Selasa, 7 Oktober 2025

40 Migran Tewas akibat Kebakaran di Pusat Penampungan di Kota Ciudad Juarez Meksiko

40 migran tewas akibat kebakaran di pusat penampungan di Kota Ciudad Juarez, Meksiko. Kebakaran ini diduga karena aksi protes dengan pembakaran kasur.

INM
Rumah sakit lokal di Ciudad Juarez, Meksiko, yang menampung korban kebakaran di tempat penampungan migran INM yang terjadi pada Senin (27/3/2023) malam. Sejumlah 40 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah 40 orang meninggal dunia akibat kebakaran di pusat penampungan migran di Kota Ciudad Juarez, Meksiko, pada Senin (27/3/2023) malam.

Kabar ini dikonfirmasi oleh pejabat di fasilitas National Migration Institute (INM) pada Selasa (28/3/2023).

Kurang lebih 68 pria dari Amerika Tengah dan Selatan berada di fasilitas itu.

Selain itu, 29 orang yang terluka dalam kebakaran itu dibawa ke rumah sakit setempat untuk perawatan darurat.

Setidaknya 28 warga negara Guatemala termasuk di antara yang tewas, Institut Migrasi Guatemala mengkonfirmasi, dikutip dari CNN Internasional.

Baca juga: Bunuh 2 Sandera AS, Kartel Meksiko Minta Maaf dan Kembalikan Jasad ke Keluarga

Penyebab Kebakaran

Penyebab kebakaran belum ditentukan, tetapi Presiden Meksiko, Andrés Manuel López Obrador, mengatakan itu dimulai ketika para tahanan mulai memprotes di dalam fasilitas penahanan.

Kebakaran terjadi sekira pukul 22.00 waktu setempat di dalam area akomodasi.

Pihak berwenang mengatakan kebakaran itu terjadi setelah mereka mengambil dan menahan sekelompok migran dari jalan-jalan kota perbatasan saat melakukan demontrasi, yang terletak di seberang El Paso, Texas.

Presiden Meksiko, Andrés Manuel López Obrador
Presiden Meksiko, Andrés Manuel López Obrador (Andrés Manuel)

Presiden Meksiko López Obrador, mengatakan orang-orang yang ditahan di pusat tersebut marah kepada para pejabat, dan telah berdemonstrasi menentang deportasi mereka.

“Yang kami ketahui sejauh ini adalah para migran dari Amerika Tengah dan beberapa dari Venezuela berada di tempat penampungan itu. Kami masih belum tahu persis nama dan kebangsaan dari mereka yang kehilangan nyawanya,” kata Presiden López Obrador.

“Ini berkaitan dengan protes yang mereka mulai setelah, (kami berasumsi) mereka mengetahui bahwa mereka akan dideportasi," katanya.

"Sebagai protes, mereka mengambil kasur dari tempat penampungan di pintu masuk penampungan, dan mereka membakarnya. Mereka tidak membayangkan bahwa ini akan menyebabkan kecelakaan yang mengerikan ini,” lanjutnya.

“Sangat menyedihkan bahwa ini terjadi,” tambahnya.

Tangkapan rekaman CCTV yang memperlihatkan detik-detik kebakaran di fasilitas penahanan migran sementara INM yang terjadi pada Senin (26/3/2023) malam di Ciudad Juárez, Meksiko.
Tangkapan rekaman CCTV yang memperlihatkan detik-detik kebakaran di fasilitas penahanan migran sementara INM yang terjadi pada Senin (26/3/2023) malam di Ciudad Juárez, Meksiko. (Joaquín López-Dóriga)

Baca juga: 343 Imigran Gelap Meksiko Ditemukan di Truk Terbengkalai di Teluk Veracruz

Evakuasi Korban Kebakaran

Video yang direkam di lokasi tragedi menunjukkan responden pertama membantu para korban yang masih selamat.

Mereka membungkus para korban dengan selimut termal berwarna perak, sebelum menempatkan mereka di atas tandu dan ke dalam ambulans.

Sementara itu, petugas pemadam kebakaran membawa tubuh yang lemas dan tak bernyawa dari gedung.

Beberapa tubuh korban ditutupi jelaga hitam, ditempatkan bersebelahan.

Wakil federal Ciudad Juarez, Andrea Chavez, menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga para migran.

Andrea Chavez mengatakan pihak berwenang Meksiko telah melakukan penyelidikan untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut.

“Dengan kesedihan dan duka yang mendalam kami mengetahui kebakaran yang terjadi di dalam INM di Ciudad Juárez,” katanya di Twitter.

Pada Selasa (28/3/2023) malam, Komisaris INM dan Komisaris Institut Migrasi Nasional secara pribadi meninjau setiap migran yang terluka setelah kebakaran di fasilitas penahanan migran sementara INM, yang terjadi pada Senin (27/3/2023) malam di Ciudad Juárez, Meksiko.
Pada Selasa (28/3/2023) malam, Komisaris INM dan Komisaris Institut Migrasi Nasional secara pribadi meninjau setiap migran yang terluka setelah kebakaran di fasilitas penahanan migran sementara INM, yang terjadi pada Senin (27/3/2023) malam di Ciudad Juárez, Meksiko. (INM)

Baca juga: Presiden Meksiko Dikritik Netizen setelah Pamer Foto Makhluk Ghaib dari Suku Maya

Saksi Mata

Seorang saksi mata kobaran api, seorang wanita Venezuela yang suaminya terjebak di dalam gedung dan terluka dalam kebakaran itu, berbicara kepada kantor berita Reuters.

Ia menahan air mata dan menyalahkan otoritas Meksiko.

Wanita itu mengklaim pintu ke pusat penahanan tidak dibuka.

"Pada jam 10 malam, kami mulai melihat asap mengepul dari mana-mana, semua orang lari tetapi mereka membiarkan orang-orangnya terkunci. Semua orang dikeluarkan dari area itu, tetapi mereka membiarkan orang-orang itu terkunci. Mereka tidak pernah membuka pintu," katanya.

Suaminya, Eduard Caraballo, berada di dalam pusat penahanan dan selamat dengan menyemprotkan air ke dirinya sendiri.

Suaminya bercerita, ia melihat banyak mayat.

Eduard Caraballo saat ini dibawa ke rumah sakit karena masalah pernapasan.

Migran Venezuela lainnya, Emilio Jose, yang sedang mencari istrinya, mengatakan tidak diberi informasi apapun mengenai keberadaan istrinya.

“Bahkan jika kita ilegal atau tidak berdokumen, kita adalah manusia yang merasakan. Lihatlah apa yang terjadi; beberapa orang terluka dan menderita akibat dari apa yang terjadi,” katanya.

Mengapa Banyak Migran di Meksiko?

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden telah menanggapi lonjakan migrasi yang luar biasa di perbatasan barat daya dengan mencoba mencegah orang menyeberang secara ilegal.

Sebelumnya, AS menerapkan kebijakan untuk mengusir migran dari AS karena aturan Covid-19, namun aturan ini akan berakhir pada 11 Mei 2023.

AS lebih condong mendeportasi mereka ke Meksiko untuk menerima migran yang diusir oleh pejabat perbatasan AS.

Presiden Joe Biden berpendapat, hal ini demi mencegah migran melakukan perjalanan berbahaya untuk menyeberang secara ilegal ke AS.

Langkah-langkah ini telah mengurangi serbuan orang ke AS, namun juga menambah penumpukan migran tanpa henti di Meksiko, dikutip dari The New York Times.

Hal ini membuat tempat penampungan migran di Meksiko kewalahan, di mana pihak berwenang Meksiko memiliki catatan yang buruk tentang hak asasi manusia.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Meksiko

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved