AS Desak China untuk Menahan Diri di Tengah Latihan Militer Taiwan: Kami akan Ikut Campur
Amerika Serikat desak China untuk menahan diri di tengah latihan militernya di wilayah Taiwan. Joe Biden bahkan mengancam akan ikut campur.
TRIBUNNEWS.COM - China secara masif melakukan latihan militer angkatan laut hari kedua di sekitaran Taiwan.
Tindakan China disebut-sebut sebagai "peringatan keras" ke Taiwan setelah kunjungan Presiden Tsai Ing-wen ke Amerika Serikat pekan lalu.
Pihak Taiwan menyebut, lusinan jet tempur China telah melintas di sekitar pulau itu pada Minggu.
Dikutip dari BBC, operasi yang dijuluki "Pedang Bersama" oleh Beijing itu akan berlanjut hingga Senin.
Para pejabat Taiwan sangat marah akan tindakan operasi tersebut dan menuduh Beijing menggunakan alasan kunjungan Presiden sebagai "alasan untuk melakukan latihan militer, yang telah merusak perdamaian, stabilitas, dan keamanan di kawasan".
Atas kejadian tersebut, Pejabat Departemen Luar Negeri AS mendesak China untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap pertemuan ini.
Baca juga: China Gelar Latihan Militer Hari Kedua, Taiwan Pantau Pergerakan Pasukan Roket Beijing
Seorang juru bicara departemen luar negeri mengatakan AS "memantau tindakan Beijing dengan cermat".
Ia menegaskan, AS memiliki "sumber daya dan kemampuan yang cukup di kawasan untuk memastikan perdamaian dan stabilitas dan untuk memenuhi komitmen keamanan nasional kami".
Sementara itu, Presiden AS, Joe Biden mengancam Washington akan campur tangan jika China menyerang Taiwan.
Pada hari Sabtu, salah satu kapal China menembakkan peluru dari geladaknya saat berlayar di dekat pulau Pingtan, titik terdekat China ke Taiwan, lapor kantor berita Reuters.
Dewan Urusan Kelautan Taiwan, yang menjalankan Penjaga Pantai, mengeluarkan rekaman video yang menunjukkan salah satu kapalnya membayangi kapal perang China, meskipun tidak memberikan lokasi.

Baca juga: Parlemen AS Gelar Pertemuan dengan Bos Apple dan Disney, Bahas Persaingan dengan China
Dalam rekaman itu terdengar seorang pelaut memberi tahu kapal China melalui radio: "Anda benar-benar merusak perdamaian, stabilitas, dan keamanan regional. Harap segera berbalik dan pergi. Jika Anda terus melanjutkan, kami akan mengambil tindakan pengusiran."
Rekaman lain menunjukkan kapal perang Taiwan, Di Hua, menemani kapal Penjaga Pantai dalam apa yang disebut petugas Penjaga Pantai sebagai "kebuntuan" dengan kapal China.
Sementara latihan China berakhir saat matahari terbenam pada Sabtu malam, para pejabat pertahanan di Taipei mengatakan kepada Reuters bahwa serangan jet tempur dimulai lagi pada Minggu pagi.
Pada hari Minggu, kementerian pertahanan Taiwan mengatakan 71 pesawat militer China dan sembilan kapal melintasi garis median Selat Taiwan dalam 24 jam sebelumnya.
Garis tersebut merupakan garis pemisah tidak resmi antara wilayah Tiongkok dan Taiwan.
Baca juga: Negara Barat Tak Bisa Menguliahi China Soal Ukraina
Harus Anggap Serius Ancaman
Ketua Komiter Seleksi DPR di China, Mike Gallagher mengatakan pada hari Sabtu bahwa AS harus menganggap serius ancaman yang ditimbulkan terhadap Taiwan.
Gallagher mengatakan, dia berencana untuk memimpin komitenya dalam bekerja menopang pertahanan pemerintah pulau itu, mendorong kongres untuk mempercepat bantuan militer ke Taiwan.
"Saya pikir itu semua hanya menunjuk pada apa yang sudah jelas," kata Gallagher, mengutip SCMP.
"Kita perlu menggerakkan langit dan daratan untuk meningkatkan sikap pencegahan dan penyangkalan kita, sehingga Xi Jinping menyimpulkan bahwa dia tidak dapat melakukannya," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.