Mengapa Serangan Bom Bunuh Diri Makin Sering Terjadi di Pakistan?
Serangan bunuh diri makin sering terjadi di Pakistan. Ledakan terbaru di Bajaur menewaskan lebih 50 orang, termasuk banyak anak-anak.…
Bahkan para pejabat tinggi Pakistan juga turut menghadapi ancaman ledakan bom bunuh diri, termasuk mantan Presiden Jenderal Pervez Musharraf, dan mantan Perdana Menteri Shaukat Aziz, pada tahun 2003 dan 2004. Keduanya tidak terluka dalam aksi serangan tersebut.
Kemudian pada tahun 2005, Lashkar-e-Jhangvi, sebuah kelompok teroris sektarian Pakistan, melakukan aksi serangan bunuh diri di kuil Pir Rakheel Shah di distrik Jhal Magsi, provinsi Balochistan, dan Bari Imam di Islamabad.
TTP bangkit setelah penumpasan Masjid Merah
Aksi terorisme bom bunuh diri yang terorganisir di Pakistan itu berakar dari operasi militer terhadap para militan yang bersembunyi di Masjid Merah Islamabad pada bulan Juni 2007 silam.
Pengepungan tersebut berujung pada pertempuran mematikan, dengan merenggut lebih dari 100 militan dan sedikitnya 11 anggota penegak hukum. Beberapa bulan kemudian, TTP muncul kembali di tempat kejadian perkara sebagai kelompok militan yang lebih tangguh.
"Ini menandai titik balik yang signifikan dalam sejarah Pakistan, ketika TTP memulai serangkaian serangan bom bunuh diri yang meneror negara itu selama bertahun-tahun," kata Fakhar Kakakhel, seorang jurnalis asal Peshawar yang meliput pergerakan militansi Islamis itu secara ekstensif. "Bom bunuh diri itu menargetkan militer, instalasi pemerintah, tempat umum dan pertemuan warga sipil, dengan menanamkan rasa takut dan kegaduhan di masyarakat."
Serangan bom bunuh diri pada Desember 2007 juga telah menewaskan mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto, di mana latar belakang alasan pembunuhannya tidak pernah sepenuhnya jelas terungkap.
Pada tahun 2008, para pejabat Pakistan mencatat sebanyak 59 serangan bom bunuh diri terjadi di negara itu, dengan jumlah korban jiwa mencapai lebih banyak daripada yang terjadi di Afganistan dan Irak pada tahun yang sama. Bahkan beberapa tahun setelahnya, angka-angka tersebut tetap melaju tinggi.
Tahun-tahun penurunan
Pada tahun 2014, militer Pakistan meluncurkan operasi militer terbesar yang dikenal sebagai "Zarb-e-Azb," yang bertujuan untuk membasmi kelompok TTP dan kelompok-kelompok militan yang terkait dengan Al-Qaeda.
Setelahnya, Pakistan mulai mengalami lebih sedikit aksi serangan bom bunuh diri, di mana jumlahnya menurun satu digit pada pergantian dekade. Para pejabat mencatat hanya ada empat, tiga, dan lima serangan bom bunuh diri yang terjadi pada tahun 2019, 2020, dan 2021, menurut Institut Studi Perdamaian Pakistan.
"Hingga akhir tahun 2020, TTP telah runtuh di bawah operasi Zarb-e-Azb Pakistan yang berkelanjutan, kematian para pemimpinnya secara beruntun oleh serangan pesawat tak berawak AS, dan perpecahan internal yang terus mendorong faksi-faksi organisasi teroris itu untuk pindah ke provinsi-provinsi tetangga di Afghanistan," ungkap jurnalis Kakakhel.
Pengambilalihan Taliban di Afghanistan meningkatkan jumlah militan
Akan tetapi, dengan kebangkitan pemerintah Taliban di Afghanistan pada Agustus 2021 silam, telah memunculkan kelompok TTP kembali sebagai ancaman yang serius.
"Sejak penyatuan kembali dengan beberapa kelompok teror, TTP telah bercita-cita untuk membangun kembali kendali atas wilayah di Pakistan setelah mendapat dukungan dari pengambilalihan Taliban di Afghanistan," demikian menurut Laporan Keamanan PBB pada tanggal 25 Juli lalu.
"Kelompok ini berfokus pada target-target yang bernilai tinggi di daerah perbatasan dan target-target lunak di daerah perkotaan. Kemampuan kelompok TTP ini dinilai tidak sesuai dengan ambisinya, mengingat bahwa mereka tidak menguasai wilayah dan tidak memiliki daya tarik populer di daerah-daerah kesukuan," tulis laporan tersebut.
Para ahli mengatakan bahwa serangan bom bunuh diri yang terjadi baru-baru ini di Bajaur, telah menunjukkan eskalasi substansial yang tidak dapat diragukan lagi, oleh kemampuan kelompok-kelompok militan di Pakistan.
"Ketika konflik meningkat, aksi terorisme bom bunuh diri juga cenderung meningkat, sementara ketika kelompok-kelompok militan menghadapi penindasan melalui operasi-operasi seperti Zarb-e-Azb, insiden-insiden terorisme bunuh diri itu ikut menurun," kata Basit. (kp/hp)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.