Ramadan 2023
Mengintip Tradisi Ramadan di Negeri Piramida, Gantung Lentera Jadi Simbol Kegembiraan
Selama Ramadan, orang-orang Mesir menghiasi jalan-jalan dengan lentera Fanoos, yang melambangkan persatuan dan kegembiraan sepanjang bulan Ramadan.
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Umat Islam dari seluruh penjuru dunia merayakan bulan Ramadan tahun 1444 Hijriah yang dimulai pada hari ini, Kamis (23/3/2023).
Ramadan bukan hanya identik dengan puasa, tapi juga berhubungan dengan budaya dan tradisi. Beberapa negara memiliki tradisinya masing-masing dalam menyambut dan merayakan Ramadan, salah satunya Mesir.
Selama Ramadan, orang-orang Mesir menghiasi jalan-jalan dengan lentera Fanoos, yang melambangkan persatuan dan kegembiraan sepanjang bulan suci Ramadan.
Tidak hanya itu, Mesir juga memiliki makanan dan minuman khas yang disantap saat berbuka atau sahur. Lantas, seperti apa suasana Ramadan di negara yang memiliki julukan Negeri Piramida ini?
Makanan Selama Ramadan
Melansir dari Your Egypt Tour, Ramadan di Mesir merupakan ajang untuk berkumpul, karena dianggap sebagai waktu untuk mengundang teman dan kerabat.
Baca juga: Cristiano Unggah Hal Ini Soal Ramadan, Netizen Penasaran, Sang Bintang Ikut Berpuasa?
Biasanya, umat Islam di Mesir berbuka dengan minum Tamr dan Sobia, minuman yang diproduksi dari beras, bubuk kelapa dan susu, baru kemudian mereka mulai makan.
Beberapa makanan yang sering ditemukan saat Ramadan di Mesir adalah isian bebek, merpati, sup molokhia, samosa, dan bechamel. Untuk makanan penutup atau dessert, Kunafa telah menjadi tren selama bulan Ramadan. Makanan ini terbuat dari campuran gula, keju, almond, dan bahan -bahan lainnya.
Selain Kunafa, orang-orang di mesir juga gemar menyantap Qatayef sebagai hidangan penutup. Makanan ini ada yang diisi dengan kurma dan coklat untuk menghadirkan cita rasa manis, atau isian keju, daging cincang dan ayam untuk Qatayef dengan varian gurih.
Sahur di Mesir juga memiliki cita rasa tersendiri. Keluarga dan teman berkumpul untuk menjalani sahur bersama, dengan hidangan yang terdiri dari kacang-kacangan, telur, yogurt, dan keju.
Gantung Lentera Warna-warni
Suasana Ramadan di Mesir khas dengan lentera "Fanoos" warna-warni di jalan-jalan, yang melambangkan persatuan dan kegembiraan.
Meskipun umum digunakan dalam bahasa Arab modern, kata Fanoos berasal dari kata Yunani "φανός" yang berarti lentera, atau alat penerangan, portabel atau tetap.
Dikutip dari Egyptian Streets, kisah asal usul mengenai Fanoos mungkin berbeda-beda, tetapi semuanya menunjuk ke Kairo sebagai tempat kelahiran Fanoos seperti yang kita kenal sekarang.
Menurut beberapa orang, tradisi ini bermula pada hari kelima Ramadan tahun 358 Hijriah, ketika orang Mesir menyambut Khilafah Al-Muʿizz li-Dīn Allah saat ia tiba di Kairo.
Ketika dia datang selepas senja, penduduk setempat diperintahkan pejabat militer untuk memegang lilin yang melindungi mereka dalam bingkai kayu agar tidak meledak, untuk menyambut dan merayakan kedatangan Khalifah. Seiring waktu, struktur kayu ini muncul menjadi lentera berpola, dan sekarang ditampilkan di seluruh negeri, menyebarkan cahaya selama bulan suci.
Dalam cerita lain, keluarga Kairo biasa menemani Khalifah sepanjang perjalanannya melintasi kota melewati gerbang tua Kairo, Bab el-Nasr, Bab el-Fetouh dan Bab el-Dahab dalam perjalanannya ke bukit Mokattam. Sepanjang rute perjalanan, anak-anak dengan gembira memegang Fanoos dan bernyanyi dalam menyambut dan merayakan Ramadhan.
Meskipun dua cerita mengenai asal-usul Fanoos mungkin tidak terlalu aneh, namun cerita lainnya yang terkait dengan Fanoos cukup tidak biasa.
Pada abad ke-10 Masehi, Khalifah Al-Hakim bi-Amr Allah melarang wanita meninggalkan rumah mereka sepanjang tahun. Satu-satunya pengecualian adalah selama Ramadhan ketika wanita diizinkan untuk menghadiri sholat di luar rumah dan mengunjungi kerabat dan tetangga. Tetapi pengecualian itu diterapkan dengan syarat, seorang wanita harus ditemani oleh anak laki-laki yang membawa Fanoos baik untuk menerangi jalan mereka maupun untuk memberitahu pria lain jika seorang wanita sedang lewat.
Selanjutnya, sebuah perintah disahkan oleh Khalifah Al-Hakim bi-Amr Allah bahwa lentera akan dipasang di setiap gang, di depan setiap toko dan rumah. Siapa yang tidak patuh akan didenda. Di bawah perintah yang begitu ketat, industri Fanoos di Kairo berkembang pesat.
Perlahan, Fanoos Mesir mulai berdatangan ke negara-negara tetangga hingga menjadi tradisi Ramadan di banyak negara, terutama di Damaskus, Aleppo, Yerusalem, Gaza, dan lain-lain.
Serial TV Selama Ramadan di Mesir
Banyak aktor dan stasiun televisi mempersiapkan berbagai serial untuk ditayangkan selama Ramadan. Kira-kira kenapa di bulan Ramadan?
Baca juga: Momen Ramadan 2023 Pertama Selebriti, Glenca Chysara hingga Adinda Azani Makan Sahur Bareng Suami
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Ramadan merupakan waktu populer bagi keluarga dan teman untuk berkumpul, terutama pada waktu berbuka puasa. Sehingga menonton serial menjadi salah satu hiburan yang dipilih orang-orang di Mesir saat berkumpul.
Selain itu, jam kerja di Mesir selama Ramadan dipangkas menjadi kurang lebih 6 jam, sehingga mereka memiliki cukup waktu untuk beribadah dan mendapat hiburan.
Destinasi Wisata Selama Ramadan di Kairo
Ketika berkunjung ke ibu kota Mesir, Kairo, dan bingung menentukan kemana ingin menghabiskan waktu selama Ramadan, menjelajahi warisan budaya dan sejarah melalui masjid dan benteng bisa menjadi kegiatan yang patut dicoba.
Beberapa destinasi wisata yang terdapat di Kairo antara lain:
1. Wikala of Al-Ghouri, adalah sebuah karavan di pusat abad pertengahan Kairo yang dibangun pada 1504–1505 Masehi. Saat ini, Wikala of Al-Ghouri menjadi tempat lokakarya dan studio untuk pengrajin, kantor lokal, dan berfungsi sebagai tempat pertunjukan budaya untuk wisatawan. Di sini, pengunjung bisa menikmati pertunjukkan tari Tannoura.
2. El Moez Street dan Khan El Kalili, adalah dua tempat yang cocok untuk merasakan seperti apa suasana Ramadan di Mesir. Di sini pengunjung bisa membeli oleh-oleh, dekorasi Ramadan, lampu, dan lentera di Moez Street dan Khan El Khalili.
3. Untuk wisata Islami Kairo, pengunjung bisa datang ke museum seni Islam, Benteng Salah el-din, masjid Alabaster, dan masjid Ibnu Tulun.
Ramadan 2023
Jadwal Buka Puasa Ramadhan 2023 Kota Medan Jumat, 21 April 2023 Pukul 18.34 WIB |
---|
Hannah Al Rashid Takjub Suasana Ramadan di London |
---|
Jadwal Buka Puasa Ramadhan 2023 Kota Kendari, Jumat 21 April 2023 Pukul 17.52 WITA |
---|
Jadwal Buka Puasa Ramadhan 2023 Samarinda Jumat, 21 April 2023 |
---|
Jadwal Buka Puasa Ramadhan 2023 Seluruh Indonesia Jumat, 21 April 2023 |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.