Rabu, 1 Oktober 2025

Idul Adha: Warga Muslim Sudan

Meskipun gencatan senjata diumumkan oleh kelompok militer yang bertikai, pertempuran masih berlangsung saat warga Muslim di Sudan…

Muslim di Sudan merayakan Idul Adha di tengah suara tembakan meskipun gencatan senjata diumumkan oleh kelompok militer yang bertikai.

Sejumlah penduduk mengatakan kepada BBC bahwa artileri berat dan serangan udara terdengar di negara bagian Khartoum.

"Rasanya tidak seperti Idul Adha," kata Zahra Saeed, seraya menambahkan bahwa jalanan "kosong" dan orang-orang "takut".

"Tadi malam saya tidak bisa tidur karena suara tembakan," tambah Saeed.

Warga lain mengatakan mereka terlalu takut untuk melaksanakan salat Id di luar ruangan. "Untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya tidak pergi," kata mantan mahasiswa kedokteran berusia 22 tahun, Walaa Ibrahim.

Alih-alih salat di lapangan terbuka, banyak orang sembahyang di rumah mereka sendiri.

"Serangan udara sedang dilakukan, mereka tidak menghormati orang, mereka tidak menghormati pentingnya ... acara [keagamaan] seperti itu," tambah Walaa.

Sudan saat ini berada dalam pekan ke-10 perang perebutan kekuasaan antara militer negara itu dan kelompok paramiliter yang disebut Rapid Support Forces (RSF).

Sejak itu, lebih dari 500.000 orang telah meninggalkan Sudan, menurut angka PBB lebih dari seminggu yang lalu. Sementara sekitar 2,2 juta orang telah meninggalkan rumah mereka di dalam negeri.

Angka pasti jumlah orang yang tewas dalam pertempuran itu sulit ditentukan, tetapi diyakini lebih dari 1.000 orang, termasuk banyak warga sipil yang terjebak dalam baku tembak.

Di tengah pertempuran, banyak orang Sudan berupaya merayakan Idul Adha karena mereka tidak punya cukup uang.

Sebagai bagian dari Idul Adha, umat Islam yang mampu menyembelih seekor domba atau kambing dan membagi dagingnya antara keluarga, teman dan orang miskin.

"Setiap Idul Adha kami biasa membeli domba kurban, tapi Idul Adha ini situasinya cukup sulit karena perang dan karena kebanyakan dari kami tidak mendapat upah. Kami tidak bisa membeli domba kurban karena harganya mahal," kata Mohammed Abboud Soliman, seorang pedagang ternak dari negara bagian Kordofan Barat.

Suguhan Idul Adha berupa penganan manis dari toko roti juga tidak banyak tersedia. Di Omdurman, salah satu dari tiga kota di kawasan Greater Khartoum, toko roti telah dijarah.

Seorang warga mengatakan kepada BBC: "Dua toko roti telah dirampok dan sayangnya salah satu pembuat roti tewas. Kedua toko roti ini sangat penting karena produksinya memenuhi kebutuhan area yang luas.

"Rumah setiap hari menjadi sasaran penjarahan dan perampokan. Situasinya memburuk."

Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved