Kanada: Asap Karhutla Quebec Cemari Udara Amerika Serikat
Provinsi yang berbahasa Perancis ini menjadi titik kebakaran hutan terbaru di Kanada. Kabut asapnya telah menyebar hingga ke New York…
Gedung Putih menyebut kabut asap ini sebagai "salah satu peringatan yang mengkhawatirkan tentang bagaimana krisis iklim dapat mengganggu kehidupan kita," pada hari Rabu (07/06).
Kondisi terkini kebakaran hutan di Quebec
Pihak berwenang telah memerintahkan sekitar 7.500 warga di wilayah terpencil Quebec, Chibougamau, untuk mengungsi.
Perdana Menteri (PM) Quebec Francois Legault mengatakan bahwa pihak berwenang telah memantau situasi "setiap jam." Dia menambahkan bahwa situasi di beberapa bagian provinsi masih "mengkhawatirkan", terutama di wilayah Abitibi-Témiscamingue.
Di kota Sept-Iles bagian utara, sekitar 4.400 warga yang sebelumnya dievakuasi telah diizinkan kembali ke rumah, setelah curah hujan turut membantu memadamkan api.
"Kami sangat senang melihat hujan," kata Legault dalam sebuah konferensi pers di Sept-Iles. Sayangnya, lebih jauh ke bagian utara, masih ada "kebakaran besar yang akan memakan waktu berminggu-minggu untuk memadamkan itu sepenuhnya, jadi kita harus tetap waspada," tambahnya.
Kanada mencari bantuan dari luar negeri
Kanada juga mengintensifkan seruan untuk mendapatkan bantuan internasional, karena lebih dari 480 petugas pemadam kebakaran hutan Kanada tengah berjuang untuk melawan kebakaran lahan. Quebec saat ini hanya mampu memadamkan sekitar 30 titik api dari sekitar 160 titik api yang ada, kata Legault.
"Ketika saya berbicara dengan para perdana menteri di provinsi-provinsi lain, mereka sangat kewalahan," kata Legault. Sekitar 413 titik api dilaporkan tengah membara di seluruh negeri sejak Senin (05/06) pagi.
Hampir 1.000 petugas pemadam kebakaran telah tiba dari Australia, Meksiko, Selandia Baru, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat. Sementara sekitar 200 petugas lainnya dari Prancis dan tambahan dari AS juga diperkirakan akan tiba dalam waktu dekat untuk membantu pihak berwenang Kanada.
Sementara itu, PM Kanada Justin Trudeau mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Presiden AS Joe Biden melalui telepon pada hari Rabu (07/06) untuk mengucapkan rasa terima kasihnya atas "dukungan krusial" untuk mengatasi kebakaran ini.
"Kami melihat, semakin banyaknya kebakaran akibat perubahan iklim. Kebakaran ini memengaruhi rutinitas sehari-hari, kehidupan dan mata pencaharian, serta kualitas udara kita," tulis Trudeau di akun Twitternya.
Kanada Barat telah berulang kali dilanda peristiwa cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim dalam beberapa tahun terakhir, termasuk banjir, tanah longsor, kebakaran hutan besar yang meluluhlantakkan seluruh kota, hingga rekor suhu musim panas terpanas yang merenggut lebih dari 500 nyawa pada tahun 2021 silam.
Sebelumnya pada bulan Mei, kebakaran hutan di Alberta juga berhasil melahap hampir satu juta hektar hutan dan padang rumput, dan menyebabkan 30.000 orang kehilangan tempat tinggal. Namun, kebakaran hutan di bagian timur Kanada justru menyebabkan lebih banyak kekhawatiran, di mana kebakaran hutan belum pernah terjadi sebelumnya, baik di wilayah seperti Halifax dan Nova Scotia, yang mengharuskan ribuan warganya wajib dievakuasi.
kp/ha (AFP, AP)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.