir Putin dan memicu pergantian kepemimpinan di Moskow.

"Strategi AS dalam konflik ini adalah menjebak Rusia dalam perang yang tidak dapat dimenangkan dan mendorong pergantian rezim di Moskow," menurut Johnson.

"Sebaliknya, hal ini (juga) akan terjadi pada Ukraina, dan Washington harus mencari cara untuk “mundur” dari konflik tersebut, karena mereka terlalu meremehkan kekuatan ekonomi dan militer Rusia," kata Johnson.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov punya analisis serupa soal kesetiaan negara-negara Barat yang cenderung hipokrit, manis saat berjanji namun cenderung mengkhianati.

Dalam sebuah wawancara, Sergey Lavrov mengatakan kalau negara-negara Barat yang mendukung Ukraina secara terbuka berkomitmen untuk berjuang sampai titik darah penghabisan Ukraina.

"Namun (negara-negara Barat) memiliki sejarah meninggalkan sekutu dan proksi mereka, mulai dari Vietnam Selatan hingga Kerajaan Ashraf Ghani, rezim di Afghanistan pada tahun 2021,” kata Lavrov.

Foto selebaran yang diambil dan dirilis oleh layanan pers Kepresidenan Ukraina pada 29 Juli 2023 ini menunjukkan Presiden Volodymyr Zelensky (kanan) melihat saat dia memberi penghargaan dan memberi selamat kepada prajurit pada hari Pasukan Operasi Khusus, selama kunjungan ke posisi depan mereka di dekat Bakhmut, Donetsk wilayah. Selebaran / LAYANAN PERS PRESIDEN UKRAINA / AFP
Foto selebaran yang diambil dan dirilis oleh layanan pers Kepresidenan Ukraina pada 29 Juli 2023 ini menunjukkan Presiden Volodymyr Zelensky (kanan) melihat saat dia memberi penghargaan dan memberi selamat kepada prajurit pada hari Pasukan Operasi Khusus, selama kunjungan ke posisi depan mereka di dekat Bakhmut, Donetsk wilayah. Selebaran / LAYANAN PERS PRESIDEN UKRAINA / AFP (Selebaran / LAYANAN PERS PRESIDEN UKRAINA / AFP)

Zelensky Minta Dana Barat Buat Pemilu Ukraina

Dihadapkan pada kekhawatiran negara-negara Barat mengenai legitimasinya jika ia membatalkan pemilihan presiden tahun 2024, Presiden Zelensky dilaporkan sudah mengusulkan untuk mengadakan pemungutan suara.

Namun, Zelensky meminta pendanaan dari Barat untuk melakukan Pemilu Ukraina.

Pemimpin Ukraina itu juga menyuarakan kekhawatirannya bahwa ia mungkin akan ditinggalkan oleh negara-negara Barat jika Ukraina bertindak terlalu jauh dalam menyerang Rusia.

Ajudannya, Mikhail Podolyak, berpendapat bahwa AS dan sekutunya telah memberikan restu mereka atas serangan terhadap “wilayah pendudukan” – yaitu Krimea, Donetsk, Lugansk, Zaporozhye, dan Kherson.

Sejak Krimea memilih untuk bergabung kembali dengan Rusia pada tahun 2014 dan keempat wilayah tersebut melakukan hal yang sama pada bulan September lalu, Moskow menganggap wilayah tersebut tidak kalah dari wilayah lain Rusia dibandingkan Belgorod atau Kursk, yang juga telah menjadi sasaran Ukraina.

(oln/*/RT)
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved