Prabowo dapat ‘momentum politik’ seiring aliran dukungan dari suporter Jokowi, kata analis politik
Dukungan eks-aktivis ‘98 Budiman Sudjatmiko kepada Prabowo, yang berujung pemecatannya dari PDI Perjuangan, dinilai menambah modal…
Pengamat politik menilai sedang ada momentum untuk mengangkat elektabilitas Prabowo Subianto pada Pilpres 2024, seiring merapatnya para pendukung Presiden Joko Widodo ke bakal calon presiden tersebut.
Dukungan dari mantan aktivis ’98 Budiman Sudjatmiko--yang berbuntut pemecatan dari PDI Perjuangan--menambah “modal sosial” Prabowo, menurut pendiri lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio.
“Karena dengan hadirnya Budiman, [Prabowo] nggak bisa lagi diserang tentang HAM. Pasti Budiman akan tampil untuk mencegah orang membicarakan itu,” ujarnya.
Budiman Sudjatmiko adalah pendukung Jokowi yang terang-terangan merapat ke Prabowo. Dukungan ini terjadi di tengah spekulasi Presiden Jokowi lebih condong mendukung ketua Partai Gerindra itu pada Pilpres 2024 daripada capres pilihan partainya sendiri, Ganjar Pranowo.
PDI Perjuangan menolak berkomentar tentang pemecatan Budiman, juga tentang dugaan dukungan Jokowi kepada Prabowo.
Pemecatan Budiman Sudjatmiko dari PDI Perjuangan
Budiman Sudjatmiko mengonfirmasi pemecatannya dari PDI-P ke sejumlah media pada Kamis malam (24/08). Surat pemecatannya ditandatangani oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto.
Budiman tidak merespons permintaan wawancara maupun komentar dari BBC News Indonesia.
Dalam pesan video yang ditayangkan Kompas TV, Jumat (25/08), dia mengatakan menerima pemecatan tersebut walaupun tidak didahului dengan proses persidangan di majelis etika kehormatan partai.
“Ini tentu saja sudah saya perhitungkan, saya kalkulasikan segala risiko dan konsekuensi dari keyakinan maupun langkah-langkah politik yang saya lakukan, dan akan saya lakukan,” ujarnya.
Budiman dipecat dari partai berlambang banteng setelah terang-terangan mendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024. Ia bahkan mendeklarasikan relawan Prabowo-Budiman (Prabu) untuk pemenangan bakal calon presiden tersebut di Semarang pekan lalu (18/08).
Langkah ini bertentangan dengan kebijakan PDI Perjuangan yang telah menyatakan mengusung Ganjar Pranowo.
Budiman mengatakan, dia lebih memilih Prabowo karena Indonesia butuh “kepemimpinan yang strategis”.
"Pak Ganjar baik, bukannya buruk ya, tapi Indonesia butuh kepemimpinan yang strategis kali ini karena situasi global," kata Budiman kepada wartawan.
Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat, menolak diwawancarai tentang pemecatan Budiman, mengatakan “urusan Budiman sudah selesai”.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.