Nangka berjasa menyelamatkan warga Sri Lanka dari kelaparan akibat krisis ekonomi
Satu tahun sejak Presiden Sri Lanka digulingkan akibat krisis ekonomi, angka kemiskinan telah meningkat dan harga pangan naik drastis.…
"Tapi pada bulan-bulan terakhir semestinya situasinya bisa jadi tidak terlalu membuat stres andai semuanya normal. Kami berjuang membayar utang yang sangat besar setelahnya.”
Kesulitan ini juga terlihat di dalam satu-satunya rumah sakit spesialis kanker di Kolombo.
Pasien kanker payudara berusia 48 tahun, Ramani Asoka dan suaminya khawatir soal sesi kedua kemoterapi yang dijadwalkan bulan depan.
“Bepergian ke sini saja sudah mahal, padahal selama ini kami diberi obat gratis oleh pihak rumah sakit. Sekarang kami harus membelinya di apotik dan stoknya tidak ada,” kata Ramani Asoka.
Menteri Kesehatan Sri Lanka, Keheliya Rambuwella, memperingatkan bahwa harga yang tinggi dan kelangkaan obat-obatan "tidak bisa segera diatasi sepenuhnya".
"Bayangkan kami memiliki pilihan sulit untuk memutuskan apa yang akan diimpor dari cadangan uang tunai yang sedikit -- makanan atau obat-obatan? Kami harus membawa makanan untuk menghindari krisis kelaparan yang membayangi. Situasinya sedikit mereda sekarang dan akan membaik secara bertahap," janjinya.
Orang-orang pun harus berjuang sendiri untuk bertahan hidup.
Nangka dulunya "dibiarkan membusuk" di tanah, kata Karuppaiya.
"Satu panci nangka kukus cukup untuk menghidupi kami berlima sepanjang hari," katanya.
Karuppaiya mendapatkannya melalui 'kesepakatan' yang unik dengan tetangganya karena dia tidak memiliki pohon nangka di lahannya.
“Saya tidak pernah meminta dibayar untuk memanjat pohon nangka dan memetik buahnya, bahkan jika orang lain bersedia membayar sekalipun. Saya lebih memilih membawa pulang salah satu nangka itu.”
Karuppaiya pun menaruh kepercayaannya pada alam, di tengah segala kekacuan politik dan ekonomi ini.
“Pohon nangka dan kelapa seperti ibu dan ayah bagi saya,” katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.