Gempa di Turki
Korban Gempa Turki yang Terjebak di Reruntuhan Minta Bantuan di Media Sosial
Para korban gempa Turki yang masih terjebak di reruntuhan meminta tolong di media sosial. Mereka bahkan memposting video situasi di dalam reruntuhan.
TRIBUNNEWS.COM - Pasca gempa besar yang melanda Turki dan Suriah, Senin (6/2/2023), masih banyak korban yang tertimbun di reruntuhan.
Bahkan, para korban selamat yang masih terjebak di reruntuhan akibat gempa tersebut, meminta bantuan di media sosial.
Seperti seorang pria di Provinsi Adiyaman, Turki memposting video dirinya berada di bawah reruntuhan.
Dikutip dari Hurriyet Daily News, postingan tersebut ia unggah di media sosial Twitter untuk meminta pertolongan.
"Aku tidak bisa keluar dengan cara apa pun. Bantu saya," katanya seraya meminta doa kepada para pengguna Twitter.
Sementara pria lain di provinsi selatan Antakya, Turki membagikan video di Instagram dari kamar tidurnya.
Baca juga: Pencarian Korban Gempa Bumi Turki Terhambat Hujan Lebat dan Hawa Dingin
Dalam videonya, ia berteriak dan menanyakan apakah ibunya, yang tidur di sebelah kamarnya, masih hidup.
Banyak korban yang masih di bawah reruntuhan turun ke Twitter untuk menunjukkan penderitaan mereka dan meminta bantuan.
Korban Tewas Mencapai 4.800
Jumlah korban tewas akibat gempa di Turki dan Suriah mencapai lebih dari 4.800 orang.
Di Turki, jumlah orang yang tewas akibat gempa ini telah meningkat menjadi 3.381 orang, menurut otoritas bencana negara tersebut.
Baca juga: 10 WNI Jadi Korban Luka Gempa Bumi di Turki, 1 Patah Tulang Punggung
Dikutip dari BBC, Orhan Tatar, seorang pejabat di Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD), mengatakan lebih dari 20.426 orang terluka dan 5.775 bangunan runtuh.
Penghitungan baru membuat total korban tewas di Turki dan negara tetangga Suriah menjadi 4.890.
Jumlah ini diperkirakan akan masih terus meningkat.
Hujan Deras Melanda Turki

Saat ini, tim penyelamat berjuang melawan hujan lebat disertai salju saat mereka berpacu dalam waktu untuk menemukan korban selamat akibat gempa di Turki.
Saat fajar menyingsing, tim penyelamat meningkatkan pencarian korban selamat.
Baca juga: Bangunan Rumah Hancur dan Musim Dingin, Kemenlu Percepat Evakuasi WNI Terdampak Gempa di Turki
Banyak orang di zona bencana terlalu takut untuk kembali ke gedung.
Beberapa penyelamat telah berhasil mencapai lokasi terdampak gempa, dan semua orang berusaha untuk sampai ke sana secepat mungkin untuk menilai kerusakan dan memberikan bantuan vital.
Satu tim pencarian dan penyelamatan dalam perjalanan mereka ke kota, van mereka sarat dengan peralatan dan perlengkapan khusus.
Para penyelamat itu mengatakan bahwa mereka sangat ingin pergi ke sana dan mulai mencari orang yang selamat, tetapi mereka tidak tahu seberapa buruk kehancuran yang akan terjadi ketika mereka tiba.
Namun kondisi beku menghambat upaya pencarian.
Baca juga: Update Gempa Turki, Kemlu RI: 10 WNI Terluka, 104 Orang akan Dievakuasi ke Ankara
Di provinsi selatan Hatay, Turki, terdengar suara seorang wanita meminta bantuan di bawah tumpukan puing.
"Mereka ribut, tapi tidak ada yang datang," kata seorang warga yang menyebut namanya Deniz sambil menangis, dikutip dari Reuters.
"Kami hancur, kami hancur. Ya Tuhan. Mereka berseru. Mereka berkata, 'Selamatkan kami,' tapi kami tidak bisa menyelamatkan mereka."
"Bagaimana kami akan menyelamatkan mereka? Tiada seorang pun sejak pagi," ujarnya lagi.
Di Kota Osmaniye, Turki, dekat pusat gempa, hujan deras menghambat tim penyelamat saat mereka mencari korban selamat melalui puing-puing.
Baca juga: Daftar Gempa Bumi Paling Mematikan Sejak Tahun 2000, Salah Satunya di Turki
Akibat gempa, kota itu tanpa listrik saat dingin dan hujan turun.
Satu keluarga berkemah di jalan - meskipun suhu sangat dingin - karena mereka takut gempa susulan akan menyebabkan bangunan lain runtuh.
Setiap kali merasakan gempa susulan, keluarga itu bergerak mendekat ke tengah jalan.
Seorang pemilik hotel di kota itu mengatakan kepada BBC bahwa dari 14 tamu yang menginap malam itu, hanya tujuh yang ditemukan.
Bantuan Terhambat

Negara-negara di seluruh dunia telah mengirimkan dukungan untuk membantu upaya penyelamatan, termasuk tim spesialis, anjing pelacak, dan peralatan.
Namun gempabumi telah menyebabkan kerusakan signifikan pada tiga bandara di seluruh Turki, juga menimbulkan tantangan bagi pengiriman bantuan.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyerukan tanggapan internasional, mengatakan bahwa banyak keluarga yang terkena bencana "sudah sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan di daerah-daerah di mana akses menjadi tantangan".
Uni Eropa mengirimkan tim pencarian dan penyelamatan ke Turki, sementara tim penyelamat dari Belanda dan Rumania sudah dalam perjalanan.
Inggris mengatakan akan mengirim 76 spesialis, peralatan, dan anjing penyelamat.
Prancis, Jerman, Israel, dan AS juga telah berjanji untuk membantu.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menawarkan bantuan kepada Turki dan Suriah, seperti halnya Iran.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.