Konflik Palestina Vs Israel
Tiga Komandan Jihad Islam Palestina Tewas dalam Serangan Udara Israel ke Gaza
Tiga komandan Jihad Islam Palestina tewas dalam serangan udara Israel ke Gaza pada Selasa (9/5/2023) dini hari waktu setempat.
TRIBUNNEWS.COM - Serangan udara Israel menewaskan tiga komandan Jihad Islam Palestina yang ada di Gaza.
Serangan udara Israel ini menghantam rumah dan apartemen di Gaza pada Selasa (9/5/2023) dini hari waktu setempat.
Tiga komandan tersebut, tewas bersama istri dan anak-anak mereka, kata kelompok militan Palestina Selasa pagi.
Dikutip dari CNN, kelompok tersebut mengatakan, komandan yang tewas adalah sekretaris Dewan Militer di Brigade al Quds, Jihad Shaker Al-Ghannam; komandan Brigade Al-Quds Wilayah Utara, Khalil Salah al Bahtini; dan salah satu pemimpin sayap militer Brigade al Quds di Tepi Barat, Tariq Muhammad Ezzedine.
Pernyataan itu tidak mengatakan berapa banyak orang lain yang telah terbunuh.
Pihak Israel menyebut serangan ini adalah "tanggapan atas agresi yang tak henti-hentinya dari pihak organisasi teroris Jihad Islam".
Baca juga: BREAKING NEWS Jet Israel Hantam Gaza, Rumah dan Apartemen jadi Sasaran
Dewan Keamanan Nasional negara itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kelompok itu telah menembakkan 102 roket ke Israel selatan seminggu sebelumnya, pada 2 Mei.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, Letnan Kolonel Richard Hecht mengatakan, serangan itu ditargetkan kepada kelompok Jihad Islam.
10 Orang Dilaporkan Tewas

Sementara itu, dikutip dari Al Jazeera, setidaknya 10 orang dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel ke Gaza.
Youmna El Sayed dari Al Jazeera mengatakan, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa 10 orang tewas di Jalur Gaza, dan sejumlah orang yang belum dikonfirmasi terluka dalam serangan udara Israel.
Baca juga: Israel Hancurkan SD Palestina di Tepi Barat, Uni Eropa Beri Kritik Tajam
Ledakan yang menargetkan apartemen perumahan terdengar sekitar pukul 02.00 waktu setempat di berbagai bagian Gaza, kata El Sayed.
"Tidak begitu jelas nama orang yang tewas atau jumlah orang yang terluka."
"Kami hanya memiliki konfirmasi bahwa 10, setidaknya 10, telah diumumkan tewas dalam serangan udara terbaru di berbagai daerah yang dilakukan sekarang di sepanjang Jalur Gaza," kata El Sayed.
"Setiap kali ada penargetan apartemen hunian, selalu ada korban (di antara) warga sipil," tambahnya.
Saksi mata mengatakan, sebuah ledakan menghantam lantai atas sebuah gedung apartemen di Kota Gaza dan sebuah rumah di selatan Kota Rafah, lapor kantor berita Reuters.
Baca juga: Israel Serbu Nablus, 3 Warga Palestina Tewas, 2 di Antaranya Diduga Terlibat Serangan di Hamra
Tentara Israel mengatakan serangan udara, dengan nama sandi "Operasi Perisai dan Panah".
Operasi itu menargetkan tiga anggota Jihad Islam Palestina yang diklaim bertanggung jawab atas serangan roket baru-baru ini ke Israel.
Pekan lalu, rudal Israel menghantam Jalur Gaza yang berpenduduk padat setelah roket ditembakkan ke wilayah Israel.
Serangan ini terjadi setelah kematian aktivis terkenal Palestina, Khader Adnan di penjara Israel.
Adnan, seorang aktivis yang berafiliasi dengan Jihad Islam Palestina, meninggal setelah hampir tiga bulan mogok makan.
Baca juga: Pasukan Israel dan Kelompok Bersenjata Palestina Setuju untuk Gencatan Senjata
Memprotes penangkapannya tanpa dakwaan, Adnan menolak makan selama 87 hari, menurut Perhimpunan Tahanan Palestina.
Pengeboman Israel pekan lalu merusak beberapa daerah di Gaza, termasuk al-Safina, al-Baydar dan dekat lingkungan al-Zaytoun, lapor Maram Humaid dari Al Jazeera.
Hashel Mubarak al-Swerki, ayah 11 anak berusia 58 tahun, meninggal setelah terluka parah oleh pecahan peluru dari serangan Israel di barat laut Kota Gaza.
Lima orang lainnya juga terluka oleh rudal Israel di timur Beit Hanoun, di utara jalur yang dikepung.
Ketenangan dipulihkan setelah pejabat Qatar, Mesir, dan PBB turun tangan untuk menengahi perjanjian gencatan senjata antara Israel dan faksi bersenjata Palestina, kata para pejabat.
Untuk mengantisipasi serangan balasan dari Palestina, militer Israel mengeluarkan instruksi kepada penduduk untuk menjauh dalam jarak 40 km dari Gaza.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.