Selasa, 7 Oktober 2025

Rumah-rumah berusia tiga abad peninggalan Ottoman di Turki, ramah lingkungan dan tahan gempa

Dibangun pada abad ke-18, mansion Ottoman di Safranbolu adalah contoh desain arsitektur berkelanjutan yang luar biasa, indah dan tahan…

Dibangun pada abad ke-18, mansion Ottoman di Safranbolu adalah contoh desain arsitektur berkelanjutan yang luar biasa dan indah.

Pada suatu pagi yang cerah di bulan Juni, saya tiba di kota bersejarah Safranbolu di Turki utara. Kota bekas wilayah Ottoman ini terasa sangat hidup – sebuah karavan tua menyambut tamu-tamu baru, butik yang menarik dan menjual sabun buatan tangan hingga lokum (pencuci mulut khas Turki) rasa saffron.

Namun, yang menarik perhatian saya adalah ratusan rumah besar berlapis kayu yang tersebar di gang-gang kuno di kota ini. Dengan fasad batu putih berkilau, atap runcing merah, dan jendela bertingkap cokelat, rumah-rumah itu tampak seperti berasal dari negeri dongeng.

Safranbolu, yang berlokasi di Provinsi Karabuk, di wilayah Laut Hitam Turki, adalah perhentian karavan yang penting di sepanjang Jalur Sutra, jalur perdagangan kuno antara China dan Barat.

Kota ini dikenal dengan perdagangan saffronnya yang berkembang pesat dan menjadi kota Utsmaniyah terkemuka di abad ke-18. Jalan-jalannya berbatu dan terdapat banyak masjid, hammam (pemandian air panas), serta rumah-rumah tradisional Turki yang disebut konaklar (tunggalnya disebut konak).

Saat ini, ada lebih dari 2.000 konaklar era Ottoman di Safranbolu. Banyak yang merupakan rumah bagi penduduk setempat, sementara yang lainnya telah diubah menjadi hotel butik, restoran, kafe, dan museum.

Konaklar tidak hanya indah untuk dilihat, tapi juga menjadi contoh luar biasa dari arsitektur berkelanjutan dengan desainnya yang bertanggung jawab secara sosial.

Namun, meskipun kehadiran Konaklar membuat kota ini masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada 1994, banyak orang di luar Turki masih tidak menyadari keberadaannya.

Baca juga:

Saya pun menemukan kota ini secara kebetukan, ketika melihat-lihat brosur perjalanan lokal di Istanbul.

Rumah-rumah indah itu menarik saya sampai akhirnya saya memutuskan berangkat ke sana, naik kereta api, bus, dan taksi untuk sampai ke Safranbolu yang berjarak 400 kilometer dari Istanbul.

Saya tiba ketika sudah lewat tengah hari dan cuacanya mulai panas. Namun, begitu saya masuk ke Çamlıca Konağı, sebuah hotel butik konak berusia 300 tahun yang telah menerima tamu sejak enam tahun terakhir, saya merasakan udara sejuk mengalir. Seolah-olah ada AC yang dinyalakan, padahal saya tidak melihat ada AC di dinding batu mereka yang polos di sepanjang lorong.

“Rumah Safranbolu dirancang agar tetap sejuk di musim panas dan hangat di musim dingin,” kata pemiliknya, Özlem Özen, ketika menyambut saya dengan senyumnya.

Safranbolu memiliki topografi dan iklim yang unik. Kota tua ini terletak di lereng dari jurang yang dalam. Musim panas di kota ini biasanya sejuk dan cerah, sedangkan musim dinginnya terasa dingin dan bersalju.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved