Rabu, 1 Oktober 2025

Imbas Kunjungan Presiden Taiwan ke AS, China kepung Taipei dengan 42 Jet Tempur dan 8 Kapal Perang

Kunjungan kerja tersebut dianggap pemerintah China sebagai bentuk provokasi yang dapat memicu keretakan kedaulatan antara China dan Taiwan.

Aeroflap
Ilustrasi. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan sebanyak 42 jet tempur dan 8 kapal perang China kembali mengepung kawasan Selat Taiwan, untuk melanjutkan latihan perang. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI - Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan sebanyak 42 jet tempur dan 8 kapal perang China kembali mengepung kawasan Selat Taiwan, untuk melanjutkan latihan perang.

“PKC (Partai Komunis China) terus melakukan latihan militer di sekitar Selat Taiwan dan sejak pagi ini secara berturut-turut telah mengirimkan beberapa batch pesawat serta sejumlah kapal di daerah tersebut," jelas kementerian pertahanan Taiwan, Minggu (9/4/2023).

Lebih lanjut, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan latihan perang yang digelar China di zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) barat daya Taiwan mulai terdeteksi sejak Sabtu (8/4/2023) kemarin.

Baca juga: AS Desak China untuk Menahan Diri di Tengah Latihan Militer Taiwan: Kami akan Ikut Campur

Tepat sehari setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mendarat di Taipei usai bertemu dengan Ketua DPR Amerika Serikat Kevin McCarthy di Los Angeles AS, untuk membahas kerjasama lanjutan antara Taiwan dan AS.

Akan tetapi kunjungan kerja tersebut dianggap pemerintah China sebagai bentuk provokasi yang dapat memicu keretakan kedaulatan antara China dan Taiwan.

Meski Taiwan telah lama menolak klaim kedaulatan China, namun Beijing menganggap Taiwan masih di bawah kendalinya. Hal tersebutlah yang membuat pemerintah China khawatir apabila kunjungan presiden Tsai ke Amerika dapat mendorong terjadinya tindakan separatisme.

"Operasi ini berfungsi sebagai peringatan keras terhadap kolusi antara pasukan separatis yang mencari kemerdekaan Taiwan dan pasukan eksternal serta terhadap kegiatan provokatif mereka," kata juru bicara Tentara Pembebasan China (PLA), Shi Yin.

Mengutip dari Reuters, latihan perang bertajuk "Joint Sword" nantinya akan dilakukan pemerintah China di lepas pantai Provinsi Fujian yang menghadap Taipei, ibu kota dari Taiwan selama tiga hari berturut – turut hingga Senin (10/4/2023).

Dengan melibatkan pesawat artileri roket jarak jauh, kapal perusak angkatan laut, kapal rudal, pesawat tempur angkatan udara, bomber, jammers, dan refuellers.

Sementara itu, Dewan Urusan Daratan Taiwan hingga saat ini masih mencoba untuk menggelar pembicaraan dengan pemerintah China agar militer Beijing dapat menahan diri untuk tidak melanjutkan intimidasi karena tindakan tersebut dapat berdampak negatif pada keamanan pembangunan ekonomi masyarakat internasional.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved