Gempa di Turki
Pembatalan Penerbangan Bikin Upaya Penyelamatan Tertunda, Keluarga Korban Gempa 'Frustrasi'
Para keluarga yang sangat ingin bertemu kembali dengan orang yang dicintai atau ikut mencari keberadaan mereka, menyampaikan protes di bandara
TRIBUNNEWS.COM, ISTANBUL - Sikap frustrasi semakin meningkat di Bandara Sabiha Gokcen di Istanbul, Turki, saat penerbangan ke selatan negara itu terus mengalami penundaan dan pembatalan.
Para keluarga yang sangat ingin bertemu kembali dengan orang yang dicintai atau ikut mencari keberadaan mereka, menyampaikan protes terkait keputusan itu.
Dikutip dari laman BBC, Rabu (8/2/2023), perdebatan dan teriakan pun pecah, dengan staf bandara akhirnya berada di bawah tekanan untuk menemukan solusi saat pesawat dialihkan dan tidak dapat mendarat atau lepas landas karena landasan pacu telah membeku dan salju lebat terus turun.
"Di mana otoritasnya? Kita butuh pesawat ke Adana, bukan Bodrum. Prioritaskan penerbangan ke Adana," teriak seorang pria yang mengambil mikrofon dan berteriak kepada staf bandara.
Kata-katanya pun disambut dengan tepuk tangan dan peluit oleh calon penumpang lain di ruang tunggu.
Tim penyelamat juga ada di bandara itu dan dengan sabar berharap penerbangan akan membawa mereka lebih dekat untuk melakukan pekerjaan mereka.
Baca juga: Waspada, Pakar Prediksi Kawasan Timur Tengah Akan Diguncang Gempa Besar
Satu tim dari perusahaan pelayaran besar Poliport yang berseragam darurat merah, memberitahu kepada para calon penumpang bahwa mereka semua adalah sukarelawan, terlatih khusus dan siap berangkat.
Namun mereka harus sampai ke Adana terlebih dahulu, sebelum melanjutkan perjalanan lainnya.
Gempa di Turki
Update Gempa Turki-Suriah, Wapres Turki Fuat Oktay Ungkap 49.589 Orang Tewas, 6.807 di Antaranya WNA |
---|
Gempa Suriah, Rusia Kirim 37 Ton Bantuan Kemanusiaan, Pesawat Mendarat di Pangkalan Udara Hmeymim |
---|
Prajurit KRI Frans Kaisiepo-368 TNI AL Kirim Alat Medis Hingga Obat-obatan untuk Korban Gempa Turki |
---|
PBB Proyeksikan Kerusakan Akibat Gempa di Turki Senilai 100 Miliar Dolar AS |
---|
Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani Kritik Lambatnya Bantuan untuk Korban Gempa Suriah |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.