Beri Perlindungan pada Migran, AS Buka Pusat Imigrasi di Amerika Latin
AS sedang menyiapkan dua pusat pemrosesan baru di Amerika Latin sebagai upaya mengelola jumlah tertinggi imigran.
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) sedang menyiapkan dua 'pusat pemrosesan' baru di Kolombia dan Guatemala, sebagai bagian dari upayanya untuk mengelola jumlah tertinggi imigran yang memasuki negara itu.
Pernyataan ini diumumkan pejabat AS pada Kamis (27/4/2023) kemarin.
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (28/4/2023), pusat-pusat yang dioperasikan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bantuan internasional itu akan menyaring pendatang baru untuk kelayakan suaka sebelum mereka mencapai perbatasan AS.
Jika tidak memenuhi syarat, maka mereka akan merujuk pada jalur hukum lainnya.
Baca juga: Utang AS Bengkak 31 Triliun Dolar, Menkeu Yellen Peringatkan Amerika Untuk Bersiap Hadapi Malapetaka
Para migran ini kemungkinan diberikan izin masuk ke AS untuk reunifikasi keluarga, atau di bawah program tenaga kerja hingga pembebasan bersyarat.
"Mereka yang tidak diterima dapat dialihkan ke negara ketiga, termasuk Kanada dan Spanyol. Kami berharap dapat secara dramatis meningkatkan jumlah pengungsi yang kami terima dari Belahan Barat di sini melalui pusat pemrosesan regional," kata seorang pejabat senior AS.
AS telah bekerja sama dengan negara-negara Amerika Latin lainnya untuk membuka lebih banyak pusat pemrosesan dan akan merampingkan penerimaan keluarga migran.
Pergeseran kebijakan ini bertepatan dengan pencabutan perintah darurat era virus corona (Covid-19) yang tersisa dari pemerintahan Presiden ke-45 AS Donald Trump yang memungkinkan beberapa migran ditolak di perbatasan.
Saat tindakan itu berakhir pada 11 Mei 2023, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) memprediksi akan ada sekitar 10.000 hingga 13.000 migran yang mencoba melintasi perbatasan setiap harinya.
Baca juga: Eks Menlu Amerika Mike Pompeo Umumkan Tidak akan Calonkan Diri sebagai Presiden pada Pilpres AS 2024
Angka seperti itu tidak hanya akan membanjiri CBP, namun juga Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dan setiap lembaga maupun LSM yang bertugas untuk memproses atau melindungi para pendatang baru.
"Migran yang melintasi perbatasan AS tanpa izin dan yang gagal memenuhi syarat untuk mendapatkan perlindungan harus segera dikembalikan ke negaranya, dengan setidaknya lima tahun larangan untuk kembali (ke AS)," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.
Rencana baru ini dimaksudkan untuk membantu para migran 'secara aman dan sah memasuki AS, daripada membayar bantuan yang meragukan dari para penyelundup migran dan organisasi kriminal'.
Sebelumnya, penyeberangan perbatasan ilegal melonjak ke rekor 2,76 juta pada tahun lalu.
Sementara itu pada bulan lalu, ada lebih banyak migran yang tertangkap karena mencoba penyeberangan dari biasanya, angkanya mencapai hampir 25 persen.
Bunuh Charlie Kirk, Tyler Robinson Dituntut Hukuman Mati oleh JPU Utah County |
![]() |
---|
Gaza Membara, Operasi Darat Resmi Dilancarkan Israel, AS Beri Dukungan Penuh |
![]() |
---|
Donald Trump dan Xi Jinping Sepakat Selamatkan Tiktok AS, Ini Syaratnya |
![]() |
---|
AS dan China Capai Kesepakatan Awal Soal TikTok, Pembicaraan Final Digelar Jumat dengan Xi Jinping |
![]() |
---|
Trump Umumkan Serangan Kedua AS ke Kapal Narkoba Venezuela, Tiga Orang Tewas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.